!!!!!!!!!!!! PERINGATAN KERAS !!!!!!!!!!!!
Dalam chapter ini banyak mendeskripsikan tentang pembunuhan, penganiayaan, penyiksaan, dan gangguan kesehatan jiwa/mental. Dimohon kepada seluruh pembaca dapat BIJAK menyikapi peringatan yang telah diberikan.
Segala macam akibat/efek samping setelah membaca cerita ini, diluar tanggung jawab Translator.
!!!!!!!!!!!!!! PERINGATAN KERAS !!!!!!!!!!!!
Senjata-senjata yang tajam, tampaknya dikendalikan oleh sihir, melayang di udara seolah mengancam akan dijatuhkan diatas tubuh Amelia. Pada saat itu, Amelia menutup kedua matanya dengan erat, menyadari bahwa sudah tidak ada jalan keluar lagi. Amelia saja ragu bisa menghindari satu senjata, apalagi dengan banyak senjata yang dikendalikan oleh sihir seperti ini.
Ini sudah lebih dari tidak imbang. Ini seperti pertarungan antara murid Sekolah Dasar dengan orang dewasa. Jika Amelia terkena serangan semua senjata itu, tubuhnya sudah pasti terkoyak-koyak. Jika saja Amelia tahu, dia pasti sudah meminta Master untuk membelikannya alat-alat sihir yang banyak. Ini adalah salahnya karena terlalu puas dengan keadaan, mengira bahwa dirinya akan aman selama dia berada di Siegfried.
Amelia sudah berada dalam khayalan bahwa tidak akan ada satupun yang akan membunuhnya kecuali Raphael, tidak menyadari bahwa sebenarnya, banyak orang yang membenci dirinya.
"Amelia~~~ Selamat Tinggal~~~"
Amelia seharusnya tidak memprovokasi May. Bersiap menghadapi senjata yang akan menusuknya, Amelia semakin merapatkan kedua matanya yang tertutup. Seberapa sakitnya ini nanti? Amelia bisa mendengar suara senjata yang bergesekan satu sama lain di udara.
"......."
Anehnya, Amelia tidak merasakan sakit. Apa badannya sudah mati rasa karena rasa sakit yang luar biasa? Atau mungkin dia sudah mati secara langsung dan tidak dapat merasakan kesakitan. Bagaimanapun juga, Amelia takut untuk membuka kedua matanya. Dia takut melihat badannya bersimbah darah, dan dia tidak ingin melihat May, yang akan menyukai kondisinya yang seperti itu.
Bang. Bang.
Ada suara aneh saat Amelia tetap menutup kedua matanya. Suaranya terdengar seperti seseorang mengetuk secara keras pada dinding yang kokoh. Tidak diragukan lagi.....
"Uh.....!"
Ada suara yang penuh dengan kebencian. Suaranya tidak terlalu jelas, tapi itu sudah pasti suara May. Apa yang terjadi? Amelia meraba di sekelilingnya dengan kedua tangannya, mengira akan merasakan aliran darah, tapi tidak ada apa-apa.
"Huh?"
Amelia menghembuskan nafas yang sudah dia tahan dan membuka kedua matanya. Dia berusaha agar tidak pingsan saat melihat pemandangan di hadapannya. Amelia saat ini berada didalam sebuah bola yang transparan, dan May berusaha keras mencoba untuk menghancurkannya. Melihat wajah dan tindakan May, yang penuh dengan kegilaan, begitu mengejutkan Amelia.
"Ini..... Apa......?"
Amelia tidak membawa satupun alat sihir bersamanya. Baik Amelia asli maupun dia tidak pernah tertarik dengan hal semacam itu. Namun, sihir tameng tiba-tiba saja aktif. Dan sepertinya sihir ini cukup kuat karena, tidak peduli seberapa banyak sihir yang May kerahkan, tameng ini masih tetap utuh.
Tubuh Amelia terkejut saat dia melihat May memukul-mukul tameng ini dengan kedua tangannya. Bagaimana bisa May menjadi sangat menyedihkan? Keinginan membunuh May kepada Amelia sangat besar. Meskipun Amelia tidak ada dalam cerita ini, Raphael tetap tidak akan memberikan harapan kepada May, sedikitpun. May seharusnya sudah tahu mengenai hal itu lebih baik dari siapapun. Mengapa menyalahkan Amelia yang tidak tahu apa-apa atas semua hal yang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Divorce Me Villain, I'll Raise the Child Alone
FantasíaNovel terjemahan non official tidak 100% akurat Web Novel Bahasa Official Korea Author 성화영 Artist Rta 르타 Associated Names 흑막님, 아이만 키울테니 이혼해주세요 source novelupdate dan salmonlatte English Translator ianthe Aku menjadi karakter tambahan yang menikah de...