BAB 3

189 98 30
                                    

                   PERHATIAN NAREN

"ASSYAAAA"

Saat Anansya berjalan di koridor sekolah. Anansya mendengarkan suara nyaring yang memanggil namanya dari ujung koridor itu. Dia bingung siapa yang memanggil namanya dengan sangat nyaring itu. Dia pun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah belakang. Ternyata yang memanggil namanya adalah kedua curut itu, yaitu Kiana dan Renaya sahabatnya. Muka Anansya yang awalnya datar dan lesu kini berubah menjadi muka yang marah dan kesal. Akhirnya Kiana dan Renaya dapat menghampiri Ananysa, mereka berdua langsung mengerutkan dahinya dan melihat wajah Assya yang marah dan kesal.

"Kenapa lo, buset dah" Tanya Renaya sambil menyenggol bahu Assya dengan pelan.

Anansyaa pun semakin kesal dan menghela napas keras, mukanya masih menunjukkan keamarahan.

"BISA GAK SI KALAU MANGGIL TU GAK USAH NYARING BANGET TU SUARA."

Bentak Anansyaa, suaranya amat sangat keras sehingga membuat para siswa siswi yang berlewatan dikoridor sekolah kaget.

"Suara lo kecilin bisa gak Assya."
"Tau tuh, baru pagi juga, gak usah teriak teriak, lo nanti dikatain caper."

Suruh siswi yang lewat koridor sekolah tepat dihadapan Anansyaa, Kiana dan Renaya.

"Apasih, lewat lo sono." Balas Anansya dengan memasang muka sinis.

Kedua siswi yang sedang lewat koridor itu pun pergi dengan memasang muka kebingungan melihat tingkah laku Anansya yang sangat amat beda pada pagi ini, tidak biasanya Anansya pagi pagi udah marah marah.

Kedua sahabat Anansyaa pun hanya terdiam dan menatapnya, mereka merasa malu karna tingkah aneh Ananysa ini.

"Apa lo pada natap gue."
"Astaga, sya syaa, jangan marah marah gitu napa. Santai aja." Bujuk Kiana.
"Nyenyenyenyenye." Cibir Anansya.

Kini Anansya pun pergi meninggalkan kedua sahabatnya, dia pergi dengan keadaan kesal. Lagian siapa yang gak kesal lagi enak enaknya jalan malah dikejutin, mana suaranya nyaring banget lagi.

Sedangkan kedua sahabatnya masih saling melihat satu sama lain, mereka berdua bingung kenapa dengan sifat Anansya pagi ini. Apakah dia lagi ada masalah? Badmood? Entahlah. Akhirnya mereka berdua pergi mengikuti Anansya.

Sesampainya dikelas Anansya hanya diam dibangku sambil meletakkan kepalanya dimeja. Tidak biasanya Anansya begitu. Anansya adalah tipikal anak yang ceria, gak bisa diam dan jahil. Kebiasaannya dipagi hari saat sampai dikelas itu teriak teriak, cerita sama kedua sahabatnya bahkan bermain hp. Suara hp nya sangat besar dan membuat temen sekelasnya marah padanya. Mungkin karna hp Anansya sedang disita oleh papinya makanya dia tidak bermain hp. Tetapi sekarang sikap Assya berubah, dia seperti bukan Anansya yang dikenal oleh temen sekelasnya. Bahkan kedua sahabatnya saja sangat bingung kenapa sikap Anansya berubah.

Kiana dan Renaya pun hanya melihat Anansya bingung sambil menatap satu sama lain, seperti menanyakan "ada apa pada Anansya."

Tidak lama pun Kiana dan Renaya berjalan menuju tempat duduk mereka. Renaya sebangku dengan Anansya dan tempat duduk Kiana tepat dibelakang Renaya dan Anansya. Mereka berdua meletakkan tasnya bersamaan lalu duduk dikursi masing masing. Tidak habis-habisnya Kiana dan Renaya menatap satu sama lain. Mereka ingin bertanya kepada Anansya, tapi rasa takut itu selalu datang.

"Gimana ini, Ki." Bisik Renaya
"Gua juga gak tau anjir." Balas Kiana dengan menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengangkat kedua bahunya.

Mereka dua hanya netap kebingungan, tidak tau apa yang ingin mereka lakukan lagi. Akhirnya mereka bertiga pun hening, Kiana dan Renaya bermain hp masing masing.

AKU, KAMU, DAN SAHABATKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang