17- Adu Cibir

81 13 5
                                    

Kini hari berganti nama, sekarang adalah hari senin. Kini Yura dan Manda sudah sampai di parkiran sekolah nya, setelah memarkirkan motor nya, mereka bergegas untuk turun dari motornya dan melepaskan helm nya masing-masing. Pada saat mereka sedang melepaskan helm, tiba-tiba sekelompok geng yang tak lain adalah geng Warriors datang dengan motor sport nya masing-masing dan langsung diparkirkan di sana.

Yura dan Manda pun hanya menatap malas mereka, namun mereka pun dibuat bingung juga karena disana juga ada Gibran. Pikir mereka kan seharusnya Gibran bersama Zea di rumah Opa dan Oma nya, ini malah datang ke sekolah bersama geng nya itu.

"Biasa aja kali liat nya." ucap Rafa yang menyadari sedang di lirikki oleh Yura dan Manda, sambil turun dari motor nya.

"Pede banget gue liatin lo pada," cibir Yura.

"Ya lo tadi, ngelirik kita ga kedip sama sekali, terpesona ya sama kita. Jujur aja Yur," ucap Rafa dengan tangan menyilang didepan dada.

"HAH TERPESONA SAMA KALIAN, OGAH BANGET GUE NGEPESONAIN NASI BASI KAYA KALIAN. YANG ADA MATA GUE GATEL LIATIN LO PADA!" teriak Yura kepada Rafa, Rafa pun langsung menutup rapat-rapat telinga nya.

"Udah yok Yur, nanti kalo kelamaan ngomong sama mereka, bisa-bisa kita alergi," ucap Manda sambil menarik lengan tangan kanan Yura.

"Dihh, dasar superman. Alergi beneran tau rasa lo!" balas Rafa.

"Lo tuh yang harus nya kena alergi biar pede nya ilang, wajah kaya pantat panci, sok-sok an tebar pesona, sok banget lo kutu kupret!" ucap Yura dengan sinis kepada Rafa.

"Lo ga liat, muka gue spek Cha Eun Woo kaya gini lo sama in sama pantat panci. Wah parah sih lo Yur, mata lo udah katarak an ya?" cibir Rafa.

"What? Muka lo mirip Cha Eun Woo? Ga salah Fa? mimpi banget mirip-mirip in muka lo sama Cha Eun Woo, ga ada mirip-mirip nya malah. Yang ada lo mirip muka kebo," balas Yura kepada Rafa.

"Jan--" ucapan Rafa terpotong karena ucapan Yura.

"Gib, lo ga ikut Zea. Kata nya Zea lagi di jogja," kata Yura sambil menatap bingung ke arah Gibran, Reynand dkk yang mendengar itu pun menoleh ke arah Gibran sambil menatap kebingungan ke arah nya.

"Gue ga ikut." jawab Gibran dengan kedua tangannya yang diselisipkan di saku celananya.

"Emang kenapa Zea nginep disana Gib?" tanya Yura lagi.

"Ngunjungin doang, paling besok pulang." sahut Gibran. Setelah mengatakan itu, Gibran pun mulai melangkahkan kaki nya menuju area dalam sekolah nya meninggalkan teman-temannya itu yang masih di area parkiran. Yura pun hanya meng 'oh' kan ucapan Gibran saja.

"Apa lo liat-liat!" sentak Yura kepada Reynand dkk.

"Dih siapa yang ngeliatin lo, haha sekarang lo yang kepedean haha," sahut Rafa diakhiri dengan senyum seringai nya.

"Udah lah yok Mand, bisa muntah gue lama-lama liat nasi basi kaya mereka," ucap Yura sambil menarik lengan tangan kiri Manda, Manda pun mulai melangkahkan kaki nya untuk mensejajarkan jalannya dengan sahabatnya itu. Reynand dkk pun juga ikut mulai melangkahkan kaki nya menuju ke dalam area sekolah nya itu.

Pada saat Yura dan Manda sudah sampai di depan kelas nya, kini pandangan pertama yang mereka liat di depan kelas nya itu adalah seperti biasa nya, tak lain disana ada Diva dan Sheyna di belakangnya.

"Tumben ber dua, biasa nya bertiga. Mana tuh peliharaan jalang kalian?" ledek Diva sambil menatap sinis ke arah mereka berdua.

"Div, jangan mulai deh," lirih Sheyna kepada Diva, namun Diva tidak menggubris ucapan temannya itu.

KEPRIBADIAN ZEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang