Bagian 27

1 0 0
                                    

Manuel duduk di ruang tamu hotelnya di Edinburgh, memandangi peta kota dan secarik kertas dengan alamat Cantika dan Ishak. Assistennya, David, baru saja tiba membawa kopi dan beberapa dokumen yang perlu ditandatangani Manuel.

David duduk di seberang meja, menatap Manuel dengan rasa ingin tahu. "So, makikilala mo talaga sila Mr. Manuel?"
"Jadi, kau benar-benar akan menemui mereka, tuan Manuel?"

Manuel mengangguk pelan, matanya masih fokus pada alamat di kertas itu. "I have to, David. I have to make things right. Kailangan kong humingi ng tawad at subukang mabawi ang tiwala nila."
"Aku harus, David. Aku harus memperbaiki semuanya. Aku harus meminta maaf dan berusaha mendapatkan kembali kepercayaan mereka."

David menyeruput kopinya sebelum berbicara lagi.
"Pero alam mong hindi ito magiging madali, di ba? Dito na siguro itinayo ni Cantika ang buhay niya. Handa ka na bang harapin ang pinakamasama?"
"Tapi tuan tahu ini tidak akan mudah, kan? Cantika mungkin sudah membangun hidupnya di sini. Apa kau sudah siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk?"

Manuel menatap David dengan serius. "I'm ready for anything, David. I know I've made a big mistake. I know I've hurt them. But I can't let this opportunity pass me by without trying."
"Aku siap untuk apapun, David. Aku tahu aku telah membuat kesalahan besar. Aku tahu aku telah menyakiti mereka. Tapi aku tidak bisa membiarkan kesempatan ini lewat begitu saja tanpa mencoba."

David menghela napas, menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Okay, I support you, Manuel. But you have to be prepared for all the consequences. Baka ayaw tanggapin ni Cantika ang paghingi mo ng tawad, at dapat handa kang tanggapin iyon."
"Baiklah, aku mendukungmu, Manuel. Tapi kau harus siap dengan segala konsekuensinya. Cantika mungkin tidak mau menerima permintaan maafmu, dan kau harus siap menerima itu."

Manuel mengangguk lagi, kali ini dengan lebih tegas. "Naiintindihan ko, David. Pero hindi ko kayang ipagpatuloy ang pagsisisi nang hindi ko sinusubukang ayusin ito. Kailangan kong subukan."
"Aku paham, David. Tapi aku tidak bisa terus hidup dalam penyesalan tanpa berusaha memperbaikinya. Aku harus mencoba."

David menatap Manuel sejenak sebelum tersenyum tipis. "Okay. Then, what are your plans next?"
"Baiklah. Kalau begitu, apa rencana tuan selanjutnya?"

Manuel mengambil napas dalam-dalam. "Pupunta ako sa address na ito bukas ng umaga. Makikilala ko sina Cantika at Ishak, at kakausapin ko sila. Sasabihin ko ang totoo, at sana mabigyan nila ako ng pangalawang pagkakataon."
"Aku akan pergi ke alamat ini besok pagi. Aku akan menemui Cantika dan Ishak, dan berbicara dengan mereka. Aku akan mengatakan yang sebenarnya, dan berharap mereka bisa memberiku kesempatan kedua."

David menepuk bahu Manuel dengan penuh semangat. "Good luck, Manuel. Alam kong hindi madali, pero malakas ang determinasyon mo. Sana maging maayos ang lahat."
"Semoga berhasil, Manuel. Aku tahu ini tidak mudah, tapi kau punya tekad yang kuat. Semoga semuanya berjalan lancar."

Manuel mengangguk, merasa sedikit lebih lega setelah berbicara dengan David. "Salamat, David. I will do my best."
"Terima kasih, David. Aku akan melakukan yang terbaik."

David bangkit dari kursinya, meninggalkan Manuel untuk mempersiapkan diri menghadapi hari yang sangat penting itu.

Keesokan paginya, Manuel berangkat menuju alamat yang ia temukan. Hatinya berdebar kencang saat ia mendekati rumah sederhana yang cantik di pinggiran Edinburgh. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia mengetuk pintu.

Pintu terbuka dan Yeri berdiri di sana, terkejut melihat Manuel. "Manuel? Anong ginagawa mo dito?"
"Manuel? Apa yang kau lakukan di sini?"

Manuel menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Pumunta ako para kausapin sina Cantika at Ishak. Please, let me explain lahat."
"Aku datang untuk berbicara dengan Cantika dan Ishak. Tolong, biarkan aku menjelaskan semuanya."

Harmoni layar dan nada (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang