16. Own It

300 50 28
                                    

Oliver bersandar pada mobil merah miliknya, Mobil yang hanya memiliki dua kursi dan hanya diproduksi dalam beberapa unit saja. Menunjukkan eksklusifitasnya yang hanya dimiliki orang tertentu.

Sebagai pembalap, sudah pasti Oliver akan mendapatkan satu koleksi terbaru dari pabrikan mobil teamnya. Itulah alasan mengapa dia bisa memiliki kendaraan tersebut. Yah, meski tanpa dikasih, lelaki itu bisa mendapatkan dengan uangnya sendiri.

Oliver mengintip jam tangan yang melingkar pada pergelangan miliknya. Sebuah jam mahal yang sempat menjadi berita utama dalam beberapa media berita. Sebab saat itu Oliver hampir kehilangan akibat pencurian yang dilakukan oleh orang tak dikenal saat dia sedang berjalan menuju sebuah restoran. Beruntung karena kecepatan yang dia miliki, lelaki itu bisa mendapatkan jam miliknya kembali dengan tangannya sendiri. Dan jangan lupa pencuri itu sudah pasti mendapatkan pengadilan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas perilakunya tersebut.

Tak terasa ternyata sudah sepuluh menit dia berada ditempatnya. Sejujurnya dia ingin langsung mendatangi ke apartemen Violet, namun dia ditolak. Entah ada apa hingga perempuan itu melarangnya kesana.

Sembari menunggu Oliver memainkan ponsel. Melihat akun pribadi media sosialnya. Lelaki itu cukup rajin membaca komentar dari para penggemar. Tentu dia mendapatkan banyak komentar positif, namun tak jarang juga Oliver mendapati komentar yang tidak mengenakan untuk dibaca. Terkadang lelaki itu merasa bingung, bagaimana ada orang yang memiliki hati busuk seperti itu? Mengirimkan pesan kebencian serta caci maki pada orang lain. Tapi Oliver tidak memperdulikannya. Sangat membuang waktu baginya untuk membiarkan hal tidak berguna itu mempengaruhi hidupnya.

Tak berapa lama akhirnya sosok yang ditunggu-tunggu menampilkan batang hidungnya. Sosok yang tampak begitu cantik hingga membuat Oliver terpaku dengan mulut terbuka. Oliver memindai penampilan sang kekasih perlahan dari atas ke bawah. Dia melakukannya seperti alat pemindai yang ada di bandara.

Violet mengenakan kaos knit berkerah berwarna hitam yang dimasukkan kedalam rok sepaha. Sepatu sneakers membuat tampilannya menjadi sedikit lebih santai. Dan  semua itu tampak begitu pas dengan wajahnya yang dipoles dengan riasan ringan yang tak berlebihan.

"Cantik. Kekasihku tampak sangat cantik hari ini." Ucap lelaki itu spontan yang malah membuat Violet berdecak pinggang.


Jadi menurutmu biasanya aku terlihat jelek?" Ucap Violet ketus. Matanya menyipit tajam serta bibir yang menipis kesal.

Tentu saja Oliver kelabakan. Dia tidak menyangka kalau pujian tulusnya itu malah membuat Violet kesal.

"Maksudku bukan begitu, Sayang. Biasanya kau juga cantik, tapi hari ini kau terlihat lebih cantik." Oliver mencoba menjelaskan. Namun nampaknya tidak berhasil.

"Kau terlalu banyak alasan, Oliver."

Oliver menutup kedua matanya seketika. Meruntuki dirinya sendiri karena mulutnya yang terlalu lancang dalam berbicara. Alhasil belum sampai beberapa menit dia sudah mendapat masalah.

"Sepertinya para wanita selalu merespon seperti ini ketika dipuji." Gumamnya sangat pelan. Namun karena indra pendengaran Violet yang terpaut peka membuat perempuan itu dapat mendengar apa yang dikatakan oleh Oliver. Mata coklat yang sebelumnya menyipit kini berubah melotot.

"Oh jadi sudah berapa banyak wanita yang kau puji seperti itu, Oliver? Pasti kau sering melakukannya kan." Tantang Violet dengan wajah yang mendongak menuntut penjelasan.

FLAMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang