Bab 3

99 15 2
                                    

BUGH.

Jenan menunduk saat kepalnya di pukul oleh Daniel si kakak kelas yang selalu menjadikannya babu. Dulu, Jenan pernah punya kesalahan yaitu tak sengaja menabrak Daniel dan membuat buku buku tugas Daniel jatuh ke got.

Jadi, Daniel meminta Jenan untuk menjadi babunya sebagai permintaan maaf. Tapi sampai sekarang masih dan keluarga Jenan tidak ada yang tau.

"Beliin gue makan dong!" Titah Daniel.

Jenan mengangguk, ia berjalan meninggalkan Daniel untuk membeli makanan di sebrang jalan.

BUGH.

Namun baru beberapa langkah, seseorang memukul punggungnya membuat Jenan terbatuk. Orang itu yang tak lain adalah Marka, sahabat karib nya Daniel.

"Sekalian punya gue dong" ucap nya dengan nada tengil.

"Tapi uang gue sisa sedikit bang, cukup buat bang Daniel aja" keluh Jenan.

"Pokoknya gue juga mau." Tajam Marka lalu meninggalkan Jenan.

-o0o-

Haidar khawatir jam segini adiknya belum pulang. Sudah berjanji si akan pulang telat, tapi tak setelat ini juga. Ini sudah jam lima sore, sebentar lagi orang tuanya pulang pasti akan bertanya, apa Haidar cari saja ya?

Ceklek.

"Abang, adek. Mama sama papa pulang"

Haidar menoleh, mendapati Mia dan Jovan yang berjalan menghampirinya dan duduk di depan Haidar.

"Adek mana, bang?" Tanya Jovan.

"Itu dia, pa. Tadi izin sama bang buat pulang telat, tapi jam segini belum pulang" jawab Haidar memberitahu.

"Aduh bang, terus adek gimana? Cari gih" titah Mia.

Haidar mengangguk. Ia berdiri dari duduknya.

Ceklek.

Baru akan mengambil jaket, pintu di buka oleh remaja lucu yang berjalan lesu memasuki rumah. Mia lantas menghampiri si bungsu.

"Adek! Aduh kamu ini kemana aja si? Kata Abang kamu pulang telat, kamu kemana emang nya?" Tanya Mia.

"Berisik. Jenan pusing."

Jenan meninggalkan orang tua dan abangnya di ruang tamu dengan ekspresi yang tak bisa di artikan. Apa yang barusan Jenan katakan? Kenapa tiba tiba menjadi seperti ini?

"Bang? Kok adek berubah?" Tanya Mia.

"Apa karena Abang yang terlalu berlebihan ke adek ya, pa?" Tanya Haidar merasa bersalah.

"Abang. Ngajarin adek mandiri boleh, tapi jangan keterlaluan ya? Tau sendiri adek itu enggak pernah di bentak sama sekali apalagi di diemin" tutur Jovan.

"Iya maaf, pa"

Mia tersenyum. "Gapapa sayang. Samperin adek kamu gih, ajak makan dulu, mama mau siapin yang spesial"

Haidar mengangguk.

Sementara Jenan di kamar, ia menatap nanar foto yang ada di nakas. Jenan meraih foto tersebut, lalu memeluknya. Dimana foto itu Jenan ambil bersama Ryo, sahabat nya dari jenjang sekolah menengah pertama. Tapi sekarang, Ryo sudah tiada karena kecelakaan.

Dulu, Ryo yang selalu mengerti keadaan Jenan. Apapun hal kecil selalu di tanyain. Ryo benar benar tau tentang dirinya. Sekarang? Jenan harus bercerita pada siapa tentang kehidupannya yang sekarang?

"Kalo udah masuk SMA nanti, jangan lupa buat tetep ceria ya, Je. Lo bakal dapet temen dua sekaligus yang sifatnya sama kayak gue, kok"

Jenan ingat kata kata terakhir Ryo sebelum tragedi itu terjadi. Memang si Jenan dapat teman baru yang sifatnya sama seperti Ryo yaitu Juavel dan Rakeal. Tapi tidak akan ada yang bisa menggantikan Ryo sampai kapan pun, karena hanya Ryo satu satunya yang tau semuanya tentang Jenan.

Jenan Dan Lukanya [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang