HALO REN 🙌💙
HUJAN NGGAK DI SANA?
SEMOGA HUJANNYA KUNJUNG MEREDA, YA
OKEY TANPA LAMA LAMA KITA CUS KE BAB 2
SELAMAT MEMBACA
SEMOGA PARA REN SUKA SAMA CERITANYA, AAMIIN
***
RUMAH MILIK ANAK PERTAMA
"Nikmat terbesar yang harus patut kamu syukuri, ketika masih mendengar suara ibumu di rumah."
-
Keesokan harinya di sekolah, Baskara duduk di bangku kayu di baris ketiga dekat jendela yang menghadap ke taman. Cahaya matahari pagi menerangi meja kayu yang penuh goresan. Di luar, cicitan burung bersatu dengan riuhnya suara anak-anak di kelas, menunggu guru datang dengan penuh harapan.
Kelas 4B di SDN 20 Satu Bangsa, Bandung penuh suara dan aktivitas. Di satu sudut, sekelompok anak bercanda dan tertawa keras. Di sudut lain, beberapa siswa serius menyalin catatan dari papan tulis milik Bu Wati, guru IPS dan wali kelas mereka yang tegas namun penyayang.
Di tengah keramaian itu, Baskara menunduk, menulis beberapa catatan di bukunya dengan hati-hati. Dia selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas sekolah dengan baik, meskipun pikirannya sering melayang ke dunia cerita-cerita yang dia ciptakan.
"Bas, kamu udah selesai PR-nya?" tanya Natha yang duduk di sebelahnya.
"Udah, Nat. Kamu mau lihat?" tawar Baskara seraya menggeser buku catatannya ke arah Natha.
Mendengar tawaran itu ia mengulas senyum memperlihatkan giginya yang rapi, dan kemudian mengangguk. "Boleh, aku cuma mau pastikan jawabanku benar."
Sementara itu di barisan depan, Kanya Dahayu duduk dengan anggun seraya memperhatikan setiap detail di sekitarnya dengan tatapan dingin. Meski dia sering mengabaikan Baskara, dia tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya terhadap cerita-cerita yang Baskara tulis.
Suara langkah kaki mendekat dari koridor, dan seketika kelas menjadi lebih tenang. Bu Wati masuk dengan senyum menenangkan, tetapi tetap menunjukkan wibawa seorang guru yang tegas. Dia membawa beberapa buku dan berdiri di depan kelas, dan siap memulai pelajaran.
"Selamat pagi, Anak-anak!" sapanya dengan suara yang hangat.
"Selamat pagi, Bu Wati," jawab para siswa serentak.
"Baiklah, hari ini kita akan membahas tentang cerita rakyat. Siapa yang pernah mendengar cerita tentang Timun Mas?" tanya Bu Wati sambil membuka buku besar yang dibawanya.
Beberapa tangan langsung terangkat, termasuk tangan Baskara. Bu Wati tersenyum dan menunjuk Baskara. "Baskara, bisa kamu ceritakan sedikit tentang Timun Mas?"
Baskara merasakan tatapan teman-teman sekelasnya, terutama tatapan dingin Kanya. Walau gugup, dia menghela napas dalam dan berdiri.
"Huh, aku harus bisa! Aku bisa," gumamnya seraya mengembuskan napas panjang lagi dan mengatur pola napasnya yang tak beraturan. Meskipun terlihat gugup, Baskara bukanlah seorang yang pemalu, tapi berbicara di depan banyak orang selalu menjadi tantangan baginya.
Dengan suara yang mencoba tenang, tapi terdengar tegas. Dia mulai bercerita. "Timun Mas adalah seorang gadis yang lahir dari sebuah timun besar. Dia harus berjuang melawan raksasa jahat yang ingin memakannya. Dengan bantuan ibunya dan berbagai benda ajaib, Timun Mas berhasil mengalahkan raksasa itu," tutur Baskara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT KARAM
Romance𝐴 𝑡𝑜𝑢𝑐ℎ 𝑐𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑠 𝑜𝑓 ℎ𝑖𝑠𝑡𝑜𝑟𝑖𝑐𝑎𝑙, 𝑓𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦, 𝑎𝑛𝑔𝑠𝑡, 𝑎𝑛𝑑 𝑠𝑎𝑡𝑖𝑟𝑒. 𝐋𝐚𝐮𝐭 𝐊𝐚𝐫𝐚𝐦 menuturkan perjalanan hidup Baskara yang mimpinya diperkosa oleh kenyataan keparat. Sejak kecil, ia mengejar impian...