23. Afraid To Lose You

268 53 11
                                        

Mobil hitam yang hanya memilki 2 kursi itu melewati sebuah gerbang hitam yang terbuka. Bergerak pelan melintasi jalanan berkelok yang dikelilingi pepohonan rendah nan rimbun di setiap sisi. Jalanan itu terlihat begitu elegan dengan lampu taman berwarna kuning yang menerangi. Tentu saja hal itu membuat Violet mengernyit bingung. Sebab sejak tadi Oliver hanya membisu dan tak mengatakan apapun kemana lelaki itu akan membawanya.

"Kita ada dimana?"

Violet membuka suara ketika mobil berhenti tepat di sebuah tempat dimana terdapat beberapa kendaraan lain juga melakukan hal yang sama. Dia tercengang melihat sebuah bangunan yang begitu besar. Rumah? Bukan. Itu adalah sebuah mansion mewah yang entah milik siapa. Rasa penasaran yang semakin memuncaklah yang membuat perempuan itu memilih melakukannya. Dia bertanya pada Oliver meski wajah lelaki itu nampak tegas tanpa ekspresi.

"Jangan banyak bertanya. Kau hanya perlu ikut bersamaku." Ucap Oliver datar.

"Aku berhak tahu kemana kau membawaku, Oliver! Aku bukan anjing yang bisa kau suruh semau mu." Violet menjawab dengan setengah kesal. Terdengar dari nada suaranya yang meninggi.

Oliver yang sedari tadi hanya menatap lurus kini memutar kepala. Mengalihkan perhatiannya pada perempuan yang berada di kursi penumpang mobil miliknya.

"Kau mengeluh kerena aku tidak memperkenalkanmu sebagai kekasihku kan? Sekarang aku akan melakukan apa yang kau inginkan. Aku akan memperkenalkanmu pada semua tamu yang datang di acara ulang tahun Irish. Jadi sekarang turun dan gandeng lenganku dengan mesra."

Belum sampai Violet melontarkan balasan, lelaki itu turun dari mobil. Memberikan kunci pada seorang lelaki berumur yang telah menyambutnya dengan sopan. Netra Violet mengikuti pergerakan Oliver. Bahkan ketika lelaki itu memutar dan berhenti di tepat disampingnya.

"Turunlah." Nada bicara lelaki itu sedikit melembut. Violet menuruti apa yang dikatakan Oliver ketika melihat pintu yang sudah terbuka. Memegang tangan sang kekasih yang disodorkan untuk membantunya.

Kini keduanya sudah berdiri berdampingan. Oliver memposisikan diri agar Violet melingkarkan tangannya di lengan lelaki itu.

"Tersenyum. Aku tidak mau orang berpikir aku memaksamu." Ucap Oliver tegas dengan sedikit berbisik.

'Kau memang memaksa ku.' Batin Violet kesal.

Meski begitu Violet tetap menurut. Kedua sudut bibrnya sedikit terangkat. Kaki mungilnya berjalan mengikuti langkah sang lelaki. Mereka berdua berjalan melewati sebuah taman yang tertata dengan indah. Menunjukkan bahwa tanaman yang ada disana dirawat dengan begitu baik. Violet dan Oliver menyusuri sebuah kolam yang terbentang begitu panjang. Seperti sebuah sungai yang di buat dengan sengaja.

Cahaya bulan nampak menyilaukan mata ketika terpantul dari permukaan air. Seolah ingin ikut kemana mereka akan pergi. Perlahan namun pasti, mereka pun tiba pada sebuah bangunan yang sepertinya berada di belakang rumah. Beberapa orang nampak bergantian memasuki tempat tersebut. Violet menebak kalau pesta akan dilakukan disana.

Pintu yang terbuka, mempersilahkan Violet melihat bagaimana ruangan tersebut di hias sedemikian rupa hingga terlihat seperti sebuah kehidupan. Bunga-bunga yang berbagai warna dengan dedaunan hijau nampak menyebar diseluruh ruangan. Membalut dinding, meja, bahkan besi-besi yang mejadi penyangga pada tangga.

Tentu saja Violet dibuat terpukau karena takjub pemandangan tersebut. Jujur saja dia tidak pernah menghadiri pesta semewah itu. Tanpa sadar dia memandangi dirinya sendiri. Melihat apakah yang dia kenakan pantas untuk berada di tempat tersebut. Dan beruntung sekali Oliver memiliki selera yang cukup bagus. Dan untungnya, sebelum berangkat Violet menurut ketika Oliver mengajaknya ke sebuah salon untuk merias dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FLAMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang