06 : when you're close to me

150 38 15
                                    

Osean Mahagra
| kim, maaf gue gak bisa
ke rumah sakit pagi ini
| nanti siang baru bisa kesana
sekalian jemput lo pulang
| nomor gue udah di save kan?

Kimara Laiadinuar
Oke |
Udah gue save kok |

               Perempuan itu menaruh ponselnya di atas bantal setelah menyimpan nomor baru pada chat paling atas miliknya. Pesan dari Osean jadi mengingatkan ia dengan kejadian semalam, saat Osean dan Ruby bertemu tepat di hadapannya.

Siapa sangka, dokter umum yang menangani Kimara rupanya Ruby Anathea. Perempuan yang dulunya adalah senior Kimara di Organisasi Relawan bersama Osean. Ruby memang anak kedokteran tadinya, itu kenapa dia ada di bagian medis setiap menjadi relawan. Dan sekarang perempuan itu sudah menjadi seorang dokter yang begitu terampil dan menawan.

Pantas saja Osean jatuh hati.

Tapi, tunggu sebentar. Ada sesuatu yang mengganjal ketika pertemuan keduanya.

Untuk sepasang kekasih yang sudah terpisah selama 5 tahun, mereka terlihat seperti orang asing. Ya, asing. Pasalnya, saat Ruby datang untuk memeriksa Kimara, Osean malah meninggalkan ruangan. Dan disaat Ruby sudah selesai dengan tugasnya, disitu Osean cepat masuk lagi menghampiri Kimara.

Itu tandanya, mereka berdua tidak sempat bercakap-cakap, kan?

Baik, mungkin saja sebagai dokter Ruby hanya ingin bersikap profesional. Ini kan di rumah sakit. Siapa tau jika di luar sana Osean dan Ruby sudah saling menumpahkan rasa rindu mereka. Astaga! Tidak-tidak. Kimara tidak ingin terlalu jauh memikirkannya.

"Hai sayang."

Terkejut terkesiap, Kimara yang pikirannya sedang melalang buana sontak melebarkan mata saat melihat siapa gerangan yang datang menjenguknya pagi ini.

"Tante?" Oh, sebentar. Bukannya itu... ibunya Osean?! Saat acara makan malam waktu itu Kimara sempat melihatnya.

"Panggil saja Tante Kaludia," katanya, sembari menarik kursi untuk duduk di sisi ranjang dan menyimpan sesuatu di atas nakas. "Tante ini Ibunya Osean, masih ingat kan?"

Nah, benar ternyata.

"I-ya, Tante." Entah kenapa tapi hei! Kenapa rasanya deg-degan sekali?!

"Kamu pasti bingung ya kenapa Tante bisa tau kamu lagi di rumah sakit?"

"Apa Osean yang kasih tau?"

Klaudia menyunggingkan senyumnya yang mengartikan jawaban iya. "Osean bilang pagi ini dia tidak bisa datang karena harus segera ke kantor. Jadi sekarang Tante yang menggantikan untuk menemani kamu,"

"Ya ampun, maaf. Aku ngga tau kalo Osean bakal nyuruh Tante buat ke sini. Kalo tau pasti aku larang soalnya ngerepotin Tante."

"Ngerepotin apanya sayang? Malah Tante senang bisa jenguk kamu. Di rumah juga tidak ada pekerjaan, sepi. Anak-anak sama Ayahnya sudah sibuk dengan aktivitasnya."

Kini Kaludia nampak mengambil sesuatu yang dibawanya tadi. Rupanya itu sebuah lunch box berukuran cukup besar.

"Kata Osean, kamu tidak bisa makan makanan rumah sakit, ya?" tanyanya. "Nih, Tante habis masak nasi bayam, sup jagung, sama tumisan labu. Kamu belum sarapan kan? Ayo makan dulu."

Kimara tergagap. Ia bingung mau menanggapi kebaikan Kaludia bagaimana. Untuk orang yang baru saling mengenal, bukankah Ibu dari Osean ini kelewat baik?

"Tan, kayanya aku mau makan di sofa aja," ucap Kimara saat Klaudia membuka kotak nasinya.

"Boleh. Kamu bisa jalannya?"

"Bisa kok. Yang sakit tinggal tangan yang di gips ini aja soalnya, Tante."

LABYRINTH : HOW DID IT END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang