14. Doa Yang Hanya Didengar Semesta.

120 29 4
                                    

Setidaknya sebelum benar-benar jatuh cinta, siapkan dulu semuanya.

~⁠

14. Doa Yang Hanya Didengar Semesta.

Hai apa kabar Seng? Baik? Atau terusik?

Kalian semangat ya untuk hidupnya, jika sulit jalani saja dengan mendengarkan musik favorit kalian, oke.

 ⁠~⁠♪

Pagi ini Dini sudah berangkat ke sekolah, dengan montor Beat kesayangannya yang sering dia panggil dengan nama Si Jeuni. Karena montornya berwarna hijau seperti Lightstick NCT yang memiliki warna sama.

Sembari menaiki montornya, Dini bergumam. "Bangke sepagi ini woi. Bahkan Warung Empal aja belum buka," katanya saat melihat Warung Empal—Semacam Warung yang menjual beberapa lauk.

"Mau ngapain sih sepagi ini ke sekolah, ngapelin Om Pocong kah?" tanya Dini.

Deru montornya sedikit dia lajukan. Saat Dini merasa sedikit kedinginan karena Dini jarang sekali keluar sepagi ini. Dirinya tidak terbiasa dengan suasana ini, dirinya merutuki kebodohannya karena melupakan Hoodie yang sudah disiapkan oleh Afti.

Lagu Darari milik Treasure—Salah satu boy grup yang Dini sukai, mengalun menemani perjalanan paginya. Bibirnya mengikuti alunan lirik dari lagu favoritnya itu. Lagu pertama yang membawa dirinya mengenal Harta karun versinya.

"Seharusnya tadi Hoodie nya nggak gue tinggal." Dini masih berbicara dengan dirinya sendiri. Mengapa bisa dirinya melupakan sesuatu yang sekarang ia butuhkan. Dia ingin cepat-cepat sampai di sekolah dan membeli sebuah minuman hangat, untuk menghangatkan tubuhnya.

"Ini kenapa jalannya kek lama banget sih, anjir," ucap Dini. Perempuan itu sudah berkelana cukup lama tapi mengapa dirinya tidak sampai-sampai di sekolahnya.

Melajukan motornya dengan kecepatan yang agak tinggi. Membuat tubuh Dini semakin kedinginan saat diterpa angin. Tetapi, jika dia perlahan tubuhnya juga akan semakin dingin. Serba salah sekali menurutnya pagi ini.

"Sumpah kalau ini di bonceng Seokjin pasti gue nggak ngerasa kedinginan."

 ⁠~⁠♪

"Akhirnya sampai juga." Dini yang baru sampai di sekolah itu, duduk di koridor kelasnya. "Untung Ibu Citra udah buka. Jadi gue bisa beli Drink Beng-Beng deh." Dini meminum Drink Beng-Bengnya. "Rasa paling enak tuh emang rasa coklat, titik!"

Sembari menunggu beberapa murid berangkat, Dini memilih diam menghabiskan minumannya duduk di koridor kelasnya.

"Sepinya kerasa banget ya," ucap Dini kembali.

Jam masih menunjukkan pukul enam lewat dua puluh. Mungkin teman-temannya masih berkelana dengan kendaraannya, membelah jalanan, atau mungkin berkelahi dengan pengendara lainnya yang sama-sama tidak ingin mengalah.

Dini kembali meminum Drink Beng-Bengnya, mengamati sekeliling sekolahnya yang mulai di isi oleh beberapa siswa. Matanya menatap salah satu manusia yang juga ikut meramaikan SMAN Merdeka. "Kalau bukan lo orangnya, kenapa harus muncul setelah gue mimpiin itu, sih, Dit?" kata Dini.

Uncrush [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang