15. Es Krim Cokelat dan Penyukanya.

128 28 6
                                    

Harapannya boleh di agungkan. Tapi nanti jika tidak terjadi, jangan patah.

~⁠

15. Es Krim Cokelat dan Penyukanya.

Hallo Seng-sengnya Cici.

Semesta tolong berpihak untuk semua manusia. Jangan di persulit jika manusia itu sudah berbuat.

Selamat membaca kisah ini kembali.

 ⁠~⁠♪

Semuanya punya batas untuk harapnya. Tidak lebih dan tidak kurang. Manusianya harus membatasinya jika harapnya melebihi batasnya, dan jika kurang, manusianya harus memberinya.

Dini membawa sepedanya menepi saat perempuan itu sampai di tempat favoritnya. Sore ini, Dini habiskan sisa harinya dengan es krim cokelat yang dia beli sebelum datang ke tempat ini. "Hari ini lagunya siapa ya, yang bakalan gue puter?" tanya Dini. Tubuhnya duduk dengan nyaman, membiarkan sinar jingga itu menyinarinya. "Es krim cokelat itu pokoknya es krim paling enak," ucap Dini.

"Pokoknya nggak boleh nyerah, sebelum gue coba semua es krim cokelat," lanjutnya.

Ruang kosong di samping Dini kini sudah terisi oleh laki-laki yang tiba-tiba mendudukkan tubuhnya. Matanya menatap wajah Dini yang sedang memakan es krimnya.

Laki-laki itu kemudian tertawa kecil setelah melihat wajah Dini. "Seenak itu emang es krimnya, ya, Mak?" tanya Rifai—Laki-laki yang mengisi ruang kosong tadi.

"Enak lah, apalagi ini rasa cokelat. Gue suka es krim cokelat. Kenapa tanya-tanya, lo mau minta? Nggak bakalan gue kasih, wlee."

Rifai tertawa. Tangannya kemudian bergerak tepat di bibir Dini. Jarinya membersihkan sisa-sisa cokelat yang membuat bibir Dini belepotan.

"Pantesan sampe belepotan gini," kata Rifai. "Lo tuh umur berapa sih, makan es krim doang, belepotan. Kayak anak kecil tahu nggak."

"Ya udah sih, sirik amat lo jadi manusia." Wajah merah Dini tergambar jelas. Jujur saja, Rifai adalah laki-laki pertama yang menyentuh bibirnya. Dan itu, membuat Dini yang mempunyai love language Physical touch tidak dapat mengendalikannya dengan baik.

"Cie merah banget mukanya," goda Rifai kepada Dini. "Kenapa suka kan lo sama gue?"

"Dih, amit-amit sekali. Jangan lupa gue tuh cewek Kpopers yang punya cowok K-Pop ribuan," ucap Dini.

"Dan gue bakalan jadi cowok nyata yang ada di kehidupan lo," balas Rifai.

Es krim cokelat yang Dini makan sudah habis, bersamaan dengan balasan Rifai tadi. Sama dengan jantung Dini yang berdetak kencang di dalam sana, sial memang, mengapa detaknya sangat tidak karuan.

~⁠♪

"Jangan jatuh cinta sama laki-laki yang nggak bisa jadiin kamu ratu, Kak," kata Supar.

Selesai makan malam, Supar dan keluarganya memilih untuk menghabiskan sisanya dengan menonton televisi, jadwal rutin yang setidaknya harus ada dalam keluarga. Menonton televisi sembari bertukar pikiran.

Uncrush [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang