Manda, Yura dan Zea akhirnya sudah masuk kedalam mobil, kini Manda yang akan menyetiri mobil nya itu. Namun pada saat mereka sudah berada didalam mobil Manda, mereka masih bingung akan pergi kemana. Alhasil mereka merunding tempat yang akan mereka tuju terlebih dahulu.
Selang beberapa lama, mereka pun akhirnya selesai menentukan tempat. Mereka memutuskan untuk ke mall dahulu, karena sepertinya mereka ingin berbelanja sesuatu.
"Ini mau ke Mall mana?" tanya Manda pada kedua sahabatnya itu.
Mereka berdua pun berfikir sejenak lagi untuk memilih tempat belanja mana yang akan mereka datangi.
"Ke Mall yang biasa kita datangi, apa itu namanya ya? Lupa soalnya. Oh ya gue inget, Mall Cendaka. Yok gas kesana Nda." ujar Yura lalu mendapatkan anggukan oleh Manda.
"Siap." ucap Manda lalu langsung memasang sabuk pengamannya dan lalu menyalakan mobilnya. Kedua sahabatnya itu pun bergegas memasang sabuk pengamannya.
Perlahan Manda akhirnya melajukan mobilnya. "Pelan-pelan ya monyet! Awas aja bawa nya kaya setan lewat, gue geplak kepala lo sumpah." seru Yura pada Manda.
Manda hanya mengiyakan, selang beberapa menit, Manda menambah kecepatan mobilnya, yang tadinya 40/km kini menjadi 70/km, Yura dan Zea pun terkejut dengan temannya yang satu ini.
Hampir saja Yura dan Zea terpental ke samping kanan dan kiri karena kecepatan yang digunakan Manda pada mobilnya. Yura pun yang tidak terima, langsung memukul pundak Manda dari belakang, karena dirinya duduk di kursi belakang bersama Zea.
"Bangsat, lo mau mati cepet? Kalo mau mati sekarang, ga usah ngajak-ngajak monyet! Hampir aja kepala gue kebentur jendela mobil lo," protes Yura pada Manda, Manda pun tertawa kecil.
"Nyetir yang bener, lo kira ini motor. Kalo motor sih oke aja, mau berapa kecepatan. Dan inget disini jalanan umum, lo mau kebut-kebutan di sirkuit aja sana," tegur Zea pada Manda, Yura yang mendengar itu langsung menatap puas pada Manda.
"Tuh dengerin, lo kira ini motor, bisa buat awur-awuran. Kalo lo ngebut, dan misal lo nabrak, gue sama Zea kaga ikut-ikutan ya." omel Yura.
Manda kini akhirnya melajukan mobilnya dengan kecepatan 40 kembali, membuat Yura dan Zea bernapas lega. "Segini?" tanya Manda pada mereka.
"Iya Manda." sahut mereka berdua, Manda pun hanya tersenyum paksa saja.
****
Kini didepan markas geng motor Evator sudah banyak motor yang terparkir disana. Sepertinya mereka sedang berkumpul didalam.
"Serius, ketua Canvos sekolah disekolahan Zea, Rel?" tanya Vano pada Farel.
Ya Farel kini sedang berada dimarkas Evator juga. Farel ke markas geng sepupunya itu berniat untuk memberi informasi tentang identitas ketua Canvos sebenarnya pada Vano dan anggota-anggota Evator.
Farel kini sudah memberitahukan tentang identitas si ketua Canvos itu. Dia juga menceritakan pada mereka tentang Canvos yang tiba-tiba saja datang ke markas Warriors.
"Iya, katanya Gibran pernah liat dia. Dan dia juga ngaku kalo dia sekolah disekolahan itu. Jadi gue sama Warriors mau nyelidikin dia dan mau nyari dia lagi disekolah," ujar Farel.
"Gue minta tolong sama lo, jagain Zea sama temen-temen nya, karena Sagara udah tau kalo mereka juga bagian dari kita, takutnya mereka malah dibuat pancingan sama Canvos, paham?" tanya Vano untuk memastikan bahwa Farel bisa melaksanakan tugas yang diberikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPRIBADIAN ZEANA
Teen FictionSetelah menyadari diri nya tidak dianggap ada oleh orang yang diri nya sukai, dia mulai merubah diri nya ke sifat aslinya itu. Dia akan membalikkan perbuatan itu kepada orang-orang yang sudah meremehkan diri nya. "Siapa lo? ngatur-ngatur hidup gue...