Asal-Usul Keluarga

54 32 19
                                    

Menikmati bulan-bulan terakhir tanpa jalan bersalju, Harumi dan Yuji berjalan santai menikmati suasana malam Osaka dengan penerangan lampu jalanan berwarna kuning. Hanya mereka berdua tanpa Yamazaki, Karena Yamazaaki bukanlah seseorang yang senang membuang waktu, jika tidak perlu-perlu amat lebih baik berdiam diri di rumah.

Seharian menghabiskan waktu bersama Yuji, membuat wajah Harumi berseri bahagia.

Apakah ini yang disebut kencan? Hati Harumi bergumam. Sejujurnya ia sangat terkejut ketika semalam, setelah pertarungan dengan Ryuchi, Yuji tiba-tiba saja mengajak hari liburnya untuk pergi ke taman bermain.

Ada banyak sekali permen kapas kesukaan Harumi. Namun, ia justru sibuk mengagumi sikap Yuji yang lebih manis dari gula.

Mereka berdua tidak seperti sahabat tetapi lebih mirip sepasang kekasih. Akh, Harumi tidak peduli apa yang orang lihat atau status apa yang sebenarnya ada dalam hubungannya dengan Yuji, yang penting ia selalu ada bersama Yuji.

 Akh, Harumi tidak peduli apa yang orang lihat atau status apa yang sebenarnya ada dalam hubungannya dengan Yuji, yang penting ia selalu ada bersama Yuji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini mereka duduk terdiam, pada sebuah bangku di tepi jalan. Yuji menatap langit, ia ingin ungkapkan sesuatu pada Harumi ... tapi lidahnya justru kelu, ia takut bicara jadi berbelit.

Yuji masih menunggu waktu yang tepat. Mengharapkan Harumi peka pada perasaannya. Sehingga cara penyampaian cinta Yuji nanti tidak usah panjang lebar. Yuji menggaruk dagu yang tiba-tiba gatal, menoleh pada Harumi yang bersenandung lagu Sukiyaki. Lagu tersebut selalu menjadi favoritnya. Lagu itu memiliki arti dalam, berbicara tentang kesendirian, kesedihan dan air mata.

Apakah selama ini itu yang Harumi rasakan? Karena sesungguhnya orang yang ceria tidak semuanya benar-benar ceria, terkadang ia sembunyikan sisi dirinya yang kelabu dengan begitu rapih.

Berdebar tangan Yuji mengelus kepala Harumi, berharap sikapnya akan berbuah manis dengan respon Harumi yang membawa suasana semakin romantis. Tetapi, sia-sia saja Harumi tidak merasakan perbedaannya dengan hari biasa.

Hmm, ia sudah terbiasa dengan usapan di kepala , apa aku perlu melakukan hal lain?

Harumi masih asyik bersenandung, tidak juga menoleh. Ia berkali-kali mengembuskan napas berat di sela-sela senandungnya.

Yuji memberanikan diri mencondongkan diri pada Harumi, imajinasinya sibuk menyusun strategi liar. Dadanya memberi reaksi dengan debaran yang amat kencang. Andai saja mudah baginya untuk bilang aishiteru tentunya akan lebih mudah bukan?

Wajah Yuji terus mendekat pada pipi Harumi ... terus mendekat, terus mendekat sampai sebuah isak terdengar di telinganya. Harumi menangis sambil menatap bintang, ada lelehan air mata yang bergulir pelan jatuh di pipinya. Yuji terkejut sekaligus bingung.

Bagaimana ini? Apa yang ia lakukakan sehingga Harumi menangis? Yuji memundurkan wajahnya, mengurungkan niat liar yang hadir di kepalnya.

"Yuji ... apa kau akrab dengan keluargamu?" tiba-tiba Harumi bertanya.

1977  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang