20. Belum Apa-Apa Sudah di Tolak

105 5 0
                                    

*SELAMAT MEMBACA*
*
*
*

Satu jam lebih Dinda mengendarai motornya untuk sampai di halaman rumahnya.

Ia mematikan motornya dan membantu Ares terlebih dahulu untuk turun dari motor.

"Ye kita campai" teriak Ares saat sampai di rumah Dinda.

"Alhamdulillah" ujar Dinda.

"Alhamdulillah" kata Ares mengikuti Dinda. Dan itu membuat Dinda tertawa.

"Ayo sekarang kita masuk" ujar Dinda dengan menggandeng tangan Ares.

"Assalamualaikum" ucap Dinda saat memasuki rumah.

"Yamkumm" ujar Ares mengikuti Dinda.

"Waalaikumsallam" ujar Sulin yang kebetulan sedang berada di ruang tengah dengan membaca buku entah tentang apa.

"Anak siapa yang kamu bawa pulang?" Tanya Sulin setelah Dinda dan Ares menyaliminya.

"Sayang ayo kenalan dulu sama kakek" ucap Dinda sebelum menjawab pertanyaan pak Sulin.

"Halo tatek, nama Yes adalah Ales" ucap Ares dengan melambaikan tangannya.

Sulin bingung dengan jawaban dari Ares sehingga dia melihat Dinda seperti bertannya, apa maksudnya.

"Namanya Ares, pak. Dia anak bimbel kakak tapi papa sama omanya gak bisa jemput. Jadi kakak bawa pulang" jelas Dinda pada pada Sulin

"Terus ibunya kemana? Jika papa dan omanya tidak bisa jemput setidaknya dia masih bisa dijemput oleh mamanya" pungkas pak Sulin pada Dinda. Ia bukan tak senang ada Ares hanya saja menurutnya ini terlalu berlebihan.

"Yes ndak puna, mama. Yes puna papa caja, takek" tukas Ares dengan santai. Jujur dia tidak tahu apa itu mama. Sedari lahir yang dia punya hanya papa, opa dan oma.

"Hmm Ares, ayo ikut kakak ke kamar nanti main lagi sama kakeknya" ucap Dinda pada Ares.

"Pak aku sama Ares ke kamar dulu. Untuk menjawab pertanyaan Bapak tentang ibunya Ares kakak rasa Bapak sudah paham" pamit Dinda pada Sulin. Ia juga memberi kode pada Bapaknya untuk tidak membahas tentang ibunya Ares.

"Iya pergi aja" kata Sulin dengan bingun. Jujur dia belum paham yang di maksud Dinda. Emangnya ibunya kemana, meninggal atau mereka bercerai.

"Kenapa, pak?" tanya Ara yang baru saja masuk ke dalam rumah dan melihat suaminya mengernyit bingung.

"Astaga buk, bikin kaget aja" ucap Sulin memegangi dadanya. "Sudah beli gulanya?" Tanya Sulin pada Ara.

"Sudah, ini" jawab Ara dengan memperlihatkan barang belanjaannya dari warung.

"Bapak kenapa? Belum jawab loh tadi" tanya Ara lagi.

"Oh si Dinda bawa anak orang pulang kerumah. Gak tahu anak siapa yang dibawanya" jelas Sulin

"Anak? Bentar pak, ibu cek dulu" Ara langsung berdiri untuk segerah ke kamar Dinda.

Ara mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah mendengar Dinda menyuruhnya masuk, ia pun masuk kedalam.

"Ada apa bu?" Tanya Dinda saat ibunya masuk ke dalam.

"Anak siapa yang kamu bawa pulang?" Ara langsung bertanya. Ia juga melihat jika anak tersebut sedang tertidur pulas.

"Dia Ares bu, dia anak bimbel yang aku ajar. Papa sama omanya gak bisa jemput jadi aku bawa kesini" jelas Dinda.

"Kan ada mamanya. Kalau mereka mencarinya gimana?" Keluh Ara pada Dinda.

"Papanya sendiri yang nitipin Ares sama aku bu. Untuk mamanya aku gak tahu dimana. Yang aku tahu papanya Ares duda" sahut Dinda menjawab Ara.

"Kamu ada hubungan sama papanya? Cari yang lain kalau bisa. Masih banyak laki-laki lain diluar sana" marah Ara pada Dinda dengan nada suara yang mulai naik.

TERJERAT CINTANYA MAS DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang