CHAPTER 21

478 26 5
                                    

Hiruk piruk kota jakarta siang itu menjadi tontonan yang membosankan untuk seorang jeano yang sedang duduk dibalkon apartemennya, tapi hal itu tak dapat membuat jeano memilih untuk beranjak dari duduknya. Matanya dengan lihai mengamati mobil mobil yang terjebak dalam padatnya jalanan kota jakarta itu. Tapi pandangan matanya tak berpindah lagi setelah mendapatkan mobil yang memang selalu pemuda itu tunggu kedatangannya.

"Lo mau sampe kapan gak pulang?" tanya kayla datang dengan dua cangkir coklat dingin ditangannya, cukup membantu untuk mendinginkan panasnya jakarta siang itu.

Jeano menatap sepenuhnya pada wanita yang sedang berbadan dua itu "Gue udah jadi gelandangan kalau lo lupa" jawab jeano.

"Pfff emang ada gelandangan yang tinggal di apart mewah?" tanya kayla lagi.

Jeano memutar bola matanya malas "Mereka udah gak mau gue disana lagi kay, so buat apa gue pulang?" tanya jeano balik.

Kayla mengusap perutnya yang sudah membuncit itu "Emm tapi menurut gue setelah denger cerita lo waktu hari itu, tante vita nyesel karena udah ngusir lo" jawab kayla kemudian meminum coklat miliknya.

Tangan jeano terangkat untuk mengelus perut wanita itu "Dia udah tambah besar ya?" tanya jeano mengalihkan pembicaraan.

Kayla merotasikan bola matanya "Pinter banget lo ngalihin pembicaraan, yaiyalah dia udah tambah besar orang omnya kasi makan enak terus. Udah udah sana tangan lo jangan pegang pegang anak gue" jawab kayla kemudian menghempaskan tangan jeano.

"Ck, gue udah bilang juga waktu itu kalau gue gak bakalan balik lagi kesana. Jadi sebagai cowok yang gantel gue gak akan langgar omongan gue sendiri" jawab jeano.

Kayla menghela nafas pelan "Tapi gimanapun mereka itu tetep keluarga lo no" ucap kayla.

"Lo ngusir gue?" tanya jeano.

Kayla melempar jepit rambut yang baru dilepasnya pada jeano "Gak mungkin lah gue ngusir yang punya tempat" jawab kayla.

Jeano menangkap jepit rambut itu sebelum mengenai wajah tampannya "Ya abisnya lo sibuk banget suru gue pulang" ujar jeano.

"Kenapa lo mau bantu gue setelah apa yang gue lakuin selama ini sama lo? Lo sadar gak, lo kaya gini sekarang tu karena gue" tanya kayla tiba tiba.

"Ya anggap aja gue lagi ngelatih anjing musuh gue buat nyerang tuannya nanti" jawab jeano enteng.

Kayla memelototkan matanya "Sialan banget mulut lo ya" ujar kayla.

"Etss ibu hamil gak boleh ngomong kotor" ucap jeano.

Kayla mengelus dadanya sabar "Mulut lo tuh" ucap kayla.

Jeano tersenyum "Karena itu bukan kesalahan lo seutuhnya, lo cuma boneka yang digerakin sama si tua bangka itu. Lo juga hancur, bukan gue aja, dan menurut gue itu udah dari cukup sebagai balasan dari tuhan buat lo. Lagian dengan adanya lo disini seenggaknya gue gak terlalu merasa kesepian, lo liat sendiri kan gue jadi punya tempat cerita tentang hidup gue. Sejauh ini cuma lo yang tau seluk beluk hidup gue kay" jawab jeano dengan mata kembali fokus pada mobil yang sejak tadi dilihatnya.

Kayla mengangguk mengerti "Terus kenapa lo milih buat ceritain semuanya sama anak dari musuh lo?" tanya kayla lagi.

"Banyak nanya lo, noh liat mobil mantan lo dibawah tu" jawab jeano menunjuk mobil yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya.

"Ciealah cuma berani mantau dari sini buat apa, samperin lah kalau berani" ucap kayla.

"Males buang tenaga" ujar jeano.

"Terus lo ngelakuin hal yang sama kaya gini selama lebih dari satu bulan itu gak buang tenaga gitu?" tanya kayla lagi.

"Stt... lo beneran banyak tanya, diem deh" ucap jeano.

7 Dreams || ComplateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang