14. I Love Me After You

309 54 23
                                    

Violet duduk bersandar dikepala ranjang. Termenung tak melakukan apapun sejak beberapa saat lalu. Dia bahkan belum membersihkan tubuh akibat kelelahan. Sungguh perempuan itu bahkan tidak memiliki tenaga untuk hanya sekedar memperbaiki selimut yang turun dari dari dadanya.

"Dia benar-benar binatang." Gerutu Violet kesal mengingat apa yang dilakukan Oliver semalam. Lelaki itu tidak memberikannya istirahat sedikit pun. Dia membuatnya terus terjaga melakukan olahraga orang dewasa sepanjang malam.

"Syukurlah kau sudah bangun. Aku khawatir karena kau tidur sangat lama."

Violet menatap sinis kearah pintu dimana sumber suara berasal. Dia sangat kesal. Lagian salah siapa yang baru melepaskannya saat matahari akan terbit.

"Menurutmu karena siapa aku hampir pingsan begini? Ini juga, bagaimana kau bisa meninggalkan jejak begitu banyak di tubuhku." Ucap Violet sembari menunjuk bekas-bekas keunguan yang tercetak jelas di kulit putih nya.

Oliver tidak memperdulikan protes yang dilayangkan perempuan didepannya. Lagian apa masalahnya? Bukankah jejak-jejak itu terlihat indah?

Dia melangkah mendekat. Membawa semangkuk bubur dengan segelas air di nampan. Oliver duduk disamping perempuan itu. Meletakkan nampan pada nakas, lalu mengambil segelas air untuk diberikannya pada Violet.

Perempuan itu meneguknya beberapa kali sebelum kembali memberikannya Oliver dengan wajah yang terlipat kesal.

"Jangan marah-marah. Masih terlalu awal untuk emosi. Lagian apa kau tidak ingat semalam? Kau yang paling beringas sampai-sampai kau melukai punggungku dengan cakaran mu." Ucap Oliver sembari menyodorkan punggungnya. Memperlihatkan bagaimana tubuh bagian belakangnya itu memiliki bekas luka.

"Itu--itu kan kau yang menyuruhku! Kau mengatakan lebih baik mencakarmu daripada aku menggigit bibirku!!" Balas Violet tak mau kalah. Meski pipinya tampak merona karena malu mengingat bagaimana panasnya kegiatan mereka semalam.

"Baiklah. Memang salahku. Kalau begitu makanlah dulu. Kau perlu mengisi tenaga untuk bisa memarahi ku."

Oliver menyuapkan sesendok bubur ke mulut Violet. Meski kesal perempuan itu menerimanya. Karena memang benar perkataan Oliver, dia membutuhkan asupan. Tubuhnya membutuhkan tenaga.

Oliver memperlakukannya dengan sangat baik. Menyuapinya dengan begitu sabar hingga mangkuk yang sebelumnya penuh kini mulai kosong. Violet dapat merasakan kehangatan lelaki itu. Sikapnya yang manis membuat Violet terbuai hingga tidak lagi mengingat hal lain. Oliver mampu menghipnotis perempuan itu dengan pesona yang dimilikinya.

Violet mengakhiri sesi sarapan yang dilakukan pada pukul 10.00 itu dengan segelas air. Dia ingin membersihkan diri setelah ini. Tubuhnya sudah terasa tidak nyaman. Namun otot-ototnya masih belum mendapatkan kekuatan seperti sebelumnya.

"Kenapa?" Tanya Oliver setelah meletakkan alat makan di nakas. Dia menangkap kegelisahan Violet.

"Ehm, aku--aku ingin membersihkan diri."

Oliver mengangkat sebelah alisnya. Tak mengerti arah pembicaraan dari Violet.

"Oke, lalu apa masalahnya?"

"Yang benar saja. Aku tidak memiliki tenaga yang cukup untuk berjalan, Oliver! Dan itu karena, mu!!" Kata Violet yang memekik kesal.

Baru saat itu Oliver mengerti. Sunggu mengapa dia bisa sebodoh dan tidak sepeka itu? Lelaki itu pun menganggukkan kepala paham.

"Ahh, jadi rupanya begitu. Baiklah. Aku akan memandikanmu."

"Hanya mandi, oke. Tidak berbuat yang aneh-aneh." Peringat Violet tegas.

FLAMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang