twentysix

191 14 0
                                    

bulan begitu cepat, akhirnya libur kembali, Gito menyuruh semua keluarga nya pulang ke Indonesia, ada yang ingin ia katakan, tapi bedanya tanpa kathrin

kathrina memiliki riwayat jantung, dan berakhir di rawat di Swiss dengan pengobatan yang lebih, Lily juga mengkhawatirkan maminya

Gito juga, umurnya padahal masih muda di banding shanji, tapi ia sudah susah berjalan dan berbicara setelah kathrin masuk RS

kini semua orang tua sudah berkumpul di ruangan bawah tanah

"kenapa? om?" ucap ashel

"oh iya, onty mana om?" tanya ollan

"onty di rawat llan" ucap Zean

"semoga cepat sembuh"

"hufh~, tolong jaga Lily ya?, umur om udah terbilang tua" ucap Gito

"saya?" ucap shanji yang duduk sebelah Christy

"hihi, papa mh udah antik" ucap Christy

"udah punya anak semua ya.., om seneng banget liat kalian tumbuh begitu cepat hais, dulu kalian masih di suapin makannya, sekarang? kalian yang suapin anak kalian.."

"haha iya om"

"om uhuk uhuk.. udah ga bisa tahan, mungkin abis pertemuan ini, om mau kathrin, istri om pindah kesini ya zean?, om sama onty mau dikuburin di tanah kelahiran om aja"

"iya om, nanti zean Aldo Aran yang urus" ucap Zean

"didik anak kalian hingga sukses, jangan sampai salah" ucap shanji

"itu saja, oh ya ada yang ingin di sampai kan?" ucap Gito, raisha Jessi mengangkat tangan mereka

"sok"

"tentang Gaara dan ellang, lalu Lyn.." ucap raisha

"kenapa sama anak aku?" tanya Indira

"mereka berdua memiliki hubungan terlarang, perjanjian ini sudah di terapkan bukan?" ucap Jessi

flashback

semua keluarga berkumpul setelah acara pernikahan Lulu raisha,

"perjanjian yang udah kalian ttd udah selesai?" tanya Aldo

"sudah" ucap raisha Jessi

"setelah ini, kita ga ada yang namanya berpacaran dengan sesama gender, apa lagi berhubungan intim, ini terakhir untuk masalah Jessi muthe, ini akan kita terapkan oleh keturunan kita, surat akan di perpanjang per 5 tahun, jika ada yang melanggar, silahkan ttd pencabutan nama akhir, dan pencabutan CEO" ucap Feni

"maafkan saya, karna saya mau kalian bahagia hidup normal" ucap shanji

"kami mengerti om" ucap Aran

"awasi anak² kalian" ucap Gito

flashback end

"biar aku yang panggil anak aku, karna saya papanya" ucap Aldo di anggukan manda

"El kemari, opa mau ngobrol sama kamu" ucap Aldo memanggil elang

"Gaara sini" dingin Manda
lalu mereka berempat berjalan ke bawah

"duduk di sebelah ibunya" ucap Manda di anggukan Gaara

"kamu duduk sebelah bunda" ucap Aldo di anggukan elang

"mau jujur?, atau di jujurin?" dingin flora

"ap-apa yang harus di jujurin? yakan gar" elaknya

"di ajarkan siapa kamu?!" tegas Aldo

"Gaara anak mama, kamu ga ada yang mau di jujurin?" elus kepalanya oleh Indira

"kamu paling tua di banding sepupu kamu Gaara" ucap Manda

"maafin Gaara Mima mama"

"Mima hanya butuh penjelasan Gaara!!" Manda sudah sangat amarah ia di tenang kan oleh ollan ashel

"jawab papa elang!?, kamu.. papa ga pernah ngajarin kamu bohong!, siapa yang ngajarin ha?!, jawab elang Ardhiyansah Wijaya!" tegas Aldo

"ga ada pa" tunduknya

"jelaskan ini apa?" Jessi membuka laptop dan di taro kan di  tv

"itu.." elang terhenti

"anak mama yang ganteng.. boleh di jelasin ga?" tanya Indira

"maafin Gaara ma maafin Gaara.. Gaara hilang, maafin Gaara" tangisnya pecah ia bersimpuh pada Indira yang menangis

"maafin el pah Bun" elang juga sama ia bersimpuh depan orangtua nya

"bunda jodoh kan kamu sama bulan!" ucap flora

"ngga bunda el ga mau, bulan terlalu centil, pliss bundaa" el ga mau menikah dengan cewe centil itu, yang ada uang jajan nya habis di beli tas yang ga berguna

"kamu Mima asramakan" ucap Manda membuat Gaara menggeleng, apa lagi asramanya kebanyakan perempuan 72% perempuan, dan lelaki 28%

"ngga Mima, mama Gaara ga mauu pliss, Gaara kan setahun lagi mau lulus plis yaa" rengek nya

"Gaara elang, tolong berdiri disini" dingin Gito

"i-iya opa" lalu mereka berdua berdiri depan Gito dan,

plak
plak

semua terdiam...

"maafin kita opa" tunduk el mengelus pipinya, tidak sakit tapi hangat

"maafin, kita khilaf kita janji ga akan mengulangi kesalahan" ucap Gaara

"Gaara.. kamu tertua di antara sepupu kamu, tapi kenapa kelakuan kamu tidak dewasa?, opa mau keluarga  opa terus maju tanpa ada halangan, Wijaya harus tetap berdiri!" ucap Gito

"Gaara, Gaara kan menjadi penerus.. Gaara janji, Gaara ga akan melanggar aturan keluarga ini lagi, Gaara berjanji akan terus menerus keluar Wijaya dengan baik" Gaara menatap mata Gito dengan tegas

"elang juga, elang akan membersihkan Wijaya dari hal yang kotor, elang berjanji akan menerus kan nama Wijaya, elang berjanji akan membesar kan nama Wijaya di asia" elang sama ia menatap mata Gito

"lelaki tidak mengikari janji mereka, kalian jangan pemberian kalian pria!" tegas Gito

"tapi.. kalian tetap kena hukuman" ucap shanji

"tidak apa" ucap mereka

"nanti ikut sama saya" ucap raisha

"iya."

...

semua kembali normal,
keesokan harinya pagi yang cerah mbun datang karna malam tadi hujan deras, raisha Lulu Gaara elang sudah di dalam jep mereka

mereka sudah sampai, ini tempat yang membuat Lulu tenang saat Anin berpulang, Gaara elang kagum apa yang ia lihat

"buka baju kalian terus kalian duduk di situ, tutup mata kalian dan rileks lah" ucap Lulu membuat kedua membuka baju tinggal boxer saja lalu mereka duduk di batu tengah air terjun lalu mereka memulainya

"jadi keinget kejadian itu" lirih Lulu

"heii, ini akan baik baik saja sayang" ucap raisha

sudah 20 mnt el dan Gaara duduk,
"udah sini" panggil raisha

"oke"

"gimana? rileks?" tanya Lulu

"iya onty, makasih"

"iya ayo ikut saya" ucap raisha lalu ia berjalan ke belakang pohon dekat air terjun

"loh, bisa masuk?" heran El

"iya ayo masuk" lalu mereka masuk, pemandangan yang indah

"wah???, ada air panas nyaa??!" heran Gaara karna ia baru tahu

"ia ayo berendam" Lulu turun dan duduk sana, "adem"

30 mnt kemudian
mereka pulang ke rumah, Gaara dan elang mereka ke atas dan mengerjakan apa yang harus di kerjakan

pembunuh bayaran (LuRah). ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang