29- Murahan

61 13 3
                                    

Bel istirahat pun berbunyi, kini Zea dkk sepertinya akan ke kantin untuk memesan makanan. Pada saat Zea akan melangkah keluar, diri nya dipanggil oleh kakaknya itu membuat langkah nya terhenti.

"Ze" panggil Gibran pada Zea, Zea pun menoleh pada Gibran.

"Mau kemana?" tanya Gibran pada Zea.

"Bukan urusan lo" sahut Zea dengan nada tidak suka pada Gibran.

"Lo belum makan Ze, tolong ini masakan Bunda lo makan, lo ga kasian apa sama Bunda?" ucap Gibran pada Zea. Pada akhirnya pun Zea mengambil kotak bekal dari Bunda nya itu dan akan memakannya di meja belajar nya.

"Terus kita ke kantin berdua doang Ze?" tanya Yura pada Zea dan mendapatkan anggukan oleh Zea. "Yah ga asik dong, masa lo ga ikut. Makan di kantin aja napa" ujar Yura dan mendapatkan tatapan tajam oleh Gibran dan Reynand.

"Ya udah lah, yok Mand, btw lo ga mau titip sesuatu Ze?" tanya Yura sebelum melangkah.

"Jus apel" jawab Zea.

"OKEHH!!" teriak Yura didalam kelas, sengaja.

"Buset mulut lo kaya toa mesjid Yur!!" cetus Rafa pada Yura, Yura pun hanya menatap sinis Rafa lalu pergi bersama Manda dari kelas nya itu.

"Kenapa pada liat-liat hah!!" ketus Zea karena dari tadi dia tidak merasa nyaman ditatap oleh Reynand dkk.

"Gapapa, udah makan yang bener" sahut Gibran.

"Lo pada ga ke kantin apa, risih gue liat muka-muka lo pada" ucap Zea pada Reynand dkk yang masih berada di bangku nya masing-masing.

"Udah jangan risih-risih bosque, santai aja sama kita" ucap Rafa pada Zea sambil menatap layar ponselnya itu.

"Santai santai, liat tuh muka-muka queen-queen kalian yang udah ditekuk gitu, ga diperduliin apa?" ucap Zea sambil memasukkan makanannya kedalam mulut nya. Setelah menyuapi dirinya sendiri, kini Zea menutup wadah bekalnya itu, padahal belum habis.

"Mau kemana? Habisin dulu" ucap Gibran pada Zea yang akan melangkah keluar.

"Brisik lo" sahut Zea, setelah menyahuti Gibran, Zea pun langsung keluar dari kelas nya.

"Shey, gue susul Zea dulu ya" ucap Reynand pada Sheyna, Sheyna pun hanya mengangguk saja. Setelah Reynand mendapatkan anggukan oleh Sheyna, kini diri nya langsung keluar dari kelas nya untuk menyusul Zea. Gibran pun juga ikut menyusul Zea bersama Reynand.

"Kemana sih dia?" gumam Gibran.

"Coba ke rooftop" ucap Reynand dan mendapatkan anggukan oleh Gibran. Kini Reynand dan Gibran pun memutuskan untuk mengecek keberadaan Zea di rooftop sekolahnya.

Kini Reynand dan Gibran pun sudah sampai di rooftop nya. Benar dugaan mereka, Zea sedang berada di rooftop dan duduk di kursi panjang sana. Reynand dan Gibran pun menghampiri Zea dengan diam-diam.

Pada akhirnya Reynand berlutut didepan Zea tanpa sepengetahuan Zea, karena mata Zea memejam. Gibran pun hanya diam saja dibelakang Zea.

"Ze" panggil Reynand pada Zea dengan lembut. Zea pun perlahan membuka kelopak mata nya.

"Ngapain lo disini!!" ucap Zea dengan perasaan terkejut karena dihadapannya ada orang yang paling dia benci.

"Ngejemput tuan putri" sahut Reynand dengan entengnya membuat Zea menatapnya dengan tatapan malas nya.

"Gue disini mau nenangin diri tapi malah ada lo disini, tambah mood gue hancur tau ga" ucap Zea, Reynand pun hanya tersenyum kekeh karena lagi-lagi gemas dengan raut wajah Zea.

KEPRIBADIAN ZEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang