Cantika, Mark, dan Yeri bersiap-siap untuk menonton konser Bruno Mars. Cantika telah menyiapkan baju desainnya sendiri yang dirancang khusus untuk konser tersebut. Mereka memesan bangku VIP dan dengan tak sengaja, bangku Cantika berada di samping bangku Jax dan abang Jax.
Awalnya, mereka tidak menyadari keberadaan satu sama lain. Namun, saat lagu "When I Was Your Man" mulai diputar, Cantika dan Jax menoleh ke samping dan terkejut melihat wajah yang tak asing lagi.
"Cantika? Ikaw ba yan?"
"Cantika? Apakah itu kamu?"Cantika berusaha tetap tenang dan menghindari kontak mata. Ia tahu betapa mudahnya hatinya bisa luluh jika berhadapan langsung dengan Jax.
"Oh, hi Jax. Long time no see."
"Oh, hai Jax. Sudah lama tidak bertemu."Jax merasa senang namun gugup, tidak menyangka akan bertemu Cantika dalam situasi seperti ini. Ia mencoba untuk berbicara lebih banyak, namun Cantika tetap bersikap cuek dan fokus pada konser.
Setelah konser selesai, Jax mencoba menyapa Cantika lagi. Meskipun Cantika berusaha menghindar, Jax tidak menyerah.
"Cantika, pwede ba kitang makausap sandali?"
"Cantika, bolehkah aku bicara sebentar denganmu?"Cantika merasa hatinya mulai berdebar. Ia tahu bahwa berbicara dengan Jax bisa membuka kembali luka lama. Namun, Jax terus membujuknya.
"Cantika, alam kong nasaktan kita sa nakaraan, pero gusto kong maging kaibigan ulit. Buksan mo na sana ang block sa WA."
"Cantika, aku tahu aku telah menyakitimu di masa lalu, tapi aku ingin kita bisa berteman lagi. Tolong buka blokir di WA."Cantika terdiam sejenak, mencoba menenangkan diri. Ia merasa takut jika berbicara lebih lama dengan Jax bisa membuat perasaannya kembali bergejolak.
"Jax, ang hirap eh. Hindi ko alam kung kaya ko pa. Ayoko nang masaktan ulit."
"Jax, sulit. Aku tidak tahu apakah aku bisa. Aku tidak ingin terluka lagi.""Alam ko. Pero sana bigyan mo ako ng pagkakataon para mapatunayan na nagbago na ako. Gusto ko lang makipagkaibigan."
"Aku tahu. Tapi tolong beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku sudah berubah. Aku hanya ingin berteman."Cantika merasa dilema. Di satu sisi, ia masih menyimpan rasa cinta pada Jax, namun di sisi lain ia takut untuk terluka lagi. Setelah berpikir sejenak, Cantika akhirnya memutuskan untuk memberi Jax kesempatan, meskipun dengan hati-hati.
"Sige, Jax. Pero tandaan mo, kaibigan lang ha."
"Baiklah, Jax. Tapi ingat, hanya teman ya."Jax tersenyum lega mendengar jawaban Cantika. Ia tahu bahwa ini adalah langkah pertama untuk memperbaiki hubungan mereka, meskipun hanya sebagai teman.
"Salamat, Cantika. Pangako, hindi kita sasaktan ulit."
"Terima kasih, Cantika. Aku janji, aku tidak akan menyakitimu lagi."Setelah perbincangan singkat itu, Cantika, Mark, dan Yeri kembali ke rumah. Mark dan Yeri merasa lega melihat Cantika yang mulai membuka diri lagi, meskipun mereka tetap waspada akan niat Jax.
"Cantika, we're here for you. Whatever happens, nandito lang kami."
"Cantika, kami di sini untukmu. Apapun yang terjadi, kami ada di sini."Cantika tersenyum dan merasa bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka. Meskipun hatinya masih berdebar, ia merasa sedikit lega karena setidaknya ia sudah mencoba untuk berdamai dengan masa lalu.
(dalam hati) "Jax, sana hindi mo ako bibiguin ulit. Gusto ko lang maging masaya."
"Jax, semoga kamu tidak mengecewakanku lagi. Aku hanya ingin bahagia."Malam itu, Cantika kembali membuka blokir Jax di WhatsApp, membuka pintu untuk kemungkinan baru. Namun, ia tetap berhati-hati, menjaga perasaannya agar tidak terluka lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni layar dan nada (REVISI)
Teen FictionCantika, seorang gadis muda yang cerdas dan berbakat, pernah menjalani hubungan yang manis dengan Jax. Namun, seperti kisah cinta yang seringkali berliku, hubungan mereka pun harus berakhir. Cantika merasa patah hati, namun tak pernah menyerah pada...