CHAPTER 3

583 47 4
                                    

"Nana ayo kejar Nono" ujar seorang anak berusia 14 tahun itu kepada abang kembarnya.

"Aduh Nono, Nana capek tau baterai Nana udah habis ini kayaknya" jawab abangnya.

"Padahal baru sebentar tapi udah habis aja baterainya Na" jawab anak tadi sedikit kesal akan sifat abangnya yang satu ini.

"Lo kan tau gue gimana No, lagian baterai gue tu udah kepakek dari sekolah tadi tau gak" jawab abang yang dipanggil Nana oleh adiknya itu.

"Yaudah sini lo biar gue gendong sampe rumah" anak berusia 14 tahun yang dipanggil Nono tersebut sedikit membungkukkan badannya agar Nana bisa naik ke atas punggungnya. Dengan senang hati Nana langsung naik ke atas punggung Nono. Setelah dirasa Nana sudah naik dengan benar di punggungnya, Nono segera membawa tubuh mereka kembali ke Mansion tempat mereka tinggal.

Sesampainya mereka di Mansion mereka melihat sudah ada mobil yang tadi pagi digunakan oleh kedua orang tua mereka untuk berangkat kerja. Dengan perasaan senang mereka berlari masuk kedalam Mansion besar yang mereka tinggali.

"NANA NONO JANGAN LARI LARI NANTI KALAU JATUH GIMANA?" Teriakan dari pemuda berusia 15 tahun yang dipanggil Kak Ray oleh kedua bocah tersebut.

"Mama sama papa mana kak?" Mereka tak menghiraukan perkataan kakaknya tersebut dan malah menanyakan hal yang lain.

"ANAK ANAK AYO SEMUA MASUK KE KAMAR MAMA, ADA YANG MAU PAPA DAN MAMA OMONGIN KE KALIAN SEMUA" belum sempat Kak Ray menjawab pertanyaan dari kedua adiknya itu, sudah terdengar teriakan Mamanya yang membuat mereka semua langsung mengikuti perkataan Wanita itu.

Satu persatu para putra Shaquille memasuki Kamar Utama di Mansion ini kemudian duduk di sofa yang memang disediakan di kamar tersebut. "Jadi berhubung kalian semua besok udah mulai libur, Mama berencana mau ajak kalian ke Swiss buat liburan bareng bareng, sekalian Mama juga mau meresmikan Cabang Boutiqe Mama yang ada disana. Gimana kalian semua setujukan?" Tanya ibu tujuh anak itu kepada ketujuh purtanya.

Tentusaja ketujuh Putranya merasa senang karena mereka akan pergi liburan "tapi ma Nono besok masih ada jam buat les sebelum bener bener libur" jawab Nono yang dari tadi hanya diam saja.

"Kalau gitu nanti Nono berangkatnya bareng Papa aja, kebetulan Papa juga masih ada sedikit pekerjaan yang belum selesai" jawab Dareen membuat Nono tersenyum sampai matanya berbentuk seperti bulan sabit. Anak itu tidak mempermasalahkan kalau dia harus menyusul dan tidak bisa pergi bersama saudaranya yang lain.

"Apa gak sebaiknya kalau Nono izin aja untuk besok mas, lagian kan cuman sehari dan itu cuman les" entah mengapa Yelvita merasa ragu untuk meninggalkan Nononya yang manis itu

"Gak Ma, Nono gak mau libur walau hanya sehari apalagi itu hanya untuk pergi liburan. Mama tau Papa selalu bilang setiap waktu itu berharga, maka dari itu kita gak bisa meninggalkan sesuatu yang berharga untuk kita dimasa depan hanya untuk kebahagian kita saat ini. Lagian Nono gak akan mempermasalahkan kalau Nono harus nyusul bareng Papa" Dareen dan Yelvita tersenyum bangga melihat betapa bijaknya putra kelima mereka ini. Nono memang anak yang baik dan bijak bahkan sejak masih kecil, sifat Nono itu yang paling berbeda dengan saudara saudaranya yang lain. Nono itu bisa dibilang adalah anak yang pendiam tapi anak itu memiliki senyum yang samgat indah, dia anak yang murah senyum, penurut, pintar, dan rajin. Semua orang yang bertemu dengannya selalu merasa senang dan memuji betapa baik dan penurutnya bocah itu.

"Kalau gitu Nana berangkatnya bareng Papa sama Nono aja ya ma?" Tanya Nana, semua orang juga tau Nana dan Nono adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.

"G A K B O L E H, Nana berangkat bareng Mama aja ya biar Nono sama papa berdua aja yang nyusul, Nana besok pergi sama semuanya sekalian ya" ntah apa yang dipikirkan anak itu sampai kali ini memilih berpisah dengan saudara kembarnya itu.

7 Dreams || ComplateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang