Keesokan harinya Cantika kembali ke sekolah, ia bersiap untuk mengikuti ujian kelas.
Di dalam kelas
"Hi, Cantika! Long time no see. Saan ka ba nanggaling? Bakit wala ka for almost a month?"
"Hi, Cantika! Lama tak jumpa. Dari mana saja kamu? Kenapa kamu tidak ada hampir sebulan?"
Ujar jetroCantika yang sedikit gugup memikirkan alasan singkat.
"Hi, Jetro! Sorry, medyo na-busy lang sa family matters. Kailangan kong asikasuhin ang ilang bagay sa bahay."
"Hi, Jetro! Maaf, aku sedikit sibuk dengan urusan keluarga. Aku harus mengurus beberapa hal di rumah." Ujar cantikaJetro yang penasaran namun khawatir, menatap Cantika.
"Ganun ba? Okay ka lang ba talaga?Parang marami kang pinagdaanan."
"Begitu? Kamu benar-benar baik-baik saja?Sepertinya kamu banyak mengalami sesuatu." Ujar jetroCantika memaksakan senyum tak mau membuka rahasianya.
Cantika: "Ayos lang ako, Jetro. Huwag kang mag-alala. Nandito na ako ngayon, ready na for the exams."
"Aku baik-baik saja, Jetro. Jangan khawatir.Aku sudah di sini sekarang, siap untuk ujian."Jetro: "Good to hear that. If you need any help catching up, just let me know, okay?"
"Senang mendengarnya. Jika kamu butuh bantuan untuk mengejar pelajaran, beri tahu aku, ya?"Cantika: "Thanks, Jetro. I appreciate it. Pero sa ngayon, kailangan ko nang mag-focus sa exam."
"Terima kasih, Devano. Aku menghargainya. Tapi untuk sekarang, aku harus fokus pada ujian."Jetro: "Sige, good luck sa exam. Alam kong kaya mo yan."
"Baiklah, semoga sukses dengan ujiannya. Aku tahu kamu bisa."Cantika tersenyum dan mengucapkan terima kasih, lalu pergi ke tempat duduknya untuk mempersiapkan ujian. Saat belajar, dia belajar tentang tanggung jawab barunya sebagai seorang ibu dan bagaimana dia dapat memberitahu teman-temannya tentang hal tersebut pada waktu yang tepat. Di dalam kelas, saat menulis ujian, dia merasa sedikit gugup tetapi dia tahu dia bisa mengatasinya karena dukungan dari Manuel dan keluarganya.
Setelah kelas selesai, Manuel mengantar Cantika dari sekolah.
Di dalam kendaraan
"Hi, mahal. Kamusta ang araw mo?
Nakapag-exam ka na ba?"
"Hi, sayang. Bagaimana harimu? Apakah kamu sudah mengikuti ujian?""Hi, Manuel. Oo, nakapag-exam na ako.
Medyo mahirap, pero kaya naman."
"Hi, Manuel. Ya, aku sudah mengikuti ujian. Agak sulit, tapi aku bisa.""Good to hear that. Proud ako sa'yo, mahal. Gusto mo bang kumain muna tayo bago umuwi?"
"Senang mendengarnya. Aku bangga padamu, sayang. Apakah kamu ingin makan dulu sebelum pulang?""Pwede rin. Saan mo gustong kumain?"
"Boleh juga. Kamu ingin makan di mana?""Ikaw ang bahala, mahal. Kung saan mo gusto."
"Terserah kamu, sayang. Di mana kamu mau."Saat Manuel sedang mengemudi, ia melihat Cantika cukup pendiam.
"May inlisip ka ba, mahal? Parang malalim ang iniisip mo."
"Apakah kamu sedang memikirkan sesuatu, sayang? Sepertinya kamu sedang berpikir keras."Cantika, medyo nag-aalangan pero ngumiti.
"Ah, wala naman. Actually, may kwento ako sa'yo. Gusto mo bang marinig?"
"Ah, tidak juga. Sebenarnya, aku punya cerita untukmu. Apakah kamu ingin mendengarnya?"Manuel: "Siyempre naman, mahal. Ano yun?"
"Tentu saja, sayang. Apa itu?"Cantika sambil tertawa kecil memutuskan untuk mempermainkan Manuel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni layar dan nada (REVISI)
Fiksi RemajaCantika, seorang gadis muda yang cerdas dan berbakat, pernah menjalani hubungan yang manis dengan Jax. Namun, seperti kisah cinta yang seringkali berliku, hubungan mereka pun harus berakhir. Cantika merasa patah hati, namun tak pernah menyerah pada...