Chapter 3

1.4K 78 0
                                    

Kejadian itu menjadi trauma bagi Leonel, membuat dirinya tersiksa sepanjang hidupnya, bahkan saat mendekati kematiannya. Mental Leonel menjadi hancur sampai dia mengalami halusinasi Amelia menampakkan dirinya didepan matanya. Raphael memanfaatkan kelemahan Leonel dan terus mendorongnya menjauh.

Tidak menjadi seorang Siegfried seutuhnya juga bukan orang yang tumbuh normal, Leonel diharapkan bisa tumbuh menjadi seorang yang kuat walaupun menjadi separuh Siegfried. Karena berada dikondisi tersebut, kepribadiannya tidak bisa terbentuk sempurna. Kejatuhan mental Leonel sudah sangat parah hingga perlu untuk ditolong.

"Apakah Raphael pernah menganggap Leonel sebagai putranya?"

Sejak awal, Raphael tidak pernah menganggap Leonel sebagai putranya. Dia bahkan tidak menurunkan nama tengah 'Lloyd' pada Leonel. Leonel hanyalah anak yang terlahir karena kesalahan, lahir dari hubungan tanpa cinta. Dan masih ada banyak kesalahan-kesalahan yang lain.

Leonel tidak bisa menggunakan kekuatan yang didapatkan setiap anggota keluarga Siegfried. Dia tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuatan penuh yang dimilikinya dari keturunan langsung darah Siegfried. Bahkan setelah beberapa waktu, dia hanya bisa mengendalikan beberapa monster level rendah.

"Sebenarnya, seberapa besar Amelia menyalahkan anaknya...."

Saat Raphael menuangkan luka pada Leonel dengan ketidakpeduliannya dan sikap dinginnya, masalah terbesarnya adalah Amelia, ibunya, dia menyalahkan semua ketidakberuntungannya pada Leonel.

Kalau saja Leonel terlahir sempurna. Amelia tidak akan menderita seperti ini. Ini sudah seperti kebiasaan sehari-hari bagi Amelia untuk menyalahkan dan menyakiti Leonel, dan tidak cukup dengan kata-kata kasar bahkan sampai kekerasan pada tubuh. Pada akhirnya, Amelia mencoba membunuh Leonel dan berakhir kehilangan nyawanya.

Semua ini terjadi dihadapan seorang anak kecil.

Memang sebuah kesialan, tidak ada kesialan yang lebih buruk daripada ini.

"....."

Kebiasaan buruk dari generasi sebelumnya berlanjut pada generasi selanjutnya. Dalam keluarga Grand Duke, Sierra, tokoh utama wanita protagonis, adalah satu-satunya yang peduli dengan Leonel. Saat Leonel menerima kasih sayang untuk pertama kalinya, dia tidak bisa mengendalikan kewarasannya. Tetapi masalahnya adalah kasih sayang Sierra pada Leonel bukanlah bentuk cinta yang romantis.

"Ah....kepalaku sakit...."

Obsesi Leonel dengan Sierra itu adalah hasil yang jelas. Ada pepatah, darah lebih kental daripada air, dan kasih sayang Sierra menjadi katalis yang membangunkan kekuatan penuh Siegfried pada diri Leonel.

'Kenapa juga harus ada Amelia Seraphin....'

"Saya akan masuk."

Mungkin karena aku terlalu fokus dengan pikiranku. Aku tidak mendengar ketukan dipintu. Saat aku melihat May masuk dengan troli, aku langsung berdiri dari tempat dudukku.

"Madam?"

"Oh....aku tidak dengar ada ketukan..."

"Saya tidak mengetuk pintu, seperti yang anda lihat, tangan saya membawa troli."

Jadi ini bukan karena dia tidak mendengar ketukan, tetapi May memang masuk tanpa mengetuk pintu. Amelia tidak bisa berkata-kata lagi dengan pernyataan percaya diri May.

"Saya kan sudah memberi tau anda, akan membawakan makanan."

Dia tetap diam sembari melihat makanan yang ditata diatas meja disamping tempat tidur. Apa Amelia selalu makan didalam kamar seperti ini?

"Kalau begitu, saya akan pergi dulu."

"Tunggu."

May terlihat seperti dia ingin segera pergi dari kamarnya. Bukankah seharusnya ini tugasnya untuk tetap menunggu sampai Amelia menyelesaikan makannya? Tentu saja, pelayan lain melakukannya, tetapi sikap May sangat tidak sopan.

Please Divorce Me Villain, I'll Raise the Child AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang