Padatnya gemuruh manusia yang selalu mengikuti setiap pergerakan adalah hal yang biasa bagi Oliver. Rasa risih sudah tak berarti bagi pemuda itu. Sebab memang begitulah resiko menjadi seorang pembalap formula satu. Bahkan tak jarang kehidupan pribadinya pun dikulik begitu rinci seolah dia tidak memiliki hak privasi. Dimanapun dia berada, disitulah kamera dan pasang mata akan mengikuti.
Balapan sudah memasuki Race kesepuluh yang mana Grand Prix Spanyol akan diselenggarakan di Catalunya-Barcelona. Balapan yang dilakukan pada akhir pekan itu dimulai dengan percobaan untuk melihat pengaturan terbaik mobil yang bisa digunakan sebelum tiga bagian kualifikasi sistem gugur dari setiap waktu yang diperoleh. Hasil tersebutlah digunakan oleh para pembalap untuk menentukan starting grid mereka.
Oliver itu tidak puas dengan hasil kualifikasi kali ini. Jumlah waktu yang dia dapatkan hanya sanggup untuk berakhir di urutan kedua. Harga dirinya terluka karena sebagai warga negara Spanyol, sangat memalukan melihat hasil tersebut. Sehingga meski tidak mendapatkan pole, dia berjanji akan membayarnya dengan memenangkan Grand Prix di negara asalnya kali ini.
Sudah sangat umum sebagai seorang pembalap sebelum memulai balapan mereka akan melakukan ritual masing-masing. Hal itu tidak ada bedanya dengan Oliver. Oliver berlatih ketangkasan dengan memencet beberapa lampu. Lelaki itu memastikan bahwa dia memencet lampu yang menyala. Selain itu dia juga melakukan jugling bola menggunakan tangan untuk melihat bagaimana reflek yang dia miliki. Tak lupa dengan melemparkan tiga bola ke udara secara bersamaan dan di tangkap secara satu per satu untuk melatih konsentrasinya. Lelaki itu melakukannya dengan sangat baik. Tidak ada satupun bola yang terjatuh.
Selanjutnya Oliver meregangkan tangannya menggunakan resistance loop. Memanaskan otot tangannya sebelum menggunakan steering wheel khusus yang hanya di gunakan pada mobil balap formula satu. Dan yang terpenting yang dilakukan Oliver adalah adalah menarik sebuah alat khusus yang terikat kepala. Sebuah benda yang selalu digunakan oleh para pembalap untuk melatih kekuatan leher mereka. Hal tersebut sangat penting mengingat tekanan yang ditimbulkan saat melewati sebuah tikungan dengan kecepatan yang sangat tinggi bisa mematahkan leher seseorang. Oleh sebab itu setiap pembalap selalu melatih otot leher mereka.
Waktu menunjukkan masih ada satu setengah jam sebelum balapan dimulai. Oliver bergerak melewati sebuah tunnel menuju paddock. Sesampainya Oliver sudah disambut oleh beberapa orang telah menunggu. Meski paddock adalah tempat yang tidak begitu ramai dan hanya orang-orang tertentu yang bisa berada disana, Oliver tak serta merta bisa bersantai seenaknya. Sesekali dia harus bertemu atau berfoto bersama dengan para petinggi tim, kalangan artis atau pengusaha yang memiliki akses.
Tak terkecuali Irish. Teman perempuannya yang tidak dia sangka akan berada di sana. Bukankah perempuan itu mengatakan ada jadwal pemotretan dengan brand sportwear terkenal? Lalu apa yang dilakukannya ditempat itu?
Dan tentu saja kedatangan Irish membuat publik heboh. Siapa yangseorang tidak mengenal Irish, supermodel yang menghiasi banyak majalah fashion dan sudah berjalan pada acara fashion week untuk banyak brand ternama. Jadi tentu saja kehadirannya akan mendapatkan perhatian dari banyak orang.
"Lihat ke kamera dengan tersenyum." Cicit Irish penuh perintah dengan mulut terbuka hingga gigi putihnya terlihat. Perempuan itu tampaknya sudah sangat siap untuk mengambil gambar.
Oliver yang sebelumnya mengernyit bingung kini terpaksa melebarkan bibirnya. Melakukan apa yang dipinta oleh temannya tersebut. Dan beberapa foto pun diambil dengan begitu baik.
Mereka kini saling berhadapan dengan Oliver yang menuntut penjelasan.
"Bukankah kau mengatakan ada jadwal pemotretan?"
