{Louwis Darelano}

669 135 19
                                    

HAPPY READING


❗❗❗




Pemuda itu terus berlari dengan air mata membanjiri wajah cantiknya, menyusuri koridor-koridor panjang, penampilan nya tak seindah beberapa jam yg lalu.
Hatinya hancur, ia mencoba mengabaikan rasa sesak di dada nya, namun semua itu sia-sia.

Alam seperti ikut merasakan kesedihan pemuda itu, rintik hujan mulai mengguyur dunia Immortal dimalam hari.
Ditambah gemuruh guntur, menandakan cuaca sedang tidak baik saat ini.

Ia tak tahu ingin pergi kemana, ia tidak menyangka bahwa Yoongi akan Setega itu mengkhianati ikatan yg Jimin anggap suci, Anugerah Moon Goddess untuk penghuni immortal.

"Mengapa takdir ku seperti ini.? Apa aku tidak pantas bahagia.? Semua orang menyakiti. Ayah ibu, Jimin lelah.."

Brukk...

"Astaga.!"

Pria berjubah Pangeran itu hampir saja terjungkal karena seseorang menabraknya sangat keras.
Ia menatap seorang pemuda yg tampak merintih sembari mendekap pinggangnya sendiri, Louwis terbelalak saat mengenali pemuda itu.

"Jimin.?"

Jimin mendongak, ia kembali menundukkan wajah saat dihadapannya sudah berdiri tegak pangeran kedua Phoenix.

"M-maaf Tuan, saya tidak sengaja"

Louwis tidak menanggapi ucapan Jimin, ia berlutut untuk mensejajarkan tubuhnya dengan pemuda itu.
Louwis yakin jika Jimin akan menghadiri acara makan malam yg akan diselenggarakan ketika matahari terbenam.

"Kau Jimin.? Mate kakak ku.?" Tanya Louwis memastikan

Iris hazel itu bergerak gelisah, ia berusaha menahan air mata nya agar tak keluar lagi saat mengingat Yoongi "Y-ya.."

"Woahh.!! Ternyata benar, kau kakak ipar ku.!!" Beo Louwis berjingkrak kegirangan. "Kau sangat berbeda saat mengenakan pakaian Seperti ini, terlihat lebih cantik." Oceh Louwis dengan senyum merekah

"Terimakasih tuan.." Jimin mengigit bibir bawah saat nyeri di pinggang nya semakin menjadi

"Jangan memanggilku seperti itu, Panggil aku Louwis. Jangan membantah kakak ipar.!" Decak pria itu sembari mengerutkan bibirnya saat Jimin akan protes. "Tunggu, Mengapa aku mencium bau darah disini.?!" Louwis mengedarkan pandangan, lalu tatapannya jatuh pada warna merah yg merembes dari pakaian yg Jimin kenakan. "Astaga.! Apa kau terluka kakak ipar.? Apa itu sakit.?"

Jimin meringis pelan, akibat terjatuh luka nya yg belum kering kembali terbuka hingga darah merembes keluar perban, hingga mengenai dress nya.

"Kakak ipar, Astaga.! Pinggang mu berdarah, TABIB.! TAB—"

"Louwis, tidak perlu.!"

"Tapi—"

Jimin mengerang tertahan, membuat Louwis panik sendiri.
Dengan cepat pria berwajah imut itu menggendong Jimin ala bridal style.
Hal itu membuat para maid dan pengawal castle terkejut dengan tindakan berani Louwis.

"Louwis, apa yg kau lakukan.? Tolong turunkan aku.."

Namun dia tak mengindahkan perkataan Jimin, pria itu tetap berjalan tanpa peduli dengan Tatapan bingung orang-orang yg ada disana.

THE PHOENIX (YoonMin) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang