"Harga diri.. Chaeyoung.. yang aku pikirkan adalah harga diri, bagiku sangat memalukan karena Jennie memergokiku sedang berjaga di kasir, ck! Aku tidak mau lagi berjaga di kasir selamanya, merusak reputasi ku saja."
Chaeyoung tertawa puas mendengar celotehan Lisa yang duduk di sampingnya, dia sendiri tengah menyetir, dan tujuan mereka malam hari ini adalah pergi ke klub untuk bersenang-senang.
"Apa salahnya dengan berjaga di kasir? Kau seharusnya bangga karena Jennie makan di restoran milik keluargamu." Ucap Chaeyoung setelahnya, Lisa memang memiliki gengsi setinggi langit, ditambah gaya hidupnya yang tinggi, wajar karena Lisa memang lahir di keluarga yang berada dan selalu hidup berkecukupan sedari kecil.
"Aku malu, setidaknya jangan Jennie yang memergokiku, dia adalah incaranku dan rasanya reputasi ku rusak karena aku berjaga di kasir." Balas Lisa sambil mendengus sebal.
"Padahal tidak ada salahnya menjadi kasir sekalipun, hey.. Jennie bisa melihatmu sebagai seseorang yang pekerja keras, ambil saja sisi baiknya." Ucap Chaeyoung dan Lisa berdecak lagi.
"Mulai besok aku akan meminta pekerjaan lain pada Daddy, dan sebagai anak pemilik restoran, seharusnya aku bekerja dibalik layar, atau setidaknya aku menjadi manajer di restoran, kenapa aku menjadi kasir?" Protes Lisa.
"Menjadi kasir saja tidak becus, kau harus menjelaskan pada ayahmu karena kau menggratiskan makanan Jennie kemarin, pembukuan restoran jadi tidak tertata dengan baik karena ulahmu." Lisa terkikik mendengarnya, itu tugas staff mereka yang lain.
"Menjadi kasir lebih baik daripada menjadi pelayan, bayangkan jika Jennie kembali datang lalu kau yang mengantar pesanan ke mejanya, itu lebih memalukan." Lisa langsung mengusap lengannya sendiri, membayangkannya saja dia tidak sanggup.
"Jika tahu Jennie akan makan siang di restoran, aku tidak akan keluar dari ruangan kemarin, dia juga tidak perlu tahu tentang restoran." Ucap Lisa, "benar juga, kau selalu tidak mau gadis-gadis yang sedang dekat denganmu mengetahui tentang restoran." Lisa manggut-manggut.
"Irene saja tidak mengetahui hal ini namun Jennie terpaksa mengetahuinya, tapi aku anggap kami berjodoh karena siapa yang menyangka Jennie akan datang ke restoran kemarin? Kami sudah memiliki ikatan batin." Balas Lisa dengan kekehan nya.
"Cih, terlalu percaya diri." Cibir Chaeyoung, "namun hari ini.. aku tidak mau terlalu berdekatan dengannya, aku tidak akan menyapanya dan aku akan bersama Jisoo saja." Ucapan Lisa membuat Chaeyoung mengerutkan keningnya.
"Apalagi yang ingin kau lakukan kali ini?" Tanya Chaeyoung, dia sendiri tidak mengerti kenapa Lisa memiliki begitu banyak ide di kepalanya.
"Hem.. aku ingin melihat bagaimana respon Jennie jika aku sedikit cuek dengannya." Ucap Lisa, "dia akan membalas hal yang sama, dia tidak akan memperdulikan hal ini." Lisa berdecak mendengarnya.
"Kenapa kau bersikap sok tahu?" Balas Lisa lagi, "haish, kau tidak boleh terlalu percaya diri jika semua orang menyukaimu hanya karena kalian sudah bertemu beberapa kali." Ucap Chaeyoung.
"Tidak tidak, aku percaya diri jika Jennie juga menunjukkan ketertarikan padaku." Ucap Lisa dengan senyumannya.
"Baiklah, terserah saja, tidak akan menang jika berbicara denganmu." Lisa terkekeh, dia juga memiliki strategi jika mendekati perempuan, dan cara yang selalu dia gunakan adalah cara tarik ulur.
Bagi Lisa, hal ini akan membuat targetnya merasa penasaran dengan dirinya, dia suka menghilang secara tiba-tiba lalu membiarkan gadis-gadis incarannya yang mengirim pesan lebih dahulu padanya.
"Kau tahu, aku belum pernah mengirim pesan untuk Jennie.. aku yakin dia juga sudah mulai bertanya-tanya dalam hati kenapa aku tidak pernah mengirim pesan untuknya." Ucap Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE - JENLISA [G×G]
FanfictionJennie diminta oleh sahabatnya Irene untuk membalas dendam atas kesakitan hati yang dia rasakan dari seseorang bernama Lisa, gadis yang menghosting dirinya setelah mereka dekat selama beberapa bulan. Pada awalnya, Jennie merasa ragu untuk membantu I...