Keesokan paginya, Cantika terbangun dengan rasa mual.
Di kamar tidur
Cantika: "Ugh, Manuel, pakiramdam ko masama ang tiyan ko."
"Ugh, Manuel, aku merasa perutku tidak enak."Manuel: "Ano? Are you okay, mahal? Gusto mo bang pumunta sa doctor?"
"Ара? Apakah kamu baik-baik saja, sayang? Apakah kamu ingin pergi ke dokter?"Cantika: "Hindi na kailangan, hon. Siguro dahil lang sa kinain ko kagabi. Pero naaamoy ko ang cologne mo, sumasakit lalo ang ulo ko. Pwede bang wag ka munang mag-cologne ngayon?"
"Tidak perlu, sayang. Mungkin karena makanan yang aku makan semalam. Tapi mencium cologne-mu membuat kepalaku semakin sakit. Bisakah kamu tidak memakai cologne hari ini?"Manuel: "Sige, no problem. Para sa'yo, gagawin ko
yan."
"Baik, tidak masalah. Demi kamu, aku akan melakukannya."Manuel melepas bajunya dan menaruh cologne-nya di samping.
Cantika: "Salamat, hon. Mas okay na ako. Pero, grabe, ang sexy mo talaga kahit walang cologne."
"Terima kasih, sayang. Aku merasa lebih baik sekarang. Tapi, wow, kamu tetap seksi meskipun tanpa cologne."Manuel: "Ikaw talaga, bolera. Gusto mo bang magpahinga pa?"
"Kamu memang pintar memuji. Apakah kamu ingin beristirahat lagi?"Cantika: "Actually, may naisip akong unique na gawin. Gusto kong mag-drawing sa likod mo."
"Sebenarnya, aku punya ide unik. Aku ingin menggambar di punggungmu."Manuel: "Ha? Drawing? Sige, game ako diyan. Ano ang idodrawing mo?"
"Apa? Menggambar? Baik, aku siap. Apa yang akan kamu gambar?"Manuel: "Ha? Drawing? Sige, game ako diyan. Ano ang idodrawing mo?"
"Apa? Menggambar? Baik, aku siap. Apa yang akan kamu gambar?"Cantika: "Gusto kong i-drawing ang Gunung. Parang gusto kong i-capture yung memories natin dun."
"Aku ingin menggambar Gunung. Aku ingin mengabadikan kenangan kita di sana."Manuel: "Sige, mahal. Ikaw bahala. Game ako sa kahit anong trip mo."
"Baik, sayang. Terserah kamu. Aku siap untuk apapun ide kamu."Cantika menyiapkan cat dan kuas. Manuel berbaring tengkurap di tempat tidur, siap menjadi kanvas hidup Cantika.
Cantika: "Okay, hon, relax ka lang ha. Medyo malamig ito sa una."
"Baik, sayang, santai saja ya. Awalnya akan sedikit dingin."Cantika mulai menggambar di punggung
Manuel, fokus pada detail Gunung.Manuel: "Grabe, mahal, ang galing mo mag-drawing. Ramdam ko yung bawat stroke ng brush
то."
"Wow, sayang, kamu hebat dalam menggambar.
Aku bisa merasakan setiap goresan kuasmu."Cantika: "Salamat, hon. Ang saya pala nito. Parang canvas ka na buhay."
"Terima kasih, sayang. Ini sangat menyenangkan.
Kamu seperti kanvas hidup."Setelah ilang sandali, natapos ni Cantika ang kanyang drawing.
Cantika: "There, tapos na. Tignan mo sa mirror,
hon."
"Nah, selesai. Lihat di cermin, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni layar dan nada (REVISI)
Novela JuvenilCantika, seorang gadis muda yang cerdas dan berbakat, pernah menjalani hubungan yang manis dengan Jax. Namun, seperti kisah cinta yang seringkali berliku, hubungan mereka pun harus berakhir. Cantika merasa patah hati, namun tak pernah menyerah pada...