SEKARJANI 28 : Persiapan Wedding

1 0 0
                                    

Akhir-akhir ini, Sekar disibukkan dengan persiapan pernikahannya yang akan dilangsungkan beberapa bulan lagi. Gadis itu kini tengah berjalan mondar-mandir sambil membolak-balik kertas preview dari EO yang dia sewa.

"Duh, bingung. Ini nuansanya bagus semua."

Melihat putrinya yang kebingungan, Niar mendekat. Meletakkan cangkir teh yang tadi digenggamnya diatas meja.

"Kenapa toh, nduk? Masih belum milih?"

Sekar menggeleng lesu. Hal itu membuat Niar terkekeh gemas. Sekar memang selalu sulit untuk memilih sesuatu. Niar tahu, jika dibiarkan maka Sekar akan stress.

"Ini loh, kamu banget. Jani juga bisa masuk ke tema ini." Niar menunjukkan sebuah gambar bernuansa putih dan gold. Bunga-bunga asli seperti Lily, Magnolia, dan mawar putih menjadi bintang pada desain itu.

"Sekar. Itu artinya bunga. Cantik, mempesona. Desainnya, sesuai, kan?"

"Iya buk, aku kirim dulu ke mas Jani."

Sekar mengirim foto desain itu kepada Jani. Calon suaminya itu mendadak sibuk setelah Pramodya tiba-tiba cuti untuk menemani istrinya yang tengah hamil di usia menuju kepala 4. Anak pertama yang dinanti-nanti sejak lama itu pun membuat Pramodya semakin sering memerhatikan sang istri. Jadilah, Jani yang menggantikan tugasnya. Calon pengantin itu juga harus sibuk. Mau tidak mau.

Sekar yang tidak sabar menunggu balasan dari Jani lantas menelfon via video call pria itu. "Halo?"

"Halo, sunshine. What happen?"

"Mas buka chat, dong!" Wajah Sekar yang kesal karena chat-nya tak kunjung dibuka menjadi hiburan tersendiri bagi Jani.

"Senyum dulu, dong!"

"Cepetan ih, urgent!"

Jani membuka pesan Sekar. Cowok itu manggut-manggut seolah mengamati pesan tersebut.

"Bagus, kok. Aku setuju aja."

"Mas Jani gak ada pendapat lain, gitu? Sekar tadi kirim beberapa loh."

"Itu bagus, Sekar. Yang terakhir kamu kirim. Mas suka."

"Oke deh."

Sekar menyimpan kertas yang terdapat desain pilihannya. Gadis itu merapihkan kekacauan yang dia buat sendiri.

"Mas, udah dulu ya. Aku mau telfon mba Anjani dulu."

"Iya, sayang."

Sekar lantas menelfon Anjani, selalu pemilik EO yang dia pilih. Gadis itu benar-benar sibuk sampai sering melupakan pola makannya. Hal itu berimbas pada tekanan darahnya yang menurun. Sekar jadi sering pusing.

"Duh, pusing." keluh Sekar.

"Dek, kenapa?" tanya Bella yang membawa piring berisi rujak mangga. Kegiatan favoritnya selama hamil.

"Enggak apa-apa, kak."

"Calon manten, gak boleh stress. Udah makan belom?"

Sekar menggeleng. Bella yang tahu kalau adik iparnya mengabaikan kesehatannya lantas beranjak mengambilkan piring diisi dengan lauk pauk kesukaan Sekar tidak lupa segelas air. Lalu menyerahkannya pada gadis yang masih membolak-balikkan kertas itu.

"Makan dulu."

"Nanti, kak."

"Sekar. Makan." titah Bella tegas. Membuat Sekar menghentikan kegiatannya lalu menuruti Bella.

***

Lagi-lagi Sekar harus sendirian untuk persiapan pernikahannya. Jani yang sibuk. Sekar tidak mungkin mengajak Bella takut kakak iparnya itu kelelahan. Nisa mengurus Saga yang akhir-akhir ini menjadi semakin aktif. Sementara Niar, wanita itu pergi ke Jogja untuk menemui cucuk lampah yang akan memimpin pernikahan adat di pernikahan sekar. Tidak lupa MUA tradisional yang menangani pernikahan adat Jawa didatangkan langsung dari kota pelajar itu. Jadilah Sekar sendirian. Kali ini, gadis itu menghadiri food tester di sebuah resto katering yang dikhususkan untuk acara besar.

SEKARJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang