"biar aku aja" Atin mengangguk dan mengasih Bonek itu ke Lulu
"nanti, ke bawah ya, kita makan²" ucap kahtrin
"iya nanti aku langsung ke bawah" lalu Lulu ke kamar Oma ia mengetuk saat masuk Lily sudah tertidur di kasur dengan Anin yang membaca cerita
"ini boneka nya Oma" sedikit berbisik lalu Lulu masuk perlahan dan menaruh boneka itu ke tubuh Lily
"sayang, tadi jangan di masukin ke hati ya" elus Anin
"iya oma, biar aku buktikan kalo nama aku sama orang tua aku baik di mata mereka" seru Lulu membuat Oma meneteskan air mata begitu pun Lulu
"udah gih sana, Oma mau bobo cape" senyum Anin lalu Lulu keluar
..
"jangan di masukin hati lu, maafin ayah saya" ucap Zee saat menuruni tangga
"yang ga salah ga berhak meminta maaf, lagian aku selalu memaafkan mereka yang kasar" lalu Lulu ke dapur dan bergabung dengan Feni Gracia dan kathrina
"kamu kuat lu" gumam Zee melihat punggung Lulu
"siapa ?" kepo Christy
"kepo kamu dek, udah yu sana main game" ucap Zee
"eh tapi ka Lulu?"
"nanti dia nyusul, ayo" senyum Zee
"kamu bisa Lulu!" batin Zee
..
"jangan masuk-
"hati?" potong Lulu yang tersenyum
"salah, jangan masukin paru²" ucap Feni
"hahaha" tawa mereka bertiga
"terus sekarang mereka dimana?" tanya Lulu
"di villa atas" ucap Gracia
"ada yang bisa aku bantu?" tanya kathrina
"ini tolong kupasin ya tin" memberi jeruk
"oke oke"
makin malam makin dingin, hawa yang Lulu rasakan di kamarnya, sekarang ia sekamar dengan muthe yang anak itu sekarang sedang menonton Drakor di laptop Lulu karna laptop nya lupa ia bawa
"kamu tenang² di situ, Kaka mau nulis" ucap Lulu
"siap bos" lalu muthe menonton dengan anteng
seperti intro 'you are enough' aku sekarang menyukai seseorang tapi belum pasti, makin lama aku terbiasa dengan ucapan itu.
aku, berfikir sekarang, bahwa mulut mu harimau mu yang harus di jaga agar tidak menyakiti seseorang, itu berlaku untuk ku, tapi tidak dengan orang yang bersifat tidak baik padaku.
seperti orang² itu harus mengakui bahwa aku bisa berdiri di atas kedua kaki ku ini, mereka harus tau.
luka harus di bayar luka.
kematian harus di bayar kematian.
hinaan di balas dengan hinaan bukan amarah yang memuncak.sopan lah pada seseorang yang sopan juga padamu, tapi jika orang itu tidak sopan, maka kamu juga harus tidak sopan
berfikir lah menggunakan logika, sampai kapan kamu tidak berfikir dengan logika itu? sampai kamu tersadar
sejak kapan perasaan seseorang itu harus kamu akui, itu bukan tugas mu, maka berbuatlah se enak mu tapi tidak menyakitinya
itulah aku sekarang dengan lingkungan yang selalu tegas, dan amarah yang memuncak
KAMU SEDANG MEMBACA
pembunuh bayaran (LuRah). END
Боевикanak pembunuh harus berpacaran dengan pembunuh bayar, tapi tidak di sangka jika pembunuh bayaran itu yang sudah membunuh ayah dan ibu dari pacarnya