Prolog

3.4K 146 0
                                    


Bunga-bunga bermekaran, sangat indah dipandang. Harum wanginya sangat menenangkan. Segalanya hilang jika berada didekat pria didepan mataku saat ini.

Dalam beberapa bulan, pemandangan seperti ini menjadi familiar. Dengan menikmati teh. Sungguh sangat tidak masuk akal. Amelia menelan kembali fakta bahwa dia ingin berteriak sekencang-kencangnya sekarang. Aroma dan rasa yang tajam dari teh hitam dalam lidahnya mengembalikan akal sehatnya.

"Apa ada masalah?"

".... Tidak, Tidak ada."

Faktanya, sebenarnya ada masalah. Pertama, aku ingin melarikan diri dari tempat ini dan dari pria didepanku sekarang.

"Sepertinya kamu tidak ada rencana pergi keluar hari ini."

Pergi keluar. Apa bisa itu dikatakan pergi keluar? Itu adalah rencana melarikan diri yang ditutupi dengan alasan pergi keluar. Aku tidak ingat kapan ini dimulai, permainan kucing dan tikus (kejar-mengejar) antara aku dan dia. Ini adalah permainan melarikan diri yang aneh dimana tidak ada satupun yang melarikan diri karena terhalang penghalang.

"Tidak, aku tidak pergi keluar."

"Baguslah, itu pilihan yang bijak."

Wajah Amelia perlahan murung pada kata 'pilihan yang bijak' tetapi dia dengan cepat mengubah ekspresinya. Bodoh kalau dia menunjukkan ekspresinya saat ini. Akhir hubungan ini sudah dekat. Semua persiapan juga sudah, dan yang perlu dia lakukan hanyalah membuat keputusan.

Dia tidak mengerti, bagaimana dia berakhir di situasi ini. Seharusnya ini jalan yang mudah.... Minum teh dan melihat pemandangan tidak jelas seperti ini, seharusnya tidak terjadi sesuai jalan rencananya. Raphael dalam novel seharusnya mengabaikan istrinya, Amelia.

'Tapi, siapa pria yang duduk didepanku sekarang?'

Rambut pirang seperti lelehan emas murni. Mata emas yang bisa memikat orang dengan melihatnya. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya darinya seperti hanya dia satu-satunya sumber cahaya di kegelapan. Raphael Lloyd Siegfried memiliki penampilan yang dapat mengalihkan perhatian.

Mata itu sedang memandangnya sekarang. Bukan pandangan yang penuh cinta. Ini lebih seperti tatapan monster yang bersiap menggigit lehernya kapanpun.

"Apa permainan kekanak-kanakannya sudah selesai?"

"Permainan....Apa maksudnya?"

"Syukurlah, karenamu beberapa bulan ini terasa tidak membosankan."

Setiap kali dia membuka mulutnya, Amelia sangat kesulitan untuk menjaga postur tubuhnya karena ketakutan yang ada dalam dirinya. Raphael Lloyd Siegfried dihadapannya benar-benar berbeda. Dia tidak tau kenapa pria ini tiba-tiba terobsesi dengannya.

Raphael harusnya membenci istrinya, Amelia. Pengemis yang tidak berguna dan hanya menghabiskan uang. Hal itu sangat normal untuk memikirkannya seperti itu. Dia seharusnya tidak minum teh berhadapan dengannya seperti sekarang.

"Ini sangat menyenangkan."

"....."

"Istriku akhirnya meminta untuk minum teh bersamaku, setelah waktu yang lama kita tidak bersama seperti ini, tetapi sepertinya istriku tidak menikmatinya?"

Sebenarnya Amelia yang biasanya menggoda Raphael. Dia sangat gigih untuk bisa bertemu raphael, selalu ingin memandangi wajahnya, selalu ingin memeluk tubuhnya. Tetapi beberapa bulan ini, situasinya berbalik. Amelia melarikan diri dari Raphael dan Raphael selalu menemukannya.

"Aku punya permintaan, yang mulia."

"Kamu bisa memberitahuku apapun."

Tangan kecil Amelia yang memegang cangkir teh bergetar. Bahkan pada momen seperti ini, dia tidak mengalihkan pandangannya dari Amelia. Pria yang diinginkan oleh semua wanita di kekaisaran. Itu kenyataannya, walaupun dia sudah menjadi pria yang beristri. Bahkan saat ini, banyak wanita yang mati-matian mengejar cinta Raphael.

Raphael sudah kehilangan sikap waspadanya dan lebih menujukkan aura berbahaya secara terang-terangan. Itulah dia. Tokoh antagonis dan pria yang tidak takut apapun. Dia juga adalah ayah dari Leonel Siegfried, yang nantinya akan menjadi antagonis juga.

"Tolong ceraikan aku. Aku akan membesarkan anakku sendiri."

Aku sudah susah payah mengatakannya, bahkan aku sudah berkali-kali latihan dan menyiapkan kalimat yang akan aku ucapkan, tapi tidak ada tanggapan dari orang yang mendengarnya. Dia hanya mengerutkan wajahnya dan berekspresi kaku, baru pertama kalinya aku melihatnya begitu. bibirku semakin bergemetar karena gugup.

Amelia berpikir kenapa dia sangat marah dengan permintaannya untuk bercerai.

"Aku janji aku tidak akan pernah menampakkan diri lagi dihadapanmu."

"Kamu mau pergi kemana?"

"Aku akan meninggalkan kekaisaran dan pergi ke tempat lain..."

Dia ingin mengatakan bahwa dia berencana melarikan diri sejauh mungkin hingga tidak memungkinkan mereka untuk saling bertemu kembali, tapi dia tidak bisa mengatakannya.

"Kalau kamu pergi ketempat lain, Aku akan menghapus tempat itu dari peta."

"...."

"Kalau kamu pergi menemui pria lain, Aku akan membunuhnya."

Jadi intinya.

Meskipun kamu hidup atau mati, kamu akan tetap berada disisiku.

Raphael Lloyd Siegfried. Dia mencintai wanita lain.

Please Divorce Me Villain, I'll Raise the Child AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang