DUNIA BASKARA KEMBALI

22 4 1
                                    

Halo, Ren aku double update, ya 💙

Semoga suka sama ceritanya, Aamiin 💙

***

DUNIA BASKARA KEMBALI

-

Baskara kembali ke kenyataannya sekarang, menyapu pandangan ke sekitar taman Alam Raya yang dipenuhi dengan hamparan hijau rumput dan pohon-pohon menjulang tinggi. Di bawah sinar matahari hangat, dia tersenyum dengan wajah sedih. Hatinya masih berat dengan perasaan bersalah, tetapi ada kilau pengertian baru yang muncul di matanya.

Baskara engambil napas panjang seraya menunduk, merasakan setiap hela udara yang masuk dan keluar dari paru-parunya. Dengan hati yang tulus, ia berkata, "Ma, Pa, Mei, Ibas minta maaf atas sikapku akhir-akhir ini."

Afifah, yang berdiri di sampingnya tampak senang mendengar permintaan maaf Baskara. Wajahnya yang lembut memancarkan rasa lega dan haru. Dia melangkah mendekat, merentangkan tangan untuk merangkul putranya. "Enggak papa, Nak. Yang penting, kamu sudah mengerti dan mau berubah," ucap Afifah dengan suara penuh kasih.

Papanya, yang berdiri di sebelah Afifah, menepuk bahu Baskara dengan lembut. "Kamu selalu jadi kebanggaan kami, Bas. Kami mengerti, dan Papa Mama selalu di sini untukmu dan enggak bakal membuat putra Papa dan Mama sedih lagi," katanya dengan senyum hangat yang memberikan kekuatan baru pada putranya.

Meidiana, yang sejak tadi berdiri di samping papanya, kini menghampiri kakaknya dengan langkah kecil. Matanyamenatap langsung ke mata Baskara, mencerminkan cinta tanpa syarat dari seorang adik. "Aa, Mei juga maafkan Aa. Mei cuma mau Aa bahagia," katanya dengan suara lembut, lalu memeluk Baskara erat.

Kehangatan pelukan keluarga mereka menyelimuti Baskara, menghapus sedikit demi sedikit rasa bersalah yang ada. Mereka saling berpelukan dengan penuh kehangatan keluarga di taman Alam Raya itu, di bawah langit biru cerah yang dipenuhi awan putih lembut.

Lingkungan sekitar tampak tenang dan damai. Angin berhembus pelan, membelai wajah mereka dengan kelembutan. Burung-burung berkicau riang, menambah harmoni suasana alam menenangkan. Aroma tanah yang segar dan rumput hijau menambah kedamaian hati mereka.

Baskara merasakan kehangatan tubuh keluarganya yang saling berdekapan erat. Sentuhan lembut tangan mamanya di punggungnya, tepukan lembut papanya di bahunya, dan pelukan hangat adiknya yang kecil, tetapi penuh dengan cinta—semuanya membentuk jalinan kasih sayang yang tak ternilai.

Mereka berdiri di sana, menikmati momen kebersamaan yang tulus dan penuh cinta. Kehangatan yang mereka rasakan seolah memancar dari hati ke hati, menguatkan ikatan keluarga yang tidak akan terputus oleh apapun. Di taman Alam Raya itu, mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati, di tengah perjuangan dan harapan yang masih terus mereka jalani.

Baskara memejamkan matanya, meresapi setiap detik momen ini. Dia membuka matanya perlahan, melihat wajah-wajah yang dicintainya dan merasa bahwa meskipun dunia ini penuh huru hara, cinta keluarganya akan selalu menjadi cahaya penuntun.

Meidiana tersenyum lebar, menunjukkan gigi-giginya yang kecil dan putih. "Aa, Mei sayang banget sama Aa. Mei bakal selalu ada buat Aa," ujarnya, matanya bersinar-sinar.

Dalam momen itu, di tengah keindahan taman Alam Raya yang dipenuhi dengan cahaya matahari dan kehangatan keluarga, Baskara merasa seluruh beban yang menghimpit hatinya mulai menghilang. Ia mengerti bahwa cinta dan dukungan keluarga adalah kekuatan terbesar yang bisa ia miliki, dan bersama mereka, ia mampu menghadapi segala rintangan.

Mereka berdiri di sana, menikmati momen kebersamaan yang tulus dan penuh cinta. Kehangatan yang mereka rasakan seolah memancar dari hati ke hati, menguatkan ikatan keluarga yang tidak akan terputus oleh apapun. Di taman Alam Raya itu, mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati, di tengah perjuangan dan harapan yang masih terus mereka jalani.

LAUT KARAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang