CHAPTER 9

460 38 3
                                    

Hari ini Jeano sudah diperbolehkan pulang setelah 8 hari menginap dirumah sakit dengan syarat Jeano harus tetap menggunakan kursi roda karena cidera kakinya belum sembuh total dan hingga hari ini Jayden tak datang barang 1 menit pun untuk melihatnya. Terbesit rasa kecewa dihati Jeano tapi dia berusaha memaklumi sikap Jayden padanya dan dia bertekad akan segera memperbaiki semuanya setelah dia sampai di mansion nanti.

"Jangan melamun heh, kan gak lucu nanti kalau sampe lo ke sambet" ucap Naren.

Haydar yang tau apa yang sedang dipikirkan Jeano mencoba mencari cara agar Jeano tidak berfokus pada hal itu "Lo gak seneng ya pulang? Biasanya orang tu kalau pulang tu senyum bukan malah melamun kaya gitu" ucap Haydar.

Jeano hanya diam tak menjawab barang satu katapun pada kedua saudaranya itu.

Malvynn menghela nafas melihat adiknya itu "Ayo mas bantu ke kursi rodanya, udah siap kan?" Tanya Malvynn.

Jeano menggangguk dan menerima bantuan dari Malvynn karena jujur saja kaki Jeano masih terasa nyeri jika dipaksa untuk berjalan sendiri.

Setelah memastikan Jeano sudah duduk dengan nyaman di kursi roda, Malvynn melihat sekelilingnya "Udah diberisin semua kan barang barang Jean?" Tanya Malvynn yang dibalas anggukan dari adik adiknya.

Malvynn kemudian mendorong kursi roda Jeano keluar dari ruang inap Jeano beberapa hari ini, mengarahkannya pada parkiran mobil dan segera pulang menuju mansion.

Saat mereka tiba di mansion, mereka dapat melihat Jayden yang berada didepan pintu mansion. Mereka merasa senang karena mereka fikir Jayden sudah menyadari kesalahannya tapi apa yang Jayden katakan selanjutnya membuat mereka semakin kecewa pada Jayden "Ohh udah bisa pulang, gue kira langsung dibawa ke rsj" ucap Jayden.

Naren menggempalkan tangannya "Lo bener bener kurang ajar ya" ucap Naren.

Saat Naren akan maju menghampiri Jayden lebih dekat Jeano segera menahan pergelangan tangannya "Gue baru pulang, jangan ribut dulu ya?" Tanyanya dengan nada yang begitu pelan.

Naren menghela nafas kemudian mengambil alih kursi roda Jeano yang awalnya dipegang Rayhan dan langsung mendorong kursi roda itu masuk kedalam mansion.

"Lo kenapa jadi gini si Jy?" Tanya Rayhan.

"Kenapa emang?" Tanya Jayden balik.

"Lo kenapa berubah?" Kini Haydar yang bertanya.

"Gue gak berubah, cuma gue gak mau jadi orang bodoh yang berusaha selalu ada untuk orang kaya Jeano sedangkan Jeano sendiri gak pernah perduli sama kita" ucap Jayden kemudian pergi meninggalkan empat saudaranya yang lain.

"Udah ya, nanti kita bahas lagi pelan pelan. Sekarang kalian istirahat dulu jangan sampai ada yang sakit lagi ya" ucap Malvynn yang hanya dibalas anggukan pasrah dari adik adiknya.

♡♡♡

Jeano terbangun dari tidurnya saat sore hari, melihat sekeliling kamarnya yang terlihat kosong. Jeano berusaha bangkit dan berjalan pelan kearah kursi rodanya yang tak terlalu jauh dari ranjangnya. Saat sudah duduk dikursi roda Jeano membawa kursi rodanya keluar dari kamarnya dan turun ke lantai dasar menggunakan lift. Saat Jeano keluar dari lift Jeano melihat seseorang yang sedang duduk di tepi kolam sambil memainkan air kolam itu dengan kakinya, memang lift itu langsung terhubung dengan pintu menuju kolam renang di mansion. Jeano membatalkan niat awalnya yang ingin ke dapur dan memilih menghampiri orang itu.

"Jangan sampe jatuh, lo ga bisa berenang" ucap Jeano saat tiba disamping pemuda itu

Pemuda yang diajak bicara mendengus malas saat mengetahui siapa yang mengajaknya bicara hanya mendengar dari suaranya "Apa peduli lo?" Tanyanya.

7 Dreams || ComplateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang