SEKARJANI 27 : Pengirim Pesan

1 0 0
                                    

"Halo? Sudah ketemu—siapa orangnya?"

"Anya. Karyawan Widyatama group. Asisten manajer Sekar sendiri."

"Buat laporan, orang yang mengancam calon istri saya harus dapet hukuman."

"Baik, pak."

***

Sekar benar-benar tidak habis pikir. Asisten manajernya tiba-tiba didatangi polisi. Hal itu membuatnya marah besar. Padahal yang Sekar tahu, Anya adalah sosok yang kompeten dan lurus. Jadi, sangat tidak mungkin kalau Anya adalah sosok yang seperti ada pada laporan di sana.

Sekar mencoba menahan Anya yang sudah akan dibawa polisi."Nya? Bukan kamu, kan?" Tatapan Sekar menyiratkan kekecewaan, ketika dengan tiba-tiba Anya merubah mimik mukanya.

"Gue! Gue yang lakuin itu semua!"

Sekar terhenyak. Semua ini tidak pernah ada pada dugaannya. Dia kira—hanya Yuri saja yang menginginkan dia untuk celaka—nyatanya tidak.

Anya sudah pergi dibawa polisi. Sekar yang masih syok pun gemetar. Dia duduk di kursi dengan tatapan kosong. Memikirkan, tindakan mana darinya yang membuat Anya bertindak sejauh itu. Apa hanya karena bertunangan dengan Jani? Hanya itu saja? Kenapa banyak sekali yang menginginkan Jani? Rasanya—Jani selalu menjadi incaran perempuan obsesif—setelah Yuri ada Anya.

Sekar harus bertanya, apa yang membuat Anya melakukan itu. Jani mungkin tahu sesuatu mengenai gadis itu.

Sekar mendial nomor Jani segera setelah berhasil mengendalikan dirinya. "Halo. Mas?"

"Sekar, mas lagi ke kamu. Jangan kemana-mana." ucap Jani lalu memutuskan panggilan mereka.

Sekar menunggu Jani datang. Setelah lima belas menit berlalu, sosok Jani muncul di ruangan Sekar. Dengan kemeja linen pas badan yang melekat pada tubuh atletisnya.

"Are you okay?"

"Iya. Tapi—gimana bisa?"

"Sekar, jujur. Aku gak kenal Anya sama sekali. Aku nggak tau korelasi antara hubungan kita sama dia itu apa."

"Tapi kenapa Anya?"

Jani mengedikkan bahunya."Polisi lagi interogasi. Mungkin kita akan dapet jawaban dari mereka."

"Apa ini ada hubungannya sama Yuri?"

"Bisa jadi—dia anak Liam Sutomo—sangat memungkinkan untuk melakukan tindakan kaya gini tanpa mengotori tangannya sendiri."

Liam Sutomo, jelas bukan orang biasa. Jani bersyukur karena Sekar adalah orang sekelas mereka—mereka memiliki kuasa yang sama—Jani tidak terlalu takut untuk menghadapi Yuri.

"Mas? Apa gak sebaiknya kita ngomong baik-baik sama Yuri? Kita bertiga?"

"Kamu mau?"

Sekar mengangguk. Salah satu cara untuk menghadapi Yuri adalah menghadapinya secara langsung. Dengan kontrol emosi penuh. Sekar akan mencoba memakai kemampuan negosiasinya dalam hal ini.

***

Yuri memainkan ujung rambutnya, enggan menatap kedua pasangan di depannya. Mereka—dengan tatapan mengintimidasi—tak menyurutkan keberanian Yuri sama sekali. Dia tipe gadis yang tidak takut apapun. Apapun selalu dia dapatkan karena dia adalah puteri semata wayang dari Liam Sutomo.

"Seriously? Lo sama gue itu beda kelas." ucap Yuri sombong.

"At least—Mas Jani itu mencintai gue sekarang. You see?" Sekar menunjukkan tautan tangannya dengan Jani.

SEKARJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang