BAB 1

272 132 23
                                    

                            AWAL

"WOI, WOI ADA YANG LAGI BERANTEM CUY."

Anansya, Kiana, dan Renaya merasa kebingungan setelah mendengar perkataan temannya. Seluruh anak SMA Nusantara berlari ke arah belakang sekolah, ingin menyaksikan perkelahian tersebut.

"Re, Ki ayo liat orang berantem, gua kepo euyyy, seru deh kayaknya."
Anansya menarik-narik tangan sahabatnya itu.

"Males, Assya. paling cuma masalah percintaan," jawab Kiana dengan wajah malasnya.

"Iihhh. Ayo lah nanti kalo udah selesai gak bakal seru." Kiana pun menghela napasnya. Walapun terpaksa, tapi demi sahabatnya yang super duper kepo ini, mau tidak mau dia mengikuti ajakannya untuk melihat orang berkelahi.

Sesampainya di belakang sekolah, sudah banyak anak SMA Nusantara yang melihat aksi pertengkaran tersebut. Ternyata itu adalah pertengkaran antara seorang perempuan dan seorang laki-laki. Setelah Anansya mengetahui  latar belakang pertengkaran tersebut disebabkan oleh si cewek yang selingkuh dengan salah satu anak SMA Cakrawala yaitu Revan. Siapa yang gak marah coba, lihat orang yang kita sayangi dan cintai selingkuh?

Anansya yang mulai kasihan dengan si laki-laki pun langsung menghadap pada sahabatnya.

"Re, Ki, kasihan banget tuh cowok. Dia kayaknya tulus banget gak sih sampai nangis gitu? Bodoh banget tuh cewek anjir." Anansya menggoyang-goyangkan lengan sahabatnya dengan raut wajah yang penuh rasa kasihan.

"Iya anjir bodoh banget. Ewh." Renaya melihat dengan sinis dan raut wajah yang jijik melihat kearah perempuan itu.

"Pepet aja, Assya. Bisa tuh, kayaknya mereka mau putus. Lo kan paling bisa luluhin cowok, sabi kali ahahaha." Kiana menaikturunkan alisnya dan melontarkan kalimat itu tanpa aba-aba dan tersenyum pada Anansya.

"Eh iya juga cuy. Pinter banget lo, Ki."
"Re, Ki, lo berdua pada disini dulu jangan ikutin gua. Gua mau bawa tuh cowok biar damai, kalau mereka ga berhenti bertengkar bisa gawat ketahuan guru bk."

Renaya dan Kiana kaget setelah mendengarkan Anansya, mereka berdua sangat kebingungan dengan apa yang dimaksud Anansya.

Anansya dengan berani menghampiri dua insan yang sedang bertengkar.

Dia langsung mendekati telinga si cowok.

"Ikut gua, lo gak malu apa diliatin orang rame? Yang ada bikin guru bk juga dateng," bisik Anansya.

Cowok itu meladenin ucapan Anansya dan langsung mengikuti arah Anansya pergi. Ia heran, kenapa ada cewek yang berani banget nyuruh dia di saat suasana lagi panas. Lebih herannya lagi, kenapa ia meladenin ucapan Anansya.

Anak SMA Nusantara saling berbisik satu sama lain, karena mereka bingung siapa cewek yang berani mengajak cowok itu dan meninggalkan pacarnya.

"Siapa sih itu? Berani banget."
"Iya, sok baik banget. Ewh."
"Dia mau jadi pahlawan kesiangan tuh, tau banget gua orang-orang kayak begitu."

Anansya mengajaknya ke taman sekolah. Sesampainya di taman, Anansya menyuruh dia duduk.

"Kenapa?" tanya Anansya pada cowok itu.
"Apanya yang kenapa?" jawab cowok tersebut dengan suara yang lantang dan amarah yang masih mendarah daging.

Anansya menghela napasnya karena dia tau si cowok masih marah dengan kejadian tadi.

"Tarik napas dulu, emosi mulu lo dari tadi," suruh Anansya yang seolah-olah sudah akrab dengan cowok itu.

Dia pun memasang muka bingung dan mengerutkan dahinya, tetapi cowok tersebut mengikuti perintah Anansya tanpa berpikir hal lain.

Ketika Anansya mengetahui bahwa dia sudah bisa diajak bicara dengan tenang, dia langsung melontarkan pertanyaan

AKU, KAMU, DAN SAHABATKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang