| 2024 . . .
"Kim, selain bisa minum secangkir hot peach tea, apa yang bikin lo lebih bahagia lagi?"
"Lo pasti tau jawabannya,"
"Ck, ya udah sono pegi ke laut!"
"Ngapain? Orang gue udah tenggelam di dalamnya, kok. So deep, and, so, so.. blue.."
"No, jangan sedih dulu. Gue punya kabar baik. Good for you, Kimara. Mungkin sekarang udah waktunya lo lebih bahagia lagi karena Osean Mahagra udah pulang ke Indonesia."
Baru saja perempuan itu hendak menyesap teh mengepulnya, tiba-tiba saja perkataan Si pemilik Tea Shop ---yang sekaligus teman dekatnya--- langsung membuat ia lemas dan bersemangat di waktu yang bersamaan.
"Demi Tuhan, Jivana. Gue log out second account sih, jadi ngga tau," Kimara menggigit bibir kecil. Tangannya sedikit gemetar. Ia mengeluarkan ponselnya cepat-cepat.
"Lo udah ngga ada minat jual lukisan lagi?"
Jivana jelas tau kebiasaan Kimara. Sahabatnya itu biasanya akan men-stalking akun Osean menggunakan akun kedua Instagramnya ---yang sekaligus Kimara gunakan untuk menjual hasil karya seni nya berupa lukisan--- karena jika Kimara menggunakan first akun, perempuan itu takut jika Osean akan membaca namanya di setiap story yang ia lihat dan di setiap postingan yang ia sukai.
First account Kimara memiliki username @gianirerakim | Gianirera Kimara. Sedangkan Second account-nya @meredithocean | Love Art by White | Fun Paint! DM to order/ask/request/anything!
"Lo tau akhir-akhir ini lukisan gue abstrak semua. Engga layak buat di jual," jawab Kimara kemudian. Ia sudah log in di akun keduanya.
Kini username @oseanmahagra sudah terpampang di layar ponsel Kimara. Slide pertama story Osean memperlihatkan suasana di dalam pesawat sekitar 16 jam yang lalu. Sedangkan slide kedua, nampak memamerkan keadaan meja makan yang penuh hidangan khas yang tak asing di mata. Untuk story yang kedua, ternyata baru di unggah satu jam yang lalu.
Ternyata benar, Osean sudah pulang.
"Serius nanya deh, mau sampe kapan lo stuck terus sama satu cowok yang bahkan udah pernah nolak lo when lo 19?" Jivana bertanya seraya mengaduk-aduk iced milk tea menggunakan pipetnya.
"Cewek 19 tahun yang abis confess langsung di tolak itu, ya?" Ia tersenyum pahit mengingatnya. "Emang bodoh banget si Kimara Kimara itu. Minimal cari tau dulu crush-nya masih single atau udah taken. Jangan main dobrak aja."
"Terus apa bedanya sama Kimara yang sekarang 26 tahun? Udah 5 tahun semenjak Osean pergi ke Amerika dan lo stalking sosial media dia. Dapet informasi apaan dari sana? Osean masih pacaran sama Kak Ruby atau ternyata udah putus? Atau jangan-jangan udah ganti cewek? Lebih bagus lagi kalau single bukan?"
Menggeleng pelan ia menyesap sedikit tehnya, "engga tau, Jiv. Dari dulu dia kan selalu private soal relationship-nya."
"Gue penasaran deh Kim, kenapa lo bisa secinta itu sama Osean?" Kali ini nada bicaranya terdengar serius.
Sejenak, Kimara menyunggingkan sebelah bibirnya. "He is the reason I am a better version of myself. Lo tau sendiri kaya apa gue dulu, Jiv."
Tentu saja. Sebutlah jika Jivana adalah saksi hidup Kimara. "Cuman lo doang kayanya yang masih setia sama perasaan itu hampir 9 tahun padahal sebelumnya udah pernah di tolak."