Bab 21

72 7 0
                                    

"Harsa.. Harsa udah pagi.."

Jenan mengguncangkan tubuh Harsa namun anak itu terlihat sangat nyenyak saat tidur. Namun seketika, Jenan teringat sesuatu. Ah iya.. Harsa kan tak bisa mendengar pantas tidak bangun. Eh tapi? Kan Jenan sudah mengguncangkan tubuh anak ini, kenapa tidak bangun juga? Jangan jangan..

"Har—"

Plak.

Jenan langsung terdiam saat Harsa berbalik namun tangan anak itu menampar wajah Jenan membuat Jenan langsung memasang wajah datar sedangkan sang empu kembali nyenyak.

"Ngebo nya mirip Abang Hai.."

Tanpa Jenan sadari, Harsa ternyata sudah membuka matanya sejak ia menampar wajah Jenan tadi. Harsa melihat wajah melamun Jenan bahkan ia melihat air mata mengalir begitu saja dari mata anak itu.

Harsa mengangkat tangannya guna meraih pipi Jenan dan menghapus air mata Jenan. Jenan langsung tersadar dari lamunannya dan langsung menatap Harsa.

Harsa tersenyum manis, ia bangun dari tidurnya dan duduk berhadapan dengan Jenan.

"Keinget Abang Lo, ya?" Tanya Harsa sembari menggerakkan tangannya.

Jenan mengangguk sembari tersenyum tertahan.

"Mau di peluk atau meluk duluan?" Tanya Harsa lagi.

Jenan diam tak bergeming. Melihat itu, Harsa dengan tulus memeluk erat tubuh Jenan dan menepuk nepuk punggung Jenan.

Abang, dia peka. Peka kayak Abang..

Jenan melepas pelukannya, ia menatap Harsa. Tatapan tulis Harsa membuatnya lebih nyaman, bahkan Jenan bisa merasakan keberadaan Haidar lewat Harsa.

"Jalan jalan yu? Biar bisa jernihin pikiran!" Ajak Harsa sembari tersenyum antusias.

-o0o-

Jenan kembali terdiam. Ia tak menyangka kalau Harsa akan mengajaknya ke taman bunga dimana taman ini sering ia kunjungi bersama Haidar.

Harsa yang sadar kalau Jenan kembali melamun kini menepuk pundak anak itu dan mulai menggerakkan tangannya. "Gue tau ini tempat sering Lo kunjungi sama abang Lo. Dan ada beberapa hal yang mau gue bicarain.." ucap Harsa membuat Jenan terdiam.

Jenan terdiam membuat Harsa terkekeh. Harsa menatap lurus ke depan sementara Jenan masih diam membisu. Harsa kembali menatap Jenan, kemudian menggerakkan tangannya.

"Andai gue bisa ngomong kayak Lo, itu bisa bikin gue mudah buat ngejelasin semuanya. Jadi, gue punya temen yang bisa bantu gue ngejelasin semuanya. Ikut gue ya?"





























Disini Jenan berada, di sebuah cafe dimana di depannya terdapat dua orang yang tak di kenal. Entah siapa tapi Harsa bilang mereka teman Harsa yang akan menjelaskan semuanya.

"Gue, Kyle dan ini Gavin. Kita temennya Harsa" ucap Kyle memperkenalkan diri.

Jenan masih belum berbicara, ia masih fokus memperhatikan sekitar bahkan tak berhenti memperhatikan Harsa yang sejak tadi melamun di sampingnya.

"Adeknya Haidar ya?" Tanya Gavin.

Jenan terkejut? Tentu saja. "I-iya.."

Kyle tersenyum. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecil miliknya dan ternyata itu sebuah album. Kyle menaruhnya di meja.

"Buka aja."

Jenan masih diam.

"Gapapa, boleh di buka"

Jenan Dan Lukanya [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang