Chapter 32

646 40 0
                                    

Kembali ke alur cerita^^

~~~~~~

"Raphael....?"

Amelia tidak mengerti kenapa Raphael memandangnya dengan intens dari atas hingga kebawah. Amelia tidak mendengar suara pintu terbuka; Raphael muncul secara diam-diam seperti pembunuh bayaran.

"Tu—tunggu....!"

Mencoba untuk bertanya pada Raphael agar melepaskan badannya sepertinya sia-sia. Pupil mata Raphael kehilangan kilaunya sejak beberapa saat yang lalu. Mata Raphael sepenuhnya kehilangan fokus. Apa ini adalah salah satu yang tertulis di dalam novel? Hari saat Amelia menghabiskan malam bersama Raphael.

Raphael dikuasai oleh keinginannya yang menggebu, tidak ada lagi hal lainnya selain insting yang dikendalikan oleh nafsu monsternya. Bahkan saat ini, sepertinya Raphael sudah tidak mendengarkan apapun perkataan Amelia.

"Ah....!"

Amelia menutup kedua matanya rapat saat wajah Raphael mendekat. Ini sungguh tidak adil karena Raphael mendekatinya dengan wajahnya yang tampan itu. Amelia tidak mungkin bisa menolak. Raphael itu sangat tampan, tetapi saat ini, sedikit berbeda. Aura yang dimiliki Raphael yang keluar dari dirinya, yang bisa menyihir orang.

"H—hey....!"

"...."

Amelia merasakan nafas panas yang berada di lehernya, dan seluruh badannya bergetar dan terkejut. Desahan pelan keluar dari bibir Amelia. Dia tidak tahu insiden apa yang mungkin akan terjadi jika ini terus berlanjut. Tetapi orang di hadapannya ini sepertinya sedang tidak berada pada pikiran akal sehatnya.

"Raphael Lloyd Siegfried!"

Jika Raphael tidak mendengar apapun yang Amelia katakan padanya dengan lantang, maka Amelia tidak punya pilihan lainnya selain membuat Raphael mendengarnya. Amelia memanggil nama Raphael dengan lantang dan memukul punggung Raphael. Pada akhirnya Amelia hanya menyakiti dirinya sendiri lebih dari yang dia kira, memukul tubuh kokoh Raphael.

"Raphael!"

".....Kamu bisa berhenti memukulku sekarang."

Saat Amelia bertanya-tanya mungkin dia harus mencubit Raphael atau sesuatu yang lain, dia mendengar suara yang lembut, dan dingin. Pandangan mata Raphael yang kembali seperti biasanya dan ekspresi dingin Raphael membuat Amelia bergemetar. Orang akan bertanya-tanya siapa yang sudah menciptakan situasi ini.

"Kamu benar-benar memanggil dengan suara yang cukup keras."

"Apa?"

"Aku pikir kamu akan memanggilku dengan Yang mulia Grand Duke selamanya."

Sekarang, apa kamu sedang membicarakan tentang bagaimana aku memanggilmu dengan nama depanmu? Siapa juga yang memberimu hak untuk membaringkan orang seenaknya dan menciumnya sesuka hatimu? Meskipun Amelia tidak berada di pikiran akal sehatnya, dia itu masih bisa terhitung sebagai korban.

"Kalau kesadaranmu sudah kembali, segera menyingkir, Yang mulia Grand Duke."

Amelia sengaja menekankan kata 'Yang mulia Grand Duke', artinya jika Raphael sudah mengerti, sebaiknya dia segera menyingkir.

"Yang mulia?"

"Saya pikir anda pasti akan menyukai panggilan itu."

"Aku? Kamu pikir aku akan menyukainya saat kamu memanggilku seperti itu?"

Saat ini, Amelia tertawa dengan kencang karena semua hal konyol ini. Apa yang harus dia lakukan dengan pangeran sialan ini? Tentu saja, Amelia yang asli pasti akan menyukai hal-hal seperti ini. Tetapi dia tahu. Dia tahu bagaimana kejamnya pria ini. Tidak ada hal baik pada dirinya selain wajahnya yang tampan. Dia adalah contoh sempurna untuk seekor serigala yang berbulu domba.

Please Divorce Me Villain, I'll Raise the Child AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang