Cerita Nakamoto-san

69 44 29
                                    

Dua pasang sepatu kets berwarna putih berlarian menyela puluhan langkah kaki manusia di daerah Tamatsukuri. Pemilik sepatu kets itu adalah Yuji dan Nakamoto. Mereka berdua baru saja meninggalkan dojo tempat Nakamoto berlatih. Wajah Yuji terlihat sumringah, ia telah memperlihatkan kepiawaiannya dan diterima dengan baik oleh ketua dojo juga teman-teman dojo Nakamoto.

Kini mereka memasuki area tersembunyi yang hanya dapat ditemukan oleh orang-orang yang hafal betul dengan daerah-daerah Tamatsukuri.

Langkah Nakamoto terhenti, dianggukan kepalanya meminta persetujuan Yuji. Perut Yuji memang keroncongan, ia tak berpikir panjang dan langsung mengiyakan.

Sebuah papan kayu tua bertulis 'Soba Kirimose' tergantung tepat di atas pintu masuk. Lantas keduanya memasuki resto soba itu dengan sedikit menunduk. Pada pintu resto tersebut terdapat tirai kain bertulis kanji dengan banyak ornamaen origami berbentuk bangau.

"Summimasen" Keduanya mengucap salam sopan.

"Irasshaimase" Sorang bibi yang memakai celemek bunga menyambut kedatangan mereka. Usia bibi tersebut kira-kira setengah abad. Namun ia dengan amat cekatan melayani pelanggan, meracik bahkan menyajikan mie soba itu sendirian.

Nakamoto berlagak seperti di rumah sendiri, nampaknya ia sering mampir ke restoran soba ini sepulang latihan karate.

Dua mangkuk soba Suzushiro dengan irisan lobak dan daun perila di atasnya terhidang di meja. Nakamoto berbasa-basi sejenak dengan bibi penjual soba. Bibi itu banyak terkekeh, Yuji memperhatikan itu semua lalu menyimpulkan bahwa ia telah melihat sisi lain dari Nakamoto.

Lelaki ini sama sekali tidak mirip ketua berandal yang sering membolos untuk merokok diam-diam di roof top. Selagi memikirkan itu, tiba-tiba Yuji teringat akan cerita Harumi yang menerima pernyataan cinta dari Nakamoto.

UHHUK

Yuji tersedak, rasa panas irisan jahe di dalam suzushiro menyengat kerongkongannya. Sigap Nakamoto memberikan botol minum. Hanya minuman mineral. Meskipun di restoran itu ada banyak bir, Nakamoto benar-benar mematuhi aturan bahwa usia mereka belum di perbolehkan untuk meminumnya. Apalagi ini bersama Yuji.

Yuji memang melihat Nakamoto gamang, ia hendak mengatakan sesuatu namun ditahan, seolah tahu apa yang Yuji pikirkan, Nakamoto berkata, "Aku tidak minum ya!" telunjuk tangannya mengarah pada botol bir yang tetap disajikan di meja oleh bibi pemilik resto.

"Tapi kau merokok," Yuji menyela.

"Itu sesuatu yang berbeda ya!" Nakamoto sedikit protes.

Yuji terkekeh. Entah sejak kapan mereka bagai sahabat karib. Yuji membatin dalam hati. Jika Harumi dan Yamazaki mengetahui ini pasti cemburu. Yuji sangat tahu bagaimana dua sahabatnya itu tidak menyukai jika Yuji dekat dengan siswa lain. Entah itu lelaki ataupun perempuan. Apalagi ini dengan Nakamoto sang ketua berandalan sekolah.

"Eh ya, Nakamoto-san.., sejak kapan kau mengenal Harumi?" tanya Yuji tanpa basa-basi.

UHHUK

Kali ini Nakamoto yang tesedak. Yuji memberikan botol mineral dan melihat muka Nakamoto merah padam.

"Gomen ne.., jika pertanyaanku membuatmu tak nyaman."ucap Yuji.

"Daijoubu desu" jawab Nakamoto sembari menganggukan kepala.

Mereka lalu terdiam. Pada suapan terakhir mie soba, tangan Nakamoto terhenti.

"Aku membuntuti Harumi," ucapnya lirih.

"Hah?" Yuji amat terkejut.

"Aku penasaran orang seperti apa wanita yang selalu ada di sisimu itu." Kata Nakamoto menerangkan.

1977  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang