SEBUAH AKSARA PERJALANAN PULIH

18 1 0
                                    

Halo Rainku💙

Bagaimana? Masih lanjut? Seru?

***

SEBUAH AKSARA PERJALANAN PULIH

-

Setelah melakukan pendaftaran dan diterima oleh SMP Starlight dengan metode nilai dari ijazah, Baskara Mahardika tak lupa bersyukur kepada Allah karena mempermudah jalannya untuk masuk ke sekolah impiannya. Pada tanggal 15 Juli 2014, di hari pertama sekolah, Baskara memulai harinya dengan penuh semangat.

Dengan tas sekolah barunya yang masih mengkilap, Baskara memutuskan untuk berjalan kaki menuju sekolah, menikmati udara pagi yang segar. Rumah Baskara berada di sebuah desa yang tenang, dengan jalanan berkerikil yang membentang di antara rumah-rumah sederhana dan pepohonan tinggi. Perjalanan ke SMP Starlight memakan waktu sekitar 40 menit.

Jalan Karya Kasih, tempat sekolah tersebut berada, adalah jalur yang cukup ramai dan tetap memiliki nuansa pedesaan yang kental. Sepanjang perjalanan, Baskara melewati beberapa kebun kecil yang ditanami berbagai macam sayuran dan bunga-bunga liar yang tumbuh subur di tepi jalan. Ia juga melihat deretan rumah-rumah kayu dengan pekarangan luas, di mana anak-anak kecil bermain layangan dan orang tua sibuk dengan kegiatan pagi hari mereka.

Di kejauhan, terdengar suara ayam berkokok dan kambing mengembik, menambah suasana khas pedesaan yang damai. Di depan salah satu rumah, Baskara melihat seorang kakek sedang memotong rumput untuk pakan ternaknya, sementara di sisi lain jalan, seorang ibu menjemur pakaian di atas tali yang diikat antara dua pohon besar.

SMP Starlight sendiri terletak di jalan yang menuju pusat ibu kota Bandung, menjadikannya cukup strategis dan mudah dijangkau. Gedung sekolah tampak megah dengan cat berwarna biru terang, dilengkapi dengan lapangan luas di depannya. Baskara merasa kagum saat pertama kali melihat gerbang besar sekolahnya yang bertuliskan nama "SMP Negeri Starlight, Bandung" dengan huruf tegas.

Setelah tiba di sekolah, Baskara menghabiskan beberapa menit mengamati lingkungan sekitar. Ia melihat taman kecil dengan bunga-bunga berwarna-warni di sisi kanan gerbang, bangku-bangku yang tertata rapi di sepanjang koridor, dan beberapa siswa yang sedang bercengkerama dengan teman-teman barunya. Meskipun sedikit gugup, Baskara merasa optimis dan siap menghadapi petualangan barunya di SMP Starlight.

***

Lima belas menit kemudian, saat bel sekolah berbunyi, suara mic terdengar keras memerintahkan seluruh siswa baru berkumpul di lapangan. Baskara yang duduk di antara pepohonan dekat gerbang sekolah, langsung berdiri dan melangkah ke arah lapangan. Tampak jelas, Baskara terlihat gugup dan jantungnya berpacu lebih cepat. Ia merasakan keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya, dan tangannya sedikit gemetar saat ia menggenggam tali tasnya lebih erat.

"Pikiranku pasti berlebihan," ucap Baskara sambil berusaha menenangkan diri. "Tapi gimana kalau benar? Gimana aku enggak bakal bisa punya temen? Gimana kalau mereka menjauhiku?"

Saat tiba di lapangan, Baskara berdiri di barisan ketujuh dengan seragam putih birunya. Ia berusaha memfokuskan diri pada informasi peraturan dan nasehat dari kepala sekolah, meskipun pikirannya terus berbicara dan mencoba mengendalikan dirinya.

"Aku harus mendengarkan ini. Ini penting. Tapi gimana kalau aku enggak bisa beradaptasi? Aku harus berusaha keras, aku jangan membuat kesalahan."

Ketika ketua OSIS mengambil alih pembicaraan lalu memberitahu tentang acara MPLS di hari pertama, Baskara mendengarkan dengan serius dan berusaha memahami setiap kata yang diucapkan.

LAUT KARAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang