Please Divorce Me Villain, I'll Raise the Child Alone

Chapter 12

Kamu tidak bisa main-main dengan seorang perempuan gila. Ini selalu menjadi pilihan yang bijak bagi seorang yang gila untuk berpura-pura tidak mengetahui apapun dengan mata yang berkabut. Kalau kamu memprovokasi orang gila, kamu pasti akan kelelahan.

Karena perilaku gila Amelia terus berlanjut, bahkan May, yang biasanya ikut campur dan mengatakan jika semuanya tidak di ijinkan, mulai diam-diam mengabaikannya.

"Hmm."

Wajah-wajah mereka yang terkejut sangat memuaskan bahkan aku sampai akan berteriak seperti orang gila. Untungnya, aku bisa kembali mendapatkan ketenanganku, itu benar-benar momen yang berbahaya. Mereka lebih terbiasa dengan Amelia yang menciptakan keributan, tetapi itu adalah pertama kali bagi dirinya bertingkah menggila.

"Apakah itu akan lebih baik dari yang aku pikirkan?"

Dia tidak bisa berhenti bergumam. Kenyataannya, ini tidak mudah baginya untuk berpura-pura menjadi gila seperti dia sudah kehilangan akal sehatnya. Dia adalah orang yang sangar waras, dan dalam keadaan normal, itu akan menjadi tidak terpikirkan baginya untuk mengotori bajunya sendiri.

Tapi lihat apa yang terjadi sekarang. Dia mendapatkan sedikit kebebasan yang manis hanya karena mengotori gaunnya.

"Ini benar-benar besar untuk ruang belajar."

Para pelayan, yang bergerak bergantian sebagai respon pada perintahnya untuk mengantarnya ke ruang kerja, yang tampak seperti perpustakaan setelah dia datang, mengantarnya kesini tanpa ragu-ragu.

"Mereka mengatakan semua buku tentang keluarga Siegfried disimpan disini."

Sebenarnya, dia tidak memiliki ekspektasi yang tinggi, meskipun dia meminta untuk diantarkan ke ruang kerja. Keluarga Siegfried tidak terkenal dari pengajaran ilmiahnya. Mereka mengandalkan dari kekuatan turun temurun garis bangsawannya. Tentu saja, dia pikir tidak akan ada banyak buku-buku....

"Tetapi mereka memiliki perpustakaan juga...."

Awalnya, dia bertanya-tanya apa maksudnya saat mereka mengatakan disini ada perpustakaan. Dia seharusnya menyadarinya saat dia menyebutkan ruang kerja. Mengatakan ini adalah sebuah ruang kerja adalah tidak sopan mempertimbangkan seberapa besar tempat ini. Amelia membuka mulutnya dalam keheranan karena tempat yang berbentuk kubah ini dikelilingi oleh buku-buku dari lantai hingga langit-langitnya.

Dia mungkin tidak tau buku-buku apa disini karena banyaknya jumlah mereka. Tetapi bertolak belakang dengan kekhawatirannya, semua buku-buku terpelihara dengan baik. Meskipun ada tempat yang tidak terjangkau dan bisa terkena debu, segalanya disini rapi.

"Buku-buku hukum, buku-buku hukum...."

Karena banyaknya buku-buku yang ada disini, pasti ada setidaknya satu buku hukum. Tetapi di situasinya saat ini, dia tidak bisa meminta buku hukum. Itu pasti akan segera dilaporkan kepada Raphael jika dia meminta penjaga perpustakaan membawakannya buku itu.

Ini adalah keberuntungan karena para pelayan masih belum masuk. Salah satu penghiburan yang dia miliki adalah dia cukup menyukai perpustakaan. Meskipun dia kelelahan dan tidak memiliki banyak waktu untuk dirinya sebelum merasuki tubuh Amelia, dia biasanya sering mengunjungi perpustakaan terdekat. Itu menyenangkan untuk duduk dengan tenang diantara orang-orang, dan aroma buku-buku yang menyentuh hidungnya membuatnya merasa damai.

"Jika aku tau bagaimana buku-buku ini diatur, aku bisa menemukannya dengan cepat."

Ironisnya, semakin besar perpustakaan, semakin sistematis buku-buku diatur sesuai dengan peraturannya. Biasanya, mereka di kategorikan dan diurutkan berdasarkan judul....

"Ini disini!"

Berlawanan dengan ekspektasinya, ternyata ada banyak buku-buku yang berhubungan dengan hukum di kastil Siegfried. Dia perlu tau tentang sistem negara dan budaya. Tidak hanya perceraian, karena dia juga nantinya akan hidup sendirian. Dia harus tau apa yang terjadi pada wanita yang bercerai.