Halo Rain💙
Semoga suka sama ceritanya 💙
***
SEMPURNA PADA TEMPATNYA
-
Satu tahun kemudian, pada 19 Mei 2015. Pagi itu terasa berbeda. Sinar matahari menerobos melalui jendela kamar Baskara, memeluknya dengan kehangatan lembut yang mengingatkan pada ketulusan cinta seorang ayah. Setiap helai daun di luar jendela berbisik tentang perjalanan panjang yang telah dilaluinya.
Baskara telah menjalani kesehariannya dengan lancar. Di lingkungan barunya di sekolah, dia sudah merasa nyaman. Di masa SMP ini, Baskara lebih sering menghabiskan waktunya untuk belajar daripada bermain bersama teman sekelasnya. Buku-buku pelajaran menjadi teman setianya, dan ruang perpustakaan adalah tempat perlindungannya. Ketekunan dan kedisiplinan membawa hasil yang baik hingga ia bisa mencapai peringkat kedua di kelas, sebuah pencapaian yang cukup membanggakan bagi banyak orang, tetapi merasa tidak bagi Baskara.
Dia menulis dalam jurnalnya dengan tinta yang hampir habis, mencatat setiap tujuan, rasa, dan pencapaian hariannya. “Hari ini aku harus lebih baik dari kemarin. Aku ingin terus berkembang, seperti bunga yang terus mekar, mencapai sinar matahari tertinggi,” tulisnya dalam salah satu halaman jurnalnya. Setiap kata yang ditulisnya adalah cerminan dari tekadnya yang kuat untuk menjadi lebih baik, untuk mencapai lebih dari apa yang telah diraihnya.
Baskara tidak puas dengan hasil peringkat itu. Dia ingin belajar lebih giat lagi. Baginya, hidup adalah tentang terus berjuang, dan setiap langkah kecil adalah bagian dari perjalanan besar menuju impiannya.
Di tengah segala kesibukan dan perjuangan itu, ada kebahagiaan lain menyinari hidupnya. Sang papa, dengan kerja keras dan dedikasinya, telah memberikan motor kepada putranya. Motor itu bukan hanya sekedar alat transportasi, tetapi simbol cinta dan pengorbanan seorang papa yang ingin melihat anaknya mencapai impian mereka. Setiap kali Baskara menyalakan motornya, dia merasakan hangatnya cinta dan dukungan papanya yang selalu menyertainya di setiap perjalanan.
Ketika Baskara membawa motor itu ke sekolah untuk pertama kalinya, teman-teman sekelasnya langsung menunjukkan reaksi beragam. Sebagian besar kagum dan penasaran, termasuk Zaidan, sahabat dekatnya. Zaidan mengernyitkan dahinya, tanda ia heran sekaligus penasaran. "Emang kamu boleh bawa motor ke sekolah?" tanyanya dengan nada ragu, alisnya terangkat dan matanya sedikit menyipit.
"Hm, boleh-boleh aja," jawab Baskara dengan santai sambil mengangkat bahu.
Zaidan menghela napas pelan, wajahnya menampakkan sedikit rasa iri namun tetap tulus. "Bersyukur, ya. Karena aku malahan enggak dibolehin," katanya sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya. Mata Zaidan melirik ke arah motor Baskara dengan campuran kekaguman dan kekecewaan, bibirnya mengerucut sejenak sebelum kembali tersenyum tipis.
Kehebohan di kalangan teman-teman sekelasnya sampai ke telinga guru-guru di sekolah. Namun, Baskara tahu bahwa tak semua orang akan merespons hal yang sama.
Ketika ia pulang ke rumah, sang mama menanyakan bagaimana tanggapan guru-gurunya mengenai murid yang membawa motor ke sekolah. Baskara kemudian menjawab dengan tenang, "Enggak pa-pa sebenernya, Ma. Lagipula, ada beberapa orang yang juga membawa motor ke sekolah. Di sekolah juga ada tempat parkir khusus biasanya jadi tempat bagi para murid Starlight, mau dari kelas 7 sampai kelas 9," ungkap Baskara secara terang-terangan kepada mamanya. Lalu, respons dari sang mama juga tetap mengingatkan untuk tidak kebut-kebutan di jalan atau bisa membahayakan orang lain.
Memang, tempat itu seakan menjadi oasis bagi mereka yang sudah dipercaya mengendarai motor sendiri. Di lain sisi ia merasa bahwa membawa motor tersebut memberikan semangat berarti dan kebanggaan tersendiri untuk pergi ke sekolah. Setiap kali ia menoleh ke arah parkiran itu, hatinya dipenuhi rasa syukur atas dukungan keluarganya, terutama papanya yang selalu ada di belakang setiap langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT KARAM
Romance𝐴 𝑡𝑜𝑢𝑐ℎ 𝑐𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑠 𝑜𝑓 ℎ𝑖𝑠𝑡𝑜𝑟𝑖𝑐𝑎𝑙, 𝑓𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦, 𝑎𝑛𝑔𝑠𝑡, 𝑎𝑛𝑑 𝑠𝑎𝑡𝑖𝑟𝑒. 𝐋𝐚𝐮𝐭 𝐊𝐚𝐫𝐚𝐦 menuturkan perjalanan hidup Baskara yang mimpinya diperkosa oleh kenyataan keparat. Sejak kecil, ia mengejar impian...