Jam di dinding menunjukkan pukul tujuh pagi sekarang, jika biasanya Lisa masih tenggelam dalam alam mimpinya, namun hari ini berbeda, dia berbaring di atas ranjangnya dengan mata yang terbuka sayu.
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, gadis jangkung itu tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia memang kembali pukul satu malam kemarin dan langsung masuk ke dalam kamarnya, Lisa mencoba untuk tidur meski sepertinya dia baru tidur pukul setengah tiga pagi.
Yang Lisa ingat, dia terbangun pukul setengah empat pagi lalu kembali tidur sampai dia bangun di pukul enam pagi tadi, sampai sekarang, Lisa dengan matanya yang berat hanya melamun, menatap langit-langit kamarnya tanpa melakukan apa pun.
Katakan Lisa memang berlebihan seperti ucapan Chaeyoung kemarin, tapi ada kesakitan hati yang tidak bisa Lisa utarakan, semalam.. dia melihat pujaan hatinya berinteraksi akrab dengan pria lain, bahkan menurut informasi yang Manoban dapatkan, Jennie pulang menggunakan mobil yang sama dengan pria itu.
Apa Lisa bisa berpikir jernih? Tentu saja tidak, seorang pria dan wanita pulang bersamaan bahkan Jennie juga tampak merangkul pria itu menuju mobil, Lisa memang tidak melihat semuanya dari mata kepalanya sendiri, dia meminta pelayan yang belum pulang untuk menjadi mata-mata Jennie, tentu saja Lisa membayar staff itu sebanyak lima puluh ribu won.
"Aku tidak akan rela jika Jennie sampai..." Lisa memejamkan matanya dan meletakkan kepalan tangannya di atas dahinya, apa yang Jennie lakukan dengan pria itu di tengah malam hari? Apa mereka pergi ke hotel lalu..
"Tidak, sialan." Lisa menyangkal pikiran buruknya, rasanya ini bukan bagian dari rencananya, kenapa dia seperti dihempaskan oleh Jennie sekarang setelah mereka melakukan kencan di akhir pekan kemarin? Seharusnya dia yang menarik ulur Jennie, bukan malah sebaliknya.
Lisa kembali mengambil ponselnya yang tepat berada di samping kepalanya, perutnya juga sedikit lapar sekarang, mungkin karena dia bangun pagi jadi perutnya meraung meminta sarapan? Biasanya Lisa memang selalu sarapan dan makan siang sekaligus.
Gadis jangkung itu berkali-kali berpikir apakah dia harus menghubungi Jennie atau tidak, setidaknya mengirim pesan bukan? Namun Lisa ingin menunjukkan jika dirinya sedang marah dengan Jennie meski Lisa tidak tahu kenapa dia harus marah.
Keningnya berkerut karena begitu membuka sosial media, nama Jennie muncul paling utama, Lisa segera membuka unggahan Jennie dan gadis jangkung itu membulatkan matanya.
"Apa-apaan." Lisa melihat foto yang Jennie unggah, wajah pria itu tampak begitu jelas, posisinya, Jennie memeluk pria tinggi itu dari samping sedangkan pria yang tidak Lisa ketahui namanya merangkul Jennie.
Posisi ini saja sudah membuat Lisa marah, namun yang membuat Lisa semakin geram adalah Jennie mengangkat kepalanya dan memajukan bibirnya, seolah ingin mengecup pipi pria tinggi itu meski bibir Jennie tidak menyentuh wajah pria itu.
"Namanya Jaemin." Gumam Lisa, apalagi Jennie menuliskan, 'see you again, my big baby!' dengan emoticon hati berwarna hitam di tengah-tengah foto yang dia unggah.
"Dia ingin pergi berarti." Lisa manggut-manggut, ini hal yang baik karena berarti dia tidak akan melihat pria itu lagi dalam waktu dekat.
"Huh." Lisa menghela nafasnya, dadanya terasa sesak, ada kecemburuan besar yang Lisa rasakan, dia juga ingin dipeluk oleh Jennie seperti itu meski rasanya dirinya tidak tahu diri, dia bukan siapa-siapa di hidup Jennie, bahkan kemarin Jennie sendiri mengatakan mereka berdua hanya sekedar teman.
Lisa membuka ruang obrolannya dengan Jennie, masih sedikit pesan yang terkirim di sana, bahkan mereka hanya berkomunikasi disana saat hendak melakukan kencan kedua kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE - JENLISA [G×G]
FanficJennie diminta oleh sahabatnya Irene untuk membalas dendam atas kesakitan hati yang dia rasakan dari seseorang bernama Lisa, gadis yang menghosting dirinya setelah mereka dekat selama beberapa bulan. Pada awalnya, Jennie merasa ragu untuk membantu I...