Hari ini Jenan sudah siap dengan tuxedo dan sedang bercermin. Hari ini kelas 12 wisuda dan Jenan harus datang untuk mewakili kakak nya.
Rasanya baru kemarin sang kakak pergi dan sekarang ia harus melaksanakan wisuda kakak nya. Jenan tersenyum tipis, ia menatap dirinya di cermin, entah kenapa air matanya mengalir secara tiba tiba membuat Jenan segera menghapus air matanya kasar.
Ceklek.
Pintu terbuka menampilkan sosok wanita cantik menghampiri Jenan dan memegang kedua pundaknya.
"Kuat?" Tanya Laura.
Jenan mengangguk. "Bibi udah urus surat cerai sama paman?" Tanya Jenan.
Benar. Setelah kejadian yang menimpa Haidar, Laura sadar kalau suaminya sudah gila kini Laura memutuskan untuk menggugat cerai suaminya ke pengadilan. Dan hal itu sudah diselesaikan kemarin oleh Laura.
"Udah. Ayo, orang tua Abang Sam nungguin tuh," ajak Laura membuat Jenan mengangguk mengikuti langkah kaki Laura.
Jenan menghampiri Rosa, membuka pintu mobil dan menampilkan foto Haidar di bingkai dengan ukuran 30x45 di kursi belakang. Jenan tersenyum tipis, ia masuk ke mobil, mengambil figura tersebut dan memangkunya.
"Siap?"
"Iya.."
-o0o-
Tiba di sekolah, Jenan langsung turun sembari memegang figura Haidar. Ia berjalan memasuki gedung aula, banyak para siswa siswi kelas dua belas yang memperhatikan Jenan membawa foto Haidar.
Beberapa orang menatap sendu pada Jenan dan foto tersebut namun beberapa orang mulai rela.
Jenan kini sudah memasuki gedung aula. Ia melihat Samudra di tepi panggung membuat Jenan tersenyum.
Samudra menghampiri Jenan, memeluk tubuh anak itu kemudian mengecup sayang puncak kepala Jenan.
"Kamu duduk dulu disini ya? Nanti pas nama Abang Hai di sebut, adek jalan pelan pelan disini buat naik ke panggung sambil pegang foto Abang Hai, ya? Di bimbing sama bibi Laura juga," jelas Samudra membuat Jenan mengangguk.
Kini semuanya kembali ke tempat masing masing. Acara di mulai dan di buka dengan sambutan dari kepala sekolah menjelaskan jadwal jadwal yang akan di lalui di masa wisuda dan pelepasan anak anak kelas 12.
Sambutan telah selesai dan sekarang pengumuman prestasi khusus untuk lima orang. Wakil kepala sekolah mulai naik ke mimbar dan mengumumkan prestasi khusus dari no urut ke 5 secara berturut turut.
Momen tegang di no urut ke dua kini di umumkan membuat semuanya diam merinding bahkan bulu kuduk mereka berdiri saking penasarannya.
"Samudra!"
Samudra tersenyum, ia berjalan menaiki panggung dan berdiri di jajaran teman temannya. Suara ricuh tepuk tangan terdengar dan orang tua Samudra menatap bangga pada samudra.
"Kini prestasi khusus untuk orang yang selalu mendapat nilai sempurna, selalu menebar kebahagiaan, menjadi sosok yang bertanggung jawab untuk teman temannya, sosok yang selalu meminjam buku di perpustakaan, sosok yang selalu mengingatkan temannya untuk sholat lima waktu, dan sosok yang selalu menjuarai olimpiade antar sekolah."
"Sosok ini meninggalkan banyak kenangan di sekolah, kenangan yang tidak akan di lupakan oleh teman sekelas maupun orang yang ia kenal di luar kelasnya. Dan inilah.."
Semua kembali terdiam. Jenan menatap lurus ke depan dengan mata berkaca kaca menunggu pengumuman selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenan Dan Lukanya [SELESAI] ✓
Teen FictionJenan yang hidup dengan cukup kasih sayang, namun kehilangan peran orang tua pasca kecelakaan tragis itu. Kecelakaan yang membuat Jenan harus hidup berdua dengan abangnya. Awalnya baik baik saja. Tapi datangnya dua orang jahat yang mengaku paman bi...