CHAPTER 18

447 26 11
                                    

"Kak lo udah bangun?" tanya cayden saat melihat pintu kamar rayhan yand sedikit terbuka.

Tak ada jawaban dari sipemilik kamar membuat cayden memutuskan untuk langsung masuk kedalam kamar kakaknya itu. Saat cayden masuk lebih dalam, cayden dapat melihat rayhan yanh sedang memegang botol obat yang tulisannya tak dapat dibaca karena tertutup oleh tangan rayhan.

"Lo minum obat apa kak?" tanya cayden.

Rayhan terkejut karena baru menyadari keberadaan cayden dan langsung menyembunyikan botol obatnya "Ob-vitamin iya cuma vitamin" jawab rayhan.

Cayden mengerutkan dahinya saat merasa rayhan sedang menyembunyikan sesuatu "Lo yakin cuma vitamin? Gak ada yang lo sembunyiin kan?" tanya cayden memastikan.

Rayhan menggeleng "Gak, gak ada. Btw lo udah buka chat grub kita?" tanya rayhan mencoba mengalihkan pembicaraan.

Cayden mengangguk "Gue bingung kak, gue gak tau harus gimana. Tapi setelah dipikir yang dibilang sama jy beberapa bulan lalu ada benernya ya. Bang jen tu emang gak pernah peduli sama kita" ucap cayden.

"Kalau dia gak perduli kenapa dia chat gitu digrub?" tanya rayhan.

Cayden mengangkat kedua bahunya acuh "Mungkin karena udah mulai merasa kesepian karena kita udah gak ada yang perduli dia lagi, kecuali a haydar tentunya. Udahlah gue mau ke kamar abang na, mau bangunin si pangeran kodok itu kayanya belum bangun" ucap cayden kemudian langsung keluar dari kamar rayhan.

Setelah cayden keluar dari kamarnya, rayhan dengan cepat kembali meminum obat yang tadi sempat tertunda.

Sedangakan dikamar naren, terlihat haydar yang sedang membangunkan naren "Na bangun udah telat banget ini loh" ucap haydar berusaha membangunkan naren yang entah kenapa pagi itu sangat sulit untuk dibangunkan.

Ceklek....
Pintu kamar naren dibuka dari luar kemudian terlihat cayden yang memasuki kamar naren "Belum bangun aa?" tanya cayden.

"Udah dari tadi! Ya lo liat sendiri lah ni bocah masih ngebo" sewot haydar.

"Yeee santai dong, gue kan cuma nanya. Abang na yok bisa yok jangan ngebo dulu jangan mageran dulu ini kita udah telat banget loh" ucap cayden ikut membangunkan naren.

Berkali kali mereka berusaha membangunkan naren tapi naren tak memberikan tanda tanda bahwa pemuda itu akan bangun. Hingga akhirnya rayhan pun ikut masuk kedalam kamar naren dan mengernyitkan dahinya saat melihat naren yang masih menutup matanya.

"Kenapa belum bangun, kita udah telat ini" ucap rayhan.

"Adek lo tu kebo banget tau gak, udah gue bangunin dari tadi cay juga udah bangunin tapi gak bangun bangun. Biasanya naren tu gak pernah kaya gini kan?" tanya haydar sedikit kesal.

Rayhan terdiam mencerna pertanyaan haydar, dan seakan baru tersadar dengan pertanyaannya sendiri haydar langsung mengoyangkan tubuh naren sedikit kuat "Na bangun hey, na, na, naren bangun, NARENDRA" ucap haydar tapi naren tak kunjung bangun.

Rayhan berjalan mendekat kemudian mengambil tangan naren untuk dan sedikit menekan pergelangan tangan naren "Denyutnya pelan banget hampir gak berasa, ayo bawa naren sekarang ke rumah sakit" ucap rayhan tiba tiba.

Cayden yang sejak tadi terdiam dengan cepat membantu rayhan membopong tubuh naren, sedangkan haydar berlari untuk memanggil yang lain. Malvynn dan jayden langsung bergerak cepat setelah mendengarkan perkataan haydar tentang kondisi naren yang sudah tidak sadarkan diri hingga saat ini mereka sudah berkumpul diruang tengah menunggu haydar yang sedang mencari keberadaan jeano.

Haydar keluar dari lift "Ada yang liat jean?" tanya haydar.

"Udahlah aa udah gak ada waktu buat nyari dia, nanti bisa ditelfon ajakan? Lagian dia emang gak pernah perduli sama kita" jawab cayden.

7 Dreams || ComplateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang