Setelah menyelesaikan ritual mandi nya, kini Zea turun kebawah untuk makan sore. Sepasang mata Zea melihat bunda dan ayah nya sudah berada di meja makan. Abang nya pun sudah pulang dan gabung dengan mereka.
"Hallo ayah...," sapa Zea kepada ayah nya yang berada di kursi meja makannya dengan bermain ponsel karena menunggu putrinya datang baru makan, agar bisa makan bersama-sama dan membincangkan obrolan-obrolan.
"Hai Zea, sini duduk samping abang kamu." ucap nya ayah Danis, yap tau lah ya sudah. Walaupun ayah Zea sangat sibuk dengan pekerjaannya tetapi apabila ada waktu sedikit, ayah Danis akan meluangkan waktunya bersama keluarga nya.
"Iya ayah, ayah kapan pulang kok tadi Zea pulang ga liat Ayah." ucap Zea, karena Zea sadar bahwa tadi pas Zea pulang, dia belum melihat ada sosok ayah nya.
"Iya ini ayah baru pulang, ayah laper jadi langsung ke meja makan, ga sabar makan masakan bunda kamu." jawab ayah Danis.
"Ouh gitu ya, kamu sih bang kapan pulangnya?" kini Zea menanyakan abang nya.
"Tadi." ucap nya Gibran, sambil menatap malas ke depan.
"Ya sudah makan, ayah udah laper banget nih." kata ayah Danis dan di angguk-angguki oleh Zea dan bunda Ana mengambil-ambilkan masakannya untuk mereka.
****
Setelah selesai makan sore, kini Zea kembali ke kamar nya untuk istirahat. Pada saat Zea rebahan, Zea teringat perkataan orang yang membentak nya tadi di kantin, siapa lagi kalo bukan Reynand. Sekarang hati Zea benar-benar sakit dibuat nya, Zea memejamkan mata nya sebentar mengingat sentakan Reynand.
'Sekarang juga lo ga usah muncul di hadapan gue, gue udah muak liat lo, dan lo ga usah ganggu-ganggu pacar gue, PAHAM LO!!'
"Segitu benci nya lo sama gue rey, sampai lo ngebelain perempuan munafik itu." ucap Zea, yap dia menggunakan embel-embel 'gue lo' apabila sedang sendirian. Sudah lama Zea menyembunyikan kepribadian aslinya. Zea akan memperlihatkan sifat asli nya pada waktu yang tepat.
Sekarang dia memang sedang berpura-pura bersikap lugu, Zea bersikap lugu dari kelas 9 SMP, sebelum nya Zea bersifat asli nya yaitu cerdik, berani, menantang, dan kejam. Dia sebelum nya adalah ratu bullying dan pembuat onar di sekolah SMP nya, namun seiring nya waktu dia berhenti membuat onar di sekolah nya agar nama orang tua nya kembali baik.
Dan ya Zea melakukan sifat palsu nya sampai sekarang tanpa sepengetahuan abang nya dan murid-murid sekolah milik nya itu. Yang tau hanyalah kedua orang tua Zea, teman-teman semasa SMP nya dan kedua sahabat nya itu karena kedua sahabat Zea se angkatan dengan Zea waktu SMP, kedua orang tua Zea tidak akan memberi tahu Gibran, karena Zea yang ingin langsung memperlihatkan nya.
Zea teringat lagi oleh perkataan abang nya itu, tega sekali dia membawa-bawa sebutan pelakor untuknya. Abang nya itu tau Zea yang duluan menyukai Reynand tapi abang nya malah membela Sheyna. Sungguh sekarang Zea sudah sangat kecewa dengan orang-orang yang Zea baikki tapi malah orang-orang itu bersikap seonoh nya pada Zea. Tak sadar air mata Zea menggelinang dan Zea mulai membawa diri nya ke alam mimpi.
Kini hari berganti malam, keluarga kecil Daniswara akan makan malam. Bunda Ana seperti biasa sudah berada di dapur dan Kini Zea membantu bunda Ana menyajikan makanan. Setelah selesai menyajikan makanannya kini Zea duduk di meja makannya.
"Huhh cape nya," ucap Zea sambil mengelap keringat di kening nya itu.
"Udah siap Ze? " tanya ayah Danis yang langsung duduk di meja makan.
"Udah dong." jawab Zea dengan raut wajah senang dan ayah nya pun tersenyum kepada nya.
"Ayah harap kamu ga bikin onar lagi ya di sekolahan kamu." ujar ayah Danis, feeling ayah nya kuat, ayah Danis takut apabila Zea kembali ke kepribadian asli nya dan bisa merusak suasana damai sekolah nya. Dan Zea tersenyum sambil melontarkan kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPRIBADIAN ZEANA
Teen FictionSetelah menyadari diri nya tidak dianggap ada oleh orang yang diri nya sukai, dia mulai merubah diri nya ke sifat aslinya itu. Dia akan membalikkan perbuatan itu kepada orang-orang yang sudah meremehkan diri nya. "Siapa lo? ngatur-ngatur hidup gue...