8. Pinta Ares

146 3 0
                                    

"Omaaaa Yes mauna Papa omaa" rengek Ares pada Nissa.

"Iya nanti kita ketemu Papa di kantor ya" Nissa sudah sedari tadi membujuk Ares agar bersabar sebentar.

"Mau ikut om Tara gak cil?" Ujar Tara yang juga ikut membantu Nissa menenangkan Ares.

Ares melihat Taranya sedikit lama, seperti sedang berpikir.

"Ndak mau om Talaa" ujar Ares setelah berpikir seperkian detik.

"Udah gak usah biar tante aja Tar. Kamu mau langsung pulang ke Jakarta kan?" Tanya Nissa pada Tara.

Tara memang mau pulang ke Jakarta pagi ini dan barang-barangnya juga sudah siap dimobil.

"Iya Tan, ini juga mau langsung jalan" jawab Tara pada bu Nissa.

"Cil om mau pulang ke Jakarta, nanti jangan nangis ya" lanjut Tara yang sedang menghadap Ares.

"Iya om Tala, Yes ndak nangis kok" ujar Ares dengan enteng.

"Ah elah ni bocil" ujar Tara dengan kesal "om cium dulu deh sebelum om berangkat" lanjut Tara pada Ares.

"Janan banak-banak om Tala, Yes ndak cuka" ujar Ares kesal pada Tara.

Kebiasaan Tara yang hampir tiga hari menginap di rumahnya selalu saja mencium wajahnya dengan brutal sehingga membuatnya kesal.

"Ya udah om Tara pulang ya, tan aku jalan ya. Sekalian bilang sama Bang Andre dan om Johan nanti Tan" pamit Tara dan mencium tanga Nissa setelahnya mencium Ares dengan sayang.

Tara pun berlalu pergi dari rumah Putra untuk segerah pulang ke Jakarta.

"Ayo omaaa" ujar Ares yang masih mengingat untuk menemui papanya.

"Iya sabar sayang" ujar Nissa.

Nissa bisa saja langsung membawa Ares pergi ke kantor Putra tapi Nissa takut kalau Putra masih meeting.

"Maunaa cekalang omaa" rengek Ares dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ini masih jam delapan pagi sayang, Papanya Ares pasti masih kerja loh" ucap Nissa memberi pengertian pada Ares.

Ares yang mendengar ucapan Nissa siap untuk menumpahkan air matanya yang sudah dia tahan sedari tadi.

Nissa yang melihat hal tersebut hanya bisa bersabar karena ini pertama kalinya Ares seperti ini.

"Ya sudah kita siap-siap dulu setelah itu kita ke kantor Papa" ucap Nissa mengalah.

Urusan Putra yang lagi sibuk di kantor itu urusan nanti pikirnya.

"Yeee maacih oma, Yes cayang oma" ucap Ares dengan senyum gummy andalannya.

"Iya sama-sama kesayangan oma" ucap Nissa dengan mencium Ares.

Lima belas menit mereka sudah siap untuk berangkat ke kantor Putra, dan di depan juga sudah ada supir yang menunggu untuk mengantar mereka.

"Langsung ke kantor Andreas ya, pak" ujat Nissa pada pak supir.

Nissa melihat Ares yang duduk anteng di sampingnya sambil membawa tas dan memeluk boneka Smurfs kesayangannya.

"Kok oma baru tahu Ares bawa tas, isinya apa sayang?" Tanya Nissa yang baru sadar jika cucunya membawa tas gendong.

"Lacia oma" ujar Ares dengan senyum mengambang.

Nissa hanya bisa tersenyum saat cucunya bilang rahasia.

Satu jam perjalanan Ares dan Nissa pun sampai di kantor Putra.

"Pak tunggu bentar ya, saya hanya akan mengantar Ares setelahnya antar saya ke kantor suami saya" ujar Nissa pada supirnya agar jangan dulu pulang.

TERJERAT CINTANYA MAS DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang