Bagian 20

6 2 0
                                    

Pada suatu sore yang cerah, Manuel mengajak Cantika untuk menemaninya bermain basket di gym. Cantika, yang sedang hamil besar, setuju dengan senang hati. Mereka tiba di gym, di mana Manuel segera bersiap-siap dengan mengenakan pakaian olahraganya, sementara Cantika duduk di bangku penonton dengan nyaman, membawa minuman dingin dan camilan ringan.

Manuel mulai berlatih, berlari-lari di lapangan dan melempar bola ke dalam keranjang dengan penuh semangat. Cantika tersenyum melihat suaminya yang terlihat sangat menikmati aktivitas ini. la memandang Manuel dengan penuh cinta dan bangga, meskipun ia sendiri tidak bisa ikut bermain karena kondisi kehamilannya.

 la memandang Manuel dengan penuh cinta dan bangga, meskipun ia sendiri tidak bisa ikut bermain karena kondisi kehamilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa saat, Manuel berhenti sejenak dan melihat ke arah Cantika. "Ayos ka lang ba, mahal?" "Kamu baik-baik saja, sayang?" tanyanya sambil menghapus keringat di dahinya.

Cantika tersenyum dan mengangguk. "Ayos lang ako. Ang galing mo sa field, alam mo!"
"Aku baik-baik saja. Kamu hebat sekali di lapangan, loh!"

Manuel tertawa kecil dan melanjutkan latihannya. Cantika terus memperhatikan, sesekali memberi semangat dengan tepukan tangan dan sorakan. Mereka saling bertukar pandang, dan setiap kali mata mereka bertemu, senyum mereka semakin lebar.

Setelah selesai bermain, Manuel mendekati Cantika dengan napas yang mash tersengal. la duduk di sebelah Cantika dan mengambil minuman yang sudah disiapkan istrinya.

"Salamat sa pagsama sa akin ngayon," "Terima kasih sudah menemaniku hari ini," kata Manuel sambil memegang tangan Cantika dengan lembut.

"I'm happy to be here with you,"
"Aku senang bisa di sini bersamamu," jawab
Cantika. "Meskipun aku tidak bisa ikut bermain, melihatmu bahagia sudah cukup membuatku senang."

Manuel tersenyum dan memberikan ciuman lembut di pipi Cantika. "Ikaw ang pinagmumulan ng kaligayahan ko, Cantika. Salamat dahil lagi kang nandyan para sa akin." "Kamu adalah sumber kebahagiaanku, Cantika. Terima kasih sudah selalu ada untukku."

Cantika memeluk Manuel dengan penuh kasih sayang. Mereka duduk berdua di bangku itu, menikmati momen kebersamaan yang sederhana namun penuh cinta. Meskipun hari itu hanya dihabiskan di gym, kebersamaan mereka membuatnya menjadi momen yang sangat berharga.

Setelah itu Cantika dan Manuel memutuskan untuk pergi berbelanja kebutuhan bayi laki-laki mereka yang akan segera lahir. Mereka berdua sangat bersemangat dan sudah membuat daftar panjang barang-barang yang perlu dibeli.

Setibanya di toko perlengkapan bayi, mereka disambut dengan berbagai macam pilihan yang membuat mata mereka berbinar. Mulai dari pakaian bayi yang mungil hingga perlengkapan tidur yang nyaman, semuanya terlihat begitu menggemaskan.

"Manuel, tingnan mo ito!"
"Manuel, lihat ini!" Cantika berseru sambil memegang setelan baju bayi berwarna biru dengan motif beruang kecil. "Hindi ba ito masyadong nakakatawa?"
"Bukankah ini lucu sekali?"

Manuel tersenyum dan mengangguk. "Yes, very cute. Kunin mo na lang. Kailangan din natin ng maraming pamalit na damit mamaya para sa little."
"lya, sangat lucu. Ambil saja. Kita juga butuh banyak pakaian ganti untuk si kecil nanti."

Harmoni layar dan nada (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang