SEKARJANI 30 : Sekar Love Story

1 0 0
                                    

Seorang gadis—dengan poni dan rambut panjangnya diikat dengan gaya ponytail—tersenyum ceria. Seragam biru putihnya yang rapi dengan badge nama—Sekar Widyatama—serta tas ransel mungil yang tergantung apik di belakang punggungnya menambah kesan imut padanya.

Gadis berusia 14 tahun itu membawa sebuah kotak hadiah. Dia ingin mengungkapkan perasaannya kepada bocah laki-laki yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya. Mahesa—dia terbiasa memanggilnya Mahes.

"Mahes!" pekik Sekar.

Cowok itu berbalik, menatap Sekar dengan senyum manis yang melekat di wajah ayu gadis itu.

"Ada apa, Sekar?" tanya Mahes kebingungan. Dalam ingatannya—Sekar tidak terlalu ramah padanya.

"Boleh ngomong sesuatu?"

Mahesa yang menatap binar penuh harap dari mata gadis itu pun mengangguk. Keduanya berjalan menuju taman di belakang kelas mereka. Duduk berdampingan, seolah mereka benar-benar akrab. Padahal kenyataannya tidak.

"Mahes, aku tau kalo mungkin kamu bakalan nganggep ini aneh."

"Kenapa?"

"Tapi—"

"Kenapa Sekar?"

"—aku suka sama kamu."

"Hah?"

Mahesa tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Gadis di depannya ini memang terkenal unik. Tapi, Mahesa tidak pernah menyangka kalau Sekar memang seunik ini.

"Kamu mau gak, jadi—"

"—pacar aku?"

Mahesa mengerjapkan matanya berkali-kali. Seorang Sekar Widyatama mengajaknya pacaran? Ini benar-benar diluar dugaan.

Mahesa menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Penampilannya cukup menarik. Wajah gadis itu juga cukup cantik. Ah. Tidak hanya cukup. Sekar memang cantik. Jika situasinya tidak seperti ini, mungkin Mahesa yang akan menyukainya terlebih dahulu.

"Mahes!" panggil Sekar.

"E-eh. Iya!"

"Mau kan, jadi pacar aku?"

Dengan polosnya, Mahesa mengangguk. Mata Sekar yang cerah menghipnotisnya untuk mengangguk. Membuat gadis di depannya berseru kegirangan.

"Yes! Makasih Mahes. Ini buat kamu."

Sekar menyerahkan kotak berisi jam tangan remaja edisi terbaru kepada Mahes. Membuat Mahes memekik kegirangan.

"Wow, ini—keren banget!"

Sekar mengangguk senang. Lalu gadis itu pergi menjauh dari sana. Menghampiri sopirnya untuk pulang.

***

Seminggu setelah Sekar dan Mahesa berpacaran, berita sudah menyebar seantero SMP Ganesha. Mereka benar-benar menjadi pembicaraan hangat antara murid-murid di sana.

"Wuih. Jam tangan Lo bagus banget." ucap Wisnu. Teman Mahesa.

"Iya dong! Dikasih sama Sekar, nih!" ucap Mahesa bangga.

"BTW, kok bisa sih, kalian jadian?"

"Bisa lah! Sekar yang nembak aku duluan. Mana ada gue yang suka sama dia." ucap Mahesa sombong.

Mahesa mengatakannya sangat keras. Membuat beberapa anak di sana mendengarkan dan mencemooh Sekar. Pada masa itu, perempuan yang mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu memang dianggap perempuan centil. Padahal Sekar hanya jujur terhadap perasaannya saja. Hanya itu.

Sekar berjalan di koridor, mendapati tatapan teman-temannya yang seolah mencemoohnya. Sekar yang tak peduli, langsung pergi mencari Mahesa.

"Mahesa!"

SEKARJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang