DORR...
DORR...
DORR...
DORR...
DORR...
DORR...
DORR...
BRUGH...
Hening terjadi beberapa saat setelah suara tembakan menghiasi bangunan itu, hingga naren perlahan membuka kedua matanya yang tadi ditutupnya karena cipratan dari cairan yang entah berasal dari mana. Netra legam hitam milik naren dapat langsung melihat jeano yang saat itu sudah menegakkan tubuhnya, menghalangi pandangannya untuk melihat apa yang terjadi didepan sana.Mata naren kembali memanas saat menyadari cipratan yang tadi mengenai wajahnya adalah darah seseorang saat bau anyir khas darah tersebut memasuki indra penciumannya "JEAN!!" teriaknya bertepatan dengan ambruknya tubuh yang sejak tadi menghalangi pemandangannya itu.
Naren langsung mendorong jayden dan haydar yang berada didepannya dan menggeleng tak percaya saat melihat 6 luka tembakan disetiap tubuh jeano, naren langsung menarik jeano kedalam pelukannya tak perduli jika tubuhnya akan kotor dengan darah yang terus mengalir dari setiap luka yang didapat sang kembaran "Bangun...abang mohon bangun, buka matanya...tolong hikss....JEAN! BUKA MATANYA DEK, JANGAN TINGGALIN ABANG" teriak naren dengan tangannya yang terus mengelus rambut jeano yang kini benar benar menutup matanya.
"Mas tolong bangunin jean mas...hiks...kak tolong kak...aa ayo bantu gue bangunin jean....cay lo juga ayo sini kita gangguin jean...jy kenapa cuma diam....kalian semua kenapa cuma diam ayo banti gue bangunin kembaran gue hikss...BANTU GUE KENAPA KALIAN CUMA DIAM! KALIAN MAU JADI ORANG BODOH LAGI HA! TOLONG BANTU GUE BANGUNIN JEAN" ucap naren terus meminta bantuan pada kelima saudaranya yang hanya diam dengan air mata terus mengalir dari kedua mata mereka.
Rayhan menarik naren kedalam pelukannya "Lepasin jean na...dia udah terlalu cap-"
"GAK! KENAPA DARI TADI LO TERUS NYURUH GUE LEPASIN ADEK GUE HA! LO DENDAM SAMA DIA KARENA DIA NUSUK LO? BUKAN DIA PELAKUNYA BUKAN DIA" ucap naren marah memotong ucapan rayhan.Rayhan menggeleng "Gue gak pernah dendam sama jean, tapi gue gak mau kita egois dengan nahan dia disini" ujar rayhan berusaha untuk memeluk naren yang terus menghindar darinya.
Brughh...
Semua pasang mata langsung mengarah pada seorang pria yang baru tiba digedung itu. Pria itu menggeleng dengan air mata yang mengalir deras dari kedua matanya saat melihat kondisi jeano yang ntah masih bernyawa atau tidak. Tubuhnya langsung terjatuh, membuat lututnya yang sudah tidak sanggup menompang tubuhnya itu menghantam lantai dengan keras. Pria itu berusaha sekuat tenaga merangkak mendekati tubuh lemah jeano.Pria itu langsung duduk dan menarik paksa jeano kedalam pelukannya "Bangun....bilang kalau kamu masih bisa bertahan jean, bangun...papa tau anak papa ini kuat. Bangun dek...bangun hikss....papa mohon bangun sayang" Dareen menangis dengan keras saat tak mendapat respon apapun dari putranya itu.
Malvynn memandang muak pada dareen dan mendorong kasar dareen untuk melepaskan jeano "PUAS PAPA! INIKAN YANG PAPA MAU? PAPA GAK USAH SOK MERASA KEHILANGAN JEAN, KARENA JEAN PERGI ITU GARA GARA PAPA. KALAU AJA PAPA GAK MELAKUKAN KESALAHAN DIMASA LALU MAKA SEMUANYA AKAN BAIK BAIK AJA"
Haydar yang dari tadi hanya diam mengedarkan pandangannya dan langsung menemukan orang yang dicarinya, dimana orang itu dalam posisi berlutut karena kakinya terkena tembakan saat dia melepaskan enam tembakan kearah para putra shaquille. Tanpa ada yang mengetahui haydar dengan cepat mengambil sebuah pisau yang tergeletak dilantai dan langsung menancapkan pisau itu berkali kali pada yunas, membuat semua orang disana terkejut akan serangan mendadak dari haydar.
"MATI LO, LO GAK BOLEH HIDUP LAGI SIALAN" teriak haydar dengan terus menusukan pisau ketubuh yunas hingga yunas benar benar tak bernyawa lagi, membuat cayden yang sejak tadi tersenyum senang melihat tindakan haydar langsung membantu polisi untuk menghentikan haydar.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Dreams || Complate
Teen Fiction"Pah Malvynn mau jadi Produser terkenal" "Pah Rayhan akan jadi Pelukis yang terkenal suatu hari nanti" "Pah Haydar bakalan jadi Penyanyi yang paling tampan, kaya, dan terkenal diseluruh dunia ini" "Pah Naren jadi Dokter Bedah aja ya" "Jeano yang ak...