Untuk beberapa detik, ada penyesalan di dalam hati Jennie karena dia langsung mengiyakan ajakan Lisa untuk makan siang bersama hari ini, Jennie sendiri juga belum memberitahu Irene jika dia dan Lisa akan bertemu diluar klub malam.
Jennie merasa, dia seharusnya sedikit menjual mahal agar Lisa semakin penasaran dengan dirinya, jadi rencananya, setelah keduanya melakukan makan siang bersama hari ini, Jennie akan sedikit mengabaikan Lisa.
Meski respon yang Jennie berikan pada Lisa hanya untuk membantu Irene membalaskan dendamnya, namun tetap saja, ada strategi yang harus Jennie gunakan disini, apalagi tujuan utamanya adalah untuk membuat Lisa bertekuk lutut di hadapannya.
Sekarang, Jennie sudah berada di depan restoran yang ditentukan Lisa, letaknya tidak terlalu jauh dari restoran saat dirinya bertemu dengan Irene beberapa waktu yang lalu.
Jennie sejujurnya tidak tahu apakah Lisa sudah berada di dalam restoran atau justru gadis jangkung itu bahkan belum tiba, namun perlu digarisbawahi, Jennie bahkan sampai sebelum pukul satu siang, dimana keduanya membuat janji, pukul dua belas lebih lima puluh lima menit sekarang.
Mereka tidak bisa berkomunikasi pada satu sama lain karena Jennie belum memberikan kontak pribadinya pada Lisa sampai detik ini, Jennie sudah membayangkan bagaimana jadinya jika dia memberikan kontaknya pada Lisa si pengangguran itu, Jennie yakin, Lisa pasti akan mengirim pesan dan terus menerus mengganggunya.
"Seharusnya dia datang.. karena jika tidak, maka dia sialan." Ucap Jennie sambil menebalkan warna bibirnya menggunakan lipstick berwarna merah muda.
Sesuai apa yang dikatakan Jennie kemarin malam, tidak ada satu orang pun yang mengetahui tentang pertemuan mereka siang hari ini, dan jika Lisa tidak datang, Jennie akan tetap menikmati makan siang sendirian di restoran yang dominasi warga hijau muda ini.
"Baiklah, dia datang atau tidak, perutku harus tetap diisi." Setelah merasa penampilannya sempurna, Jennie kemudian turun dari mobilnya dan masuk ke dalam restoran, seperti biasa, dia disambut oleh pelayan dan Jennie masuk ke dalam restoran dengan santai.
"Jennie! Sebelah sini."
Jennie menoleh ke kiri begitu mendengar suara yang familiar, dia tidak menyangka jika Lisa ternyata sudah duduk di sofa, menunggu dirinya dengan satu gelas minuman juga satu kentang goreng di hadapannya.
Lisa dengan senyumannya langsung membersihkan tangannya kemudian menyambut Jennie yang kini berjalan ke arahnya, "maaf, apa tidak ada kursi?" Tanya Jennie pada pelayan, dia berencana untuk duduk di hadapan Lisa karena Lisa sudah mengambil tempat duduk di sofa, sayangnya Jennie tidak melihat adanya kursi yang tersedia.
"Kau tidak memerlukan kursi Jennie, duduk di sampingku saja." Ucapan Lisa membuat Jennie langsung menyipitkan matanya, dia jadi paham kenapa tidak ada kursi yang tersedia, apa Lisa sengaja meminta pelayan menyingkirkan kursi agar Jennie mau duduk bersebelahan dengannya?
"Apa ini akal-akalan mu saja?" Lisa terkikik saja, dia menarik lengan Jennie dengan lembut agar gadis bermarga Kim itu duduk disampingnya.
"Aku yakin kau juga sudah lapar, ayo pesan makanan saja." Ucap Lisa, keduanya diberikan buku menu dan Lisa langsung menyebutkan beberapa pesanannya, persetan meski ayahnya belum memberikan uang bulanan untuknya, dia masih memiliki tabungan karena untuk berkencan dengan seorang gadis, dia harus terlihat royal dan memiliki banyak uang.
"Aku satu pasta bolognese dan satu orange juice saja." Ucap Jennie, "kau yakin? Tambah lagi, Jennie." Balas Lisa setelahnya.
"Aku tidak makan terlalu banyak, lagipula kau juga sudah memesan banyak camilan." Balas Jennie sambil menutup buku menu, "untuk makanan penutup, kau ingin gelato? Atau.. pudding?" Tanya Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE - JENLISA [G×G]
Fiksi PenggemarJennie diminta oleh sahabatnya Irene untuk membalas dendam atas kesakitan hati yang dia rasakan dari seseorang bernama Lisa, gadis yang menghosting dirinya setelah mereka dekat selama beberapa bulan. Pada awalnya, Jennie merasa ragu untuk membantu I...