LAHIRNYA MALAIKAT KECIL

28 5 0
                                    

Halo Ren💙

Selamat hari minggu

Semoga suka sama ceritanya, Aamiin💙

***

LAHIRNYA MALAIKAT KECIL

"Kadang, kebahagiaan terlahir dari luka paling dalam."

-

Kamis, 19 Mei 2007

Baskara kecil duduk bersama papanya di tepi kursi koridor rumah sakit, suasana hatinya terasa berbeda hari itu. Ada kegelisahan yang menggelayut di udara, membuat hatinya berdebar-debar tak menentu. Ia merasakan getaran kecil di dalam dadanya, campuran antara rasa penasaran dan kekhawatiran.

Dengan suara kecil yang penuh rasa ingin tahu, Baskara memecah keheningan sesaat dan bertanya kepada papanya, “Papa? Apa yang kita tunggu-tunggu di sini?”

Papanya mengulas senyum lembut sambil memegang pundak Baskara, memberikan sedikit ketenangan. “Ibas bakal dapat kejutan hari ini, Bas."

Kedua mata Baskara berbinar penuh harap. "Hah? Kejutan apa?" tanyanya heran.

Dengan senyum penuh kehangatan, papanya menjawab, "Kamu sekarang punya adik, Baskara."

Mata Baskara membulat, terkejut tapi penuh antusiasme. "Hah? Adik? Papa serius?!” tanyanya dengan volume yang naik.

Suasana senja melintas dengan kelembutan, menandakan saat-saat terindah akan segera tiba. Mereka berdua berjalan menuju ruang persalinan. Saat berada di ruangan itu, gemericik air meredup menjadi latar belakang untuk momen yang dinantikan dengan penuh harap. Baskara kecil, dengan wajah penuh antusias dan kegugupan, berdiri di samping papanya yang tak sabar menunggu.

Lalu, suara tangisan lembut memecah keheningan, menandai kedatangan seorang malaikat kecil. Tangisan itu melingkupi ruangan, menciptakan dentingan musik yang menggetarkan hati. Baskara dan papanya saling pandang, mata mereka berkilau dalam kebahagiaan yang tak terkira.

Seolah dunia berhenti sejenak untuk memberi ruang bagi momen suci ini. Baskara merasakan getaran dalam dadanya, getaran yang mengalir dalam aliran kebahagiaan murni. Papanya tersenyum lebar, penuh kebanggaan, sementara bayangan wajah sang adik perempuan menyapa mereka dengan kelembutan.

Dalam gemuruh tangisan yang meriah, keluarga mereka tumbuh dengan kebahagiaan yang melimpah. Setiap detik menjadi penuh makna, setiap tangisan adalah lagu kehidupan yang baru lahir. Dan di tengah-tengah semua itu, Baskara menyadari bahwa ia telah diberi anugerah yang tak ternilai, adik perempuan yang akan menjadi sahabat sehidup semati.

Di dalam keheningan malam, dengan sinar lampu redup yang hangat, sang mama menggendong buah hatinya yang baru lahir. Di sampingnya, Baskara kecil menyimak dengan penuh antusiasme.

“Papa, mau kasih nama apa?” tanya sang mama dengan nada lirih, seolah berbisik kepada kegelapan yang tenang.

“Diana aja, Ma!” celetuk Baskara dengan semangat.

Sang papa, yang tadinya tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba tersenyum. Mata cokelatnya melebar dengan kilauan ide yang baru. "Karena lahirnya di bulan Mei, gimana kalau namanya jadi Meidiana?"

Baskara terdiam sejenak, merenungi nama itu, lalu mamanya segera menyetujui dengan nada lembut, “Bagus itu, Pah.”

Tak lama, Baskara kecil menyuarakan sarannya lagi, kali ini dengan suara penuh keyakinan. “Nama belakangnya kasih nama Azzahra aja, Ma, Pa.”

LAUT KARAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang